
Internasional
Baidu Jual Saham Mayoritas Unit Jasa Keuangannya Rp 26,3 T
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
30 April 2018 15:09

Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa teknologi asal China Baidu Inc berencana menjual saham mayoritas di bisnis jasa keuangannya dengan nilai sekitar US$1,9 miliar atau Rp 26,3 triliun kepada sebuah konsorsium yang dipimpin oleh TPG Capital Management LP dan Carlyle Group LP.
Penjualan itu dilakukan karena perusahaan tengah mengincar pendanaan untuk mengakuisisi perusahaan teknologi finansial (fintech) yang sudah mapan di China.
Reuters menulis investasi itu akan memberi Baidu kekuatan yang diperlukan untuk menantang kekuasaan pesaingnya Alibaba Group Holding Ltd dan Tencent Holdings Ltd di sektor jasa keuangan, serta membantu usaha Baidu dalam mencari aliran pendapatan di luar bisnis intinya, yaitu pencarian internet.
Kesepakatan itu muncul ketika pemerintah China memperketat regulasi di pasar pinjaman untuk mengendalikan aktivitas bank gelap (shadow banking) dan mendorong bank memangkas kredit macet.
Financial Services Group Baidu (Baidu FSG) menjalankan sistem pembayaran Baidu Wallet, sebuah layanan kredit online dan kanal pengelolaan kekayaan online. Unit bisnis itu memiliki beberapa lisensi keuangan kecil, seperti lisensi pembayaran pihak ketiga dan lisensi penjualan dana.
Baidu akan tetapi memiliki sekitar 42% saham di unit yang namanya akan diganti menjadi Du Xiaoman Financial dan beroperasi mandiri atau terpisah dari Baidu. Sisa saham Du Xiaoman akan dimiliki oleh sebuah konsorsium yang anggotanya termasuk Taikang Group dan ABC International Holdings Ltd, kata Baidu.
Guang Zhu, Wakil Direktur Senior di Baidu dan General Manager di bisnis jasa keuangan, akan menjadi CEO dari Du Xiaoman, kata Baidu dalam pernyataan resmi hari Minggu (29/4/2018).
"Di era fintech masa depan, Du Xiaoman akan meningkatkan kemampuan teknologi dari Baidu AI [artificial intelligence atau kecerdasan buatan] untuk bermitra dengan institusi keuangan dan menghadirkan layanan berbasis teknologi terpecaya ke konsumen China," kata Zhu.
Reuters melaporkan di bulan Januari, penyedia layanan mesin pencarian asal China itu mengincar investor baru untuk masuk ke unit keuangannya dengan kesepakatan mencapai US$2 miliar.
Dalam pernyataan terpisah, TPG mengatakan akan bersama-sama dengan co-investor untuk berinvestasi sekitar US$1 miliar di kesepakatan, yang diprediksi akan selesai dalam dua sampai tiga bulan itu.
Baidu FSG, yang diluncurkan tahun 2015, memiliki saldo pinjaman senilai 28 miliar yuan (US$4,42 miliar) di akhir tahun 2017.
(prm) Next Article Akankah Kecerdasan Buatan Gantikan Peran Manusia?
Penjualan itu dilakukan karena perusahaan tengah mengincar pendanaan untuk mengakuisisi perusahaan teknologi finansial (fintech) yang sudah mapan di China.
Reuters menulis investasi itu akan memberi Baidu kekuatan yang diperlukan untuk menantang kekuasaan pesaingnya Alibaba Group Holding Ltd dan Tencent Holdings Ltd di sektor jasa keuangan, serta membantu usaha Baidu dalam mencari aliran pendapatan di luar bisnis intinya, yaitu pencarian internet.
Financial Services Group Baidu (Baidu FSG) menjalankan sistem pembayaran Baidu Wallet, sebuah layanan kredit online dan kanal pengelolaan kekayaan online. Unit bisnis itu memiliki beberapa lisensi keuangan kecil, seperti lisensi pembayaran pihak ketiga dan lisensi penjualan dana.
Baidu akan tetapi memiliki sekitar 42% saham di unit yang namanya akan diganti menjadi Du Xiaoman Financial dan beroperasi mandiri atau terpisah dari Baidu. Sisa saham Du Xiaoman akan dimiliki oleh sebuah konsorsium yang anggotanya termasuk Taikang Group dan ABC International Holdings Ltd, kata Baidu.
Guang Zhu, Wakil Direktur Senior di Baidu dan General Manager di bisnis jasa keuangan, akan menjadi CEO dari Du Xiaoman, kata Baidu dalam pernyataan resmi hari Minggu (29/4/2018).
"Di era fintech masa depan, Du Xiaoman akan meningkatkan kemampuan teknologi dari Baidu AI [artificial intelligence atau kecerdasan buatan] untuk bermitra dengan institusi keuangan dan menghadirkan layanan berbasis teknologi terpecaya ke konsumen China," kata Zhu.
Reuters melaporkan di bulan Januari, penyedia layanan mesin pencarian asal China itu mengincar investor baru untuk masuk ke unit keuangannya dengan kesepakatan mencapai US$2 miliar.
Dalam pernyataan terpisah, TPG mengatakan akan bersama-sama dengan co-investor untuk berinvestasi sekitar US$1 miliar di kesepakatan, yang diprediksi akan selesai dalam dua sampai tiga bulan itu.
Baidu FSG, yang diluncurkan tahun 2015, memiliki saldo pinjaman senilai 28 miliar yuan (US$4,42 miliar) di akhir tahun 2017.
(prm) Next Article Akankah Kecerdasan Buatan Gantikan Peran Manusia?
Most Popular