Aksi 'Buang' Dolar AS Bikin Kurs Riyal Arab Saudi Anjlok 1%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 August 2021 17:30
Mata Uang Riyal Arab Saudi (REUTERS/Faisal Al Nasser)
Foto: Mata Uang Riyal Arab Saudi (REUTERS/Faisal Al Nasser)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar riyal Arab Saudi ambrol melawan rupiah di pekan ini. Bahkan jika melihat ke belakang, riyal sebenarnya sudah membukukan pelemahan 4 pekan beruntun, meski tipis tipis saja dan baru di pekan ini mengalami penurunan tajam.

Pada Rabu (4/8/2021), riyal melemah 0,18% melawan rupiah ke Rp 3.816/SAR di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak pertengahan Juni lalu. Dalam 3 hari perdagangan di pekan ini, riyal sudah merosot lebih dari 1%, jauh lebih besar ketimbang pelemahan selama 4 pekan beruntun sebesar 0,5%.

Buruknya kinerja riyal tidak lepas dari jebloknya dolar Amerika Serikat (AS).

Untuk diketahui, Arab Saudi menerapkan kebijakan fixed exchange rate mata uang riyal terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sejak tahun 1986. US$ 1 ditetapkan setara 3,75 riyal.

Dengan kebijakan tersebut naik turunnya nilai tukar riyal melawan rupiah menjadi sama persis dengan dolar AS melawan rupiah, meski dengan persentase yang berbeda.

Bagaimana pun kondisi perekonomian Arab Saudi, pergerakan mata uangnya akan selalu copy paste dari dolar AS yang sepanjang pekan ini juga merosot lebih dari 1%.

Sejak pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pekan lalu. pelaku pasar untuk saat ini sedang menjauh dari dolar AS. Sebabnya, semakin menguatnya spekulasi jika The Fed tidak akan melalukan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) di tahun ini. Apalagi setelah rilis data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS yang lebih rendah dari prediksi.

Pelaku pasar sedang menanti rilis data tenaga kerja AS.

Data tenaga kerja merupakan salah satu acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter, dalam hal ini tapering.

Data tenaga kerja AS yang akan dirilis Jumat pekan ini. Hasil polling yang dilakukan Reuters menunjukkan tingkat pengangguran AS di bulan Juni turun menjadi 5,7% dari bulan sebelumnya 5,9%. Sementara perekrutan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non-farm payrolls/NFP) sebanyak 880.000 orang, lebih tinggi dari bulan Mei 850.000 orang.

Hasil polling tersebut terlihat cukup bagus, tetapi data klaim tunjangan pengangguran AS yang dirilis secara mingguan belakangan ini menunjukkan peningkatan dan lebih banyak dari hasil polling, yang menjadi tanda-tanda melemahnya pasar tenaga kerja AS.

Selain itu, hari ini akan dirilis data NFP versi Automatic Data Processing Inc. (ADP) yang kerap dijadikan acuan data tenaga kerja AS Jumat nanti. Sebelum rilis data tersebut, pelaku pasar akan hati-hati memegang dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fasilitas Minyak Arab Saudi Dirudal, Kurs Riyal Malah Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular