RDG Juni, Pembuktian Pro Stability Pro Growth Perry Warjiyo

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
29 June 2018 08:49
Hari ini BI juga akan mengumumkan relaksasi LTV baru.
Foto: CNBC Indonesia/Donald Banjarnahor
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) pada, Jumat (29/6/2018) dijadwalkan merilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDB) yang sudah berlangsung dalam dua hari terakhir. BI diperkirakan akan kembali menaikkan bunga acuan.

Berdasarkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, bank sentral diperkirakan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5%. Keputusan ini untuk menstabilisasi nilai tukar rupiah.

Sinyal kenaikan bunga acuan memang sudah muncul ke permukaan sejak pertengahan bulan ini. Gubernur BI Perry Warjiyo menegaskan tak segan-segan menempuh kebijakan lanjutan untuk menjaga stabilitas perekonomian, khususnya nilai tukar.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah sudah melemah hingga 3,2% terhadap dolar AS setelah libur Lebaran. Bahkam kemarin, mata uang Garuda sempat menembus kisaran level Rp 14.300/US$ atau terlemah sejak Oktober 2015.

Kondisi tersebut, tentu semakin menguatkan sinyal kenaikan suku bunga acuan BI dalam RDG kali ini. Ketika bunga acuan bank sentral naik, maka akan mengundang aliran modal asing masuk dan menjadi penopang pijakan rupiah.

Meskipun dalam jangka menengah panjang, harus diakui kenaikkan bunga acuan akan berdampak negatif terhadap akselerasi ekonomi. Namun, BI pun sudah memiliki langkah untuk mengatasi hal tersebut.

Dalam RDG bulan ini, bank sentral diyakini akan memperkenalkan relaksasi aturan uang muka kredit kepemilikan rumah atau Loan to Value (LTV). Ada perubahan yang cukup signifikkan dari payung hukum tersebut.

Misalnya, penurunan besaran uang muka pembiayaan rumah menjadi nol persen bagi pembeli rumah pertama. Selain itu, BI pun akan memperkenalkan beberapa kebijakan lainnya seperti pencairan KPR secara inden maupun income rules.

BI mengharapkan, kebijakan tersebut mampu mendorong akselerasi perenonomian, mengingat sektor perumahan selama ini menjadi salah satu sektor yang memiliki dampak yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi.

Apakah BI sudah betul-betul menjaga stabilitas tanpa mengurangi stimulus ke perekonomian? 



(roy) Next Article BI Turunkan Suku Bunga Acuan BI 7-Days RR 25 Bps Jadi 4,25%

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular