
Naik 4 Hari Berturut, Batu Bara Cetak Rekor di US$116/Ton
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
14 June 2018 12:21

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga batu bara ICE Newcastle kontrak berjangka ditutup kembali menguat 0,39% ke US$116,00/ton pada perdagangan hari Rabu (13/06/2018). Harga batu bara yang meroket selama 4 hari terakhir menyebabkan harga sang emas hitam terus mencetak rekor terbaru sejak Februari 2012.
Keberhasilan harga batu bara untuk mencapai level ini tidak lepas dari performa mingguan yang positif selama 8 pekan berturut-turut. Penyebabnya adalah meroketnya permintaan sumber energi utama dunia pada semester-I 2018 ini, khususnya di Asia. Padahal nasib komoditas tersebut sempat dipertanyakan mengingat dampak lingkungan yang dihasilkan.
Namun nyatanya, permintaan terhadap komoditas tersebut tetaplah tinggi. Setidaknya negara-negara Asia seperti China, India, Jepang, hingga Korea Selatan masih mengimpor komoditas ini. Selama periode Januari-Mei 2018, Impor batu bara China naik 10,2% secara year-on-year (YoY). Sementara impor india naik, 3,3% YoY, Jepang naik 3,2% YoY, dan Korea Selatan naik 0,98% YoY. Dari keempat negara tersebut, total permintaan batu bara diperkirakan menembus 16,1 juta ton.
Jumlah impor batu bara diperkirakan akan terus mengalami kenaikan. Misalnya China, Dengan kondisi cuaca dingin yang ekstrem mendorong permintaan terhadap batu bara meningkat. Di sisi lain, dalam memenuhi kebutuhan listrik, China masih bergantung kepada penggunaan komoditas tersebut.
US Energy Information Administration memproyeksi penggunaan batu bara sebagai bahan baku energi listrik masih cukup tinggi selama periode 2015-2025 dengan porsi hingga 72%.
Kondisi ini bisa menjadi cuaca mendukung bagi permintaan harga batu bara sehingga mendorong harganya akan terus naik dan mencetak rekor-rekor baru dalam beberapa periode mendatang.
(alf/wed) Next Article Terpukul Pandemi, Harga Batu Bara Bisa di Bawah USD 50/ton
Keberhasilan harga batu bara untuk mencapai level ini tidak lepas dari performa mingguan yang positif selama 8 pekan berturut-turut. Penyebabnya adalah meroketnya permintaan sumber energi utama dunia pada semester-I 2018 ini, khususnya di Asia. Padahal nasib komoditas tersebut sempat dipertanyakan mengingat dampak lingkungan yang dihasilkan.
Namun nyatanya, permintaan terhadap komoditas tersebut tetaplah tinggi. Setidaknya negara-negara Asia seperti China, India, Jepang, hingga Korea Selatan masih mengimpor komoditas ini. Selama periode Januari-Mei 2018, Impor batu bara China naik 10,2% secara year-on-year (YoY). Sementara impor india naik, 3,3% YoY, Jepang naik 3,2% YoY, dan Korea Selatan naik 0,98% YoY. Dari keempat negara tersebut, total permintaan batu bara diperkirakan menembus 16,1 juta ton.
US Energy Information Administration memproyeksi penggunaan batu bara sebagai bahan baku energi listrik masih cukup tinggi selama periode 2015-2025 dengan porsi hingga 72%.
![]() |
Kondisi ini bisa menjadi cuaca mendukung bagi permintaan harga batu bara sehingga mendorong harganya akan terus naik dan mencetak rekor-rekor baru dalam beberapa periode mendatang.
(alf/wed) Next Article Terpukul Pandemi, Harga Batu Bara Bisa di Bawah USD 50/ton
Most Popular