
Perkembangan Teknologi
Petinggi Korut Ketahuan Gunakan iPhone dan Windows
Roy Franedya, CNBC Indonesia
14 June 2018 13:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara dikenal sebagai salah satu negara yang mengisolasi diri dan menolak pengaruh negara lain. Bahkan negara ini lebih memilih untuk mengembangkan teknologi sendiri.
Tetapi siapa sangka jika para petinggi di Korut bisa mengguna produk-produk teknologi terbaru dari perusahaan seperti Apple atau Microsoft. Hal ini diungkapkan perusahaan keamanan siber Recorded Future.
Perusahaan asal Amerika Serikat (AS) melacark bagaimana orang mengakses internet dari Korea Utara. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa elit yang berkuasa di negara itu menggunakan Microsoft Windows dan Apple iPhone untuk online.
Penelitian tersebut mengungkapkan "kehadiran perangkat keras (hardaware) dan perangkat lunak (software) Amerika sangat luar biasa pada jaringan Korea Utara dan dgunakan sehari-hari oleh para pemimpin senior Korea Utara," kata perusahaan itu dalam laporan yang diterbitkan Rabu (13/4/2018) seperti dilansir dari CNN.
Penggunaan teknologi Amerika tidak diyakini tersebar luas di negara ini.
"Paling banyak, hanya lingkaran dalam kepemimpinan Korea Utara, seperti partai, militer, dan pemimpin intelijen dan keluarga. Mereka diizinkan untuk memiliki komputer dan secara independen memanfaatkan internet global," kata laporan itu.
Beberapa teknologi mungkin telah digunakan untuk serangan siber, menurut Recorded Future, yang menyediakan intelijen ancaman real-time yang didukung oleh pembelajaran mesin.
Meskipun sebagian besar serangan cyber Korea Utara diyakini dilakukan oleh peretas yang beroperasi di luar negeri, "minoritas kecil" datang dari dalam, kata Recorded Future.
"Ini berarti bahwa secara minimal, teknologi AS telah memungkinkan operasi siber Korea Utara yang tidak stabil, mengganggu, dan merusak," kata laporan itu.
Para ahli keamanan siber dan lembaga pemerintah telah menghubungkan Korea Utara dengan berbagai tindakan terlarang di dunia maya, termasuk melumpuhkan serangan ransomware, peretasan Sony Pictures tahun 2015, spionase dunia maya dan pencurian di bank-bank di seluruh dunia.
Rezim Kim Jong Un telah berulang kali membantah terlibat dalam serangan siber internasional.
Recorded Future menemukan bahwa Korea Utara menggunakan perangkat yang lebih lama, seperti iPhone 4S, serta yang lebih baru seperti iPhone X. Komputer di sana menjalankan perangkat lunak Microsoft dari Windows 7 ke Windows 10.
Apple menolak berkomentar untuk artikel ini. Microsoft tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Teknologi Amerika berada di Korea Utara karena penerapan sanksi yang tidak konsisten, dan penghindaran rezim terhadap sanksi-sanksi itu, kata laporan itu.
Untuk mendapatkan teknologi luar negeri, Korea Utara telah mendirikan perusahaan-perusahaan cangkang (shell company), menggunakan warga Korea Utara yang tinggal di luar negeri dan menyadap "jaringan kejahatan" menurut laporan itu.
Tetapi beberapa software dan hardware AS juga ada ke negara sah secara hukum. Mengutip data Departemen Perdagangan, Recorded Future mencatat bahwa antara tahun 2002 dan 2017, AS mengekspor barang senilai US$ 485.000 untuk "produk komputer dan elektronik" ke Korea Utara.
Barang yang diekspor termasuk smartphone dan laptop "yang secara legal dapat memasok sebagian dari kebutuhan elektronik elit yang berkuasa", kata laporan itu.
Amerika Serikat dan beberapa sekutu utamanya telah memperketat pembatasan penjualan barang-barang elektronik ke Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, tetapi negara-negara lain seperti Cina telah mengambil pendekatan yang lebih longgar.
