Mulai Dilirik, Peminat Lelang Sukuk Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Jumlah peminat dalam lelang sukuk hari ini naik signifikan dibandingkan pada lelang sebelumnya. Pada lelang hari ini, Selasa (17/5/2022), jumlah penawaran yang masuk mencapai Rp 17,02 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan pada lelang sebelumnya yang hanya tercatat Rp 7,54 triliun.
Dari jumlah penawaran yang masuk, pemerintah mengambil Rp 4,28 triliun. Jumlah tersebut masih di bawah target indikatif (Rp 9 triliun). Namun, jumlah yang diambil jauh lebih tinggi dibandingkan pada lelang dua pekan lalu yakni Rp 2,01 triliun.
Kendati sudah jauh membaik, baik penawaran yang masuk ataupun jumlah yang diambil pada lelang hari ini masih di bawah rata-rata tahun 2022. Rata-rata penawaran yang masuk pada tahun ini mencapai Rp 26,36 triliun sementara jumlah yang diambil sebesar Rp 8 triliun.
Seperti diketahui, pemerintah melaksanakan lelang Surat Berharga Syariah Negara pada hari ini tanggal seri SPNS15112022 (new issuance), PBS031 (reopening), PBS032 (reopening), PBS029 (reopening), PBS034 (reopening) dan PBS033 (reopening).
Dari enam seri yang ditawarkan pada lelang hari ini, ada dua seri yang tidak terjual yakni PBS031 dan PBS032. Peminat terbesar ada di Surat Perbendaharaan SPNS15112022 yang jatuh tempo pada November 2022 dengan total penawaran sebanyak Rp 6,08 triliun.
Seri lain yang mendatangkan tawaran dalam jumlah besar adalah PBS029 yang jatuh tempo Maret 2034. Seri tersebut mendatangkan tawaran sebesar Rp 3,35 triliun.
Kendati peminat mulai membaik, yield yang diminta investor jauh lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya. Pada lelang hari ini, yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada seri PBS032 tenor empat tahun tercatat 6,24%. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada lelang sebelumnya yakni 5,18%.
Yield rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada seri PBS029 (jatuh tempo Maret 2034 tercatat) 7,05%, jauh lebih tinggi dibandingkan lelang sebelumnya yakni 6,66%.
Direktur Pembiayaan Syariah pada Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan jumlah penawaran pada lelang hari ini meningkat karena sejumlah faktor. Salah satunya adalah adanya Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo sebesar Rp 100,4 triliun pada hari ini. Adanya SBN jatuh tempo membuat investor mencari pengganti surat utang.
"Likuiditas pasca Ramadhan dan Idul Fitri bertahap kembali ke perbankan. Namun, incoming bids masih belum optimal (1,89 kali dari target lelang). Yield juga cenderung tinggi sehingga pemerintah hanya memenangkan sebesar Rp 4,28 triliun," tutur Dwi, kepada CNBC Indonesia.
Faktor lain yang mempengaruhi lelang hari ini adalah konflik geopolitik antara Rusia dan Ukraina belum terdapat tanda-tanda akan berakhir sehingga membuat ketidakpastian meningkat.
"Asing juga masih melanjutkan outflow di pasar SBN dimana sepekan terakhir asing mencatat net sell di pasar SBN sebesar Rp 4,85 triliun. Rilis data ekonomi di Amerika Serikat, China dan zona Eropa menunjukkan tone negatif," ujar Dwi.
Sebagai catatan, Amerika Serikat mencatatkan inflasi sebesar 8,3% (year on year/YoY) di bulan April. Kendati turun, inflasi masih bergerak dalam laju tertingginya selama 40 tahun. Sementara itu, Komisi Uni Eropa baru saja memangkas pertumbuhan zona Uni Eropa untuk tahun ini menjadi 2,7%, turun dari perkiraan sebelumnya 4%. Inflasi diperkirakan melonjak menjadi 6,1%, jauh lebih tinggi dibandingkan perkiraan semula di 3,5%.
Menyusul rendahnya jumlah yang diambil pada lelang hari ini maka pemerintah akan melakukan lelang SBSN tambahan (Green Shoe Option) pada Rabu, 18 Mei 2022. Empat seri yang akan dilelang adalah PBS032, PBS029, PBS034, dan PBS033.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Krik, Krik, Sepi... Lelang Sukuk Cuma Laku Rp 2 Triliun
(mae/mae)