Perang Bikin Investor Wait and See, Lelang Sukuk Sepi Peminat

Maesaroh, CNBC Indonesia
Selasa, 08/03/2022 16:08 WIB
Foto: Gedung Kementerian Keuangan (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Direktorat Jendral Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kembali melakukan lelang Lelang Surat Berharga Syariah Negara pada Selasa (8/3/2022) hari ini.

Surat berharga yang dilelang kali ini meliputi seri SPNS06092022 (new issuance), PBS031 (reopening), PBS032 (reopening), PBS029 (reopening), PBS034 (reopening) dan PBS033 (reopening) melalui sistem lelang Bank Indonesia.

Pada lelang hari ini, jumlah yang dimenangkan oleh pemerintah mencapai Rp 6,2 triliun, lebih rendah dari target indikatif yang ditetapkan pemerintah sebelumnya sebesar Rp 11 triliun. Jumlah yang dimenangkan pada lelang hari ini juga menjadi yang terendah sepanjang tahun 2022.


Adapun penawaran yang masuk (incoming bids) pada lelang hari ini hanya mencapai Rp 15,3 triliun, atau yang menjadi terendah sepanjang tahun ini.

Jumlah tersebut kurang dari setengah dari incoming bids yang masuk pada lelang Sukuk 22 Februari lalu yakni Rp 33,51 triliun.

Seri yang paling laris diincar investor pada lelang tahun ini adalah SPNS06092022. Incoming bids pada seri tersebut mencapai Rp 6,67 triliun, lebih dari setengah total bids yang masuk.

Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan loyonya penawaran yang masuk pada hari ini disebabkan sikap wait and see investor. Investor memilih menunggu dan melihat kondisi pasca serangan Rusia ke Ukraina.

"Memang langsung ke hit banget karena pengaruh Rusia-Ukraina. Investor asing lebih memilih wait and see sementara investor domestik mengikuti (langkah) investor asing," tutur Dwi, kepada CNBC Indonesia, Selasa (8/3).

Seretnya minat investor asing terlihat dari incoming bids asing yang hanya mencapai Rp 2,8 triliun pada lelang Sukuk hari ini. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan bids asing yang masuk pada lelang Sukuk dua pekan lalu yakni Rp 7,7 triliun.

Dwi menambahkan Indonesia masih menawarkan appetite yang menarik buat investor, termasuk dari sisi prospek ekonomi ataupun stabilitas nilai tukar rupiah.

Imbal hasil Sukuk Indonesia juga terbilang masih menarik. Dalam catatan DJPPR, yield Sukuk seri PBS032 pada akhir Februari berada di kisaran 4,91% sementara pada awal Januari berada di 4,79%.

Dwi menambahkan pemerintah memutuskan hanya mengambil Rp 6,2 triliun dari bids yang masuk karena yield yang diminta investor terlalu tinggi.

"Kita kan harus lihat spread yield nya juga, disesuaikan dengan target kita. Saya rasa penurunan (bids) ini hanya temporer, ini akan membaik lagi," ujar Dwi.

Sebagai catatan, pada lelang pertama Sukuk pertama (11/1) bids yang masuk mencapai Rp 55,35 triliun sementara yang dimenangkan sebesar Rp11 triliun. Pada lelang kedua (25/1), bids yang masuk mencapai Rp 38,29 triliun sementara yang diambil Rp 11 triliun.

Bids anjlok pada lelang ketiga (8/2) yang hanya mencapai Rp 29,39 triliun sementara yang dimenangkan Rp 11 triliun. Pada lelang keempat dua pekan lalu, bids yang masuk mencapai Rp 33,51 triliun sementara yang menangkan sebesar Rp 9 triliun.

Menyusul sedikitnya jumlah Sukuk yang dimenangkan pada hari ini, pemerintah berencana melaksanakan lelang SBSN tambahan (Green Shoe Option) pada hari Rabu, 9 Maret 2022 pada pukul 09.00-10.00 WIB. Adapun seri yang ditawarkan adalah PBS031, PBS032, PBS029, PBS034, dan PBS033.

Pelaksanaan lelang tambahan (Green Shoe Option) dapat diikuti oleh Bank Indonesia, LPS dan/atau dealer utama yang menyampaikan penawaran pembelian dalam lelang SBSN tanggal 8 Maret 2022.


(dru)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Peran "Penting" Bank Syariah Bantu Ekonomi RI Hadapi Gejolak