"Kecuali ada upaya terpadu secara global untuk memberlakukan sanksi komprehensif ... dan kerja sama multilateral untuk memastikan bahwa sanksi-sanksi ini tidak dapat digagalkan oleh jaringan perusahaan-perusahaan cangkang, Korea Utara akan dapat melanjutkan operasi cyberwarfare (perang di dunia maya) tanpa bantuan teknologi Barat, "laporan itu memperingatkan.
(roy/roy) Next Article Pembelot Korut Ini Yakin 99% Kim Jong-un Wafat Pekan Lalu
Tetapi siapa sangka jika para petinggi di Korut bisa mengguna produk-produk teknologi terbaru dari perusahaan seperti Apple atau Microsoft. Hal ini diungkapkan perusahaan keamanan siber Recorded Future.
Penggunaan teknologi Amerika tidak diyakini tersebar luas di negara ini.
"Paling banyak, hanya lingkaran dalam kepemimpinan Korea Utara, seperti partai, militer, dan pemimpin intelijen dan keluarga. Mereka diizinkan untuk memiliki komputer dan secara independen memanfaatkan internet global," kata laporan itu.
Beberapa teknologi mungkin telah digunakan untuk serangan siber, menurut Recorded Future, yang menyediakan intelijen ancaman real-time yang didukung oleh pembelajaran mesin.
Meskipun sebagian besar serangan cyber Korea Utara diyakini dilakukan oleh peretas yang beroperasi di luar negeri, "minoritas kecil" datang dari dalam, kata Recorded Future.
"Ini berarti bahwa secara minimal, teknologi AS telah memungkinkan operasi siber Korea Utara yang tidak stabil, mengganggu, dan merusak," kata laporan itu.
Para ahli keamanan siber dan lembaga pemerintah telah menghubungkan Korea Utara dengan berbagai tindakan terlarang di dunia maya, termasuk melumpuhkan serangan ransomware, peretasan Sony Pictures tahun 2015, spionase dunia maya dan pencurian di bank-bank di seluruh dunia.
Rezim Kim Jong Un telah berulang kali membantah terlibat dalam serangan siber internasional.
Recorded Future menemukan bahwa Korea Utara menggunakan perangkat yang lebih lama, seperti iPhone 4S, serta yang lebih baru seperti iPhone X. Komputer di sana menjalankan perangkat lunak Microsoft dari Windows 7 ke Windows 10.
Apple menolak berkomentar untuk artikel ini. Microsoft tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Untuk mendapatkan teknologi luar negeri, Korea Utara telah mendirikan perusahaan-perusahaan cangkang (shell company), menggunakan warga Korea Utara yang tinggal di luar negeri dan menyadap "jaringan kejahatan" menurut laporan itu.
Tetapi beberapa software dan hardware AS juga ada ke negara sah secara hukum. Mengutip data Departemen Perdagangan, Recorded Future mencatat bahwa antara tahun 2002 dan 2017, AS mengekspor barang senilai US$ 485.000 untuk "produk komputer dan elektronik" ke Korea Utara.
Barang yang diekspor termasuk smartphone dan laptop "yang secara legal dapat memasok sebagian dari kebutuhan elektronik elit yang berkuasa", kata laporan itu.
Amerika Serikat dan beberapa sekutu utamanya telah memperketat pembatasan penjualan barang-barang elektronik ke Korea Utara dalam beberapa tahun terakhir, tetapi negara-negara lain seperti Cina telah mengambil pendekatan yang lebih longgar.
"Kecuali ada upaya terpadu secara global untuk memberlakukan sanksi komprehensif ... dan kerja sama multilateral untuk memastikan bahwa sanksi-sanksi ini tidak dapat digagalkan oleh jaringan perusahaan-perusahaan cangkang, Korea Utara akan dapat melanjutkan operasi cyberwarfare (perang di dunia maya) tanpa bantuan teknologi Barat, "laporan itu memperingatkan.
(roy/roy) Next Article Pembelot Korut Ini Yakin 99% Kim Jong-un Wafat Pekan Lalu
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular