Perkembangan Teknologi

Mengenal Inisiatif Made in China 2025 yang Ditakuti AS & UE

Roy Franedya, CNBC Indonesia
29 June 2018 13:50
Mengenal Inisiatif Made in China 2025 yang Ditakuti AS & UE
Foto: REUTERS/David Gray
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali melancarkan serangan baru kepada China. Setelah mengenakan tarif bea masuk tinggi pada sejumlah produk China, kini Trump berencana membatasi ekspansi dan investasi China di bidang teknologi.

Pada hari Minggu waktu setempat (24/6/2018), Trump dikabarkan berencana melarang banyak perusahaan China berinvestasi pada perusahaan teknologi AS dan akan memblokir ekspor teknologi ke China, seperti dilaporkan oleh The Wall Street Journal (WSJ) dan dilansir dari CNBC International.


Kedua langkah tersebut rencananya akan diumumkan akhir pekan ini. Trump menuduh China sedang berusaha mencuri teknologi AS untuk mensukseskan Inisiatif Made in China 2025, sebuah prakarsa untuk menjadikan Negeri Tirai Bambu sebagai pemain global dalam bidang teknologi.

Lalu, apa yang dimaksud inisiatif Made in China 2025 yang akan menjadikan China sebagai pemain global dalam bidang teknologi?

Inisiatif Made in China 2025 diluncurkan oleh Perdana Menteri China Li Keqiang pada Mei 2015. Inisiatif ini terinspirasi program Industri 4.0 yang dicetuskan Jerman untuk industri manufaktur dengan menggunakan teknologi tingkat tinggi tetapi inisiatif China ini berkembang lebih luas.

Made in China 2025 menjadi peta jalan China untuk mendorong para pengusaha domestik meningkatkan kemamapuan dan kompetensi dalam industri teknologi tinggi, menjadi yang teratas dalam rantai pasok yang akhirnya membawa China lols dari "middle income trap" yang dikeluhkan negara berkembang lainnya.

Ada 10 industri yang disasar dalam teknologi:
  1. Industri teknologi informasi canggih baru termasuk artificial intellegence (AI) hingga quantum computing.
  2. Industri peralatan mesin otomatis dan robotika.
  3. Industri aerospace dan aeronautika.
  4. Industri peralatan maritim dan pengiriman berteknologi tinggi (high-tech).
  5. Industri peralatan transportasi kereta api modern.
  6. Industri mobil tanpa sopir (self-driving) dan kendaraan dengan energi terbarukan.
  7. Industri peralatan listrik.
  8. Industri agrikultur
  9. Industri bahan baru
  10. Industri biopharma dan produk medis canggih.


Dengan inisiatif ini, konten domestik pada industri komponen inti dan materialnya akan meningkat menjadi 40% pada 2020 dan 70% pada 2025. China berambisi menjadi kekuatan manufaktur global pada 2049.

Mengutip South China Morning Post, pemerintah berharap pada 2025 produktivitas sektor manufaktur akan meningkat secara besar-besaran melalui inovasi, menciptakan perusahaan multinasional yang bersaing secara global dengan keunggulan pada penghematan sumber daya dan ramah lingkungan.


"Manufaktur merupakan jalan keluar China untuk mendorong ekonomi baru dan keunggulan kompetitif global baru," ujar pemerintah China dalam keterangan resminya (19/5/2015).

Rencana itu muncul ketika ekonomi China melambat dan sektor manufaktur low-end kehilangan tenaga di tengah meningkatnya biaya tenaga kerja, menyusutnya permintaan ekspor, dan keterbatasan sumber daya dan lingkungan.

Tahun 2014, China menghabiskan lebih dari US$210 miliar mengimpor chip. Jumlah ini lebih tinggi ketimbang anggaran yang dihabiskan untuk membeli minyak mentah. China akan membuat terobosan dalam teknologi kunci, termasuk meningkatkan kemampuan adaptasi chip komputer rumahan, meningkatkan teknologi komunikasi seluler, dan memproduksi robotik multiguna.

China telah mengalami kemajuan dalam meningkatkan sektor manufaktur high-end dalam beberapa tahun terakhir, seperti membangun kereta api berkecepatan tinggi. Tetapi, pemerintah juga menghadapi kemunduran ketika negara tersebut memerangi birokrasi yang tercekik dan korupsi yang mengakar.


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular