
Ya Salaam! Ini 5 Fakta Investasi Syariah di RI Makin Laris

Jakarta, CNBC Indonesia - Upaya pemerintah untuk terus meningkatkan literasi keuangan syariah mulai membuahkan hasil, terutama tampak dari perkembangan pasar modal syariah.
Peningkatan ini mulai terlihat dari terus meningkatnya partisipasi publik dalam berinvestasi pada instrumen keuangan syariah.
Setidaknya berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada lima fakta yang mencerminkan pertumbuhan pasar modal syariah.
Pertama, mengacu data BEI, jumlah saham syariah sejak 2011 telah naik 90,2% dari sebelumnya 237 saham menjadi 451 saham hingga 27 Oktober 2020 lalu.
Kedua, peningkatan daftar efek syariah (DES) ini juga seiring dengan bertambahnya jumlah investor pasar saham dalam negeri yang telah mencapai 3,13 juta atau meningkat 26,27% secara year to date (ytd).
Ketiga, data OJK menyebutkan hingga 27 Oktober 2020 nilai kapitalisasi pasar saham syariah mencapai Rp 3.061,6 triliun. Nilai tersebut mencapai 51,4% dari total kapitalisasi saham yang ada di BEI.
Data BEI juga menyebutkan, dari total transaksi saham, 53,7% di antaranya merupakan nilai transaksi saham syariah dengan volume 56,9% dan frekuensi 61,9% dari total frekuensi transaksi saham di BEI.
Keempat, faktor naiknya kapitalisasi pasar dan nilai transaksi memunculkan tren baru yakni maraknya perusahaan sekuritas anggota bursa (AB) menyediakan platform Syariah Online Trading System (SOTS)
Tercatat jumlah investor yang menggunakan platform ini mencapai 80.152 investor, naik 1.500% dari sebelumnya 4.908 investor pada 2015.
Menanggapi ini, Direktur Retail dan Treasury PT Mandiri Sekuritas Theodora VN Manik mengatakan peningkatan jumlah investor ini seiring dengan besarnya populasi Muslim di dalam negeri sehingga terbuka peluang investasi berbasis syariah, termasuk investasi pasar modal syariah.
Sekuritas ini juga mencatatkan peningkatan jumlah investor syariah sepanjang tahun ini sebesar 57% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
"Di era digital saat ini, masyarakat memiliki kemudahan untuk mengakses informasi mengenai produk-produk investasi pasar modal syariah," terangnya, di Jakarta, Kamis (19/11/2020).
Kelima, bertambahnya produk pasar modal syariah yang tak hanya saham syariah, tapi juga sukuk alias obligasi syariah dan reksa dana syariah.
Saat ini sukuk korporasi jumlahnya mencapai 163, sukuk negara sebanyak 65 dan lainnya adalah 284 reksa dana syariah.
Director & Chief Legal, Risk and Compliance Officer PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Justitia Tripurwasani mengatakan industri reksa dana syariah di Indonesia terus mengalami peningkatan, terutama dalam 5 tahun terakhir. Tercatat dalam periode tersebut terjadi kenaikan 600% pada reksa dana syariah.
"Demikian pula dalam setahun terakhir, AUM [dana kelolaan, asset under management] reksa dana syariah juga masih terus mengalami pertumbuhan yang menggembirakan. Kami melihat masih banyak peluang pertumbuhan, mengingat semakin banyak orang yang sadar akan pentingnya berinvestasi secara halal," kata Justitia.
Selain itu, dia menilai, potensi pertumbuhan industri ini juga masih cukup besar, pasalnya saat ini jumlah dana kelolaan atau AUM reksa dana syariah masih cukup ketinggalan jika dibanding dengan reksa dana konvensional.
Data OJK menunjukkan, AUM reksa dana syariah masih mencapai Rp 71,6 triliun, dibanding dengan reksa dana konvensional yang sebesar Rp 438,4 triliun.
Namun demikian, pertumbuhan signifikan di industri reksa dana syariah ini juga tak terlepas dari adanya peran agen penjual reksa dana (APERD) yang menggunakan platform digital.
Salah satu APERD, PT Raiz Invest Indonesia menyebutkan peluang pertumbuhan investor saat ini sangat besar dengan menyasar investor milenial. Ditunjang dengan itu, permintaan masyarakat terhadap produk investasi syariah juga semakin meningkat.
Ini salah satu alasan perusahaan untuk bekerja sama dengan MAMI untuk memasarkan produk reksa dananya.
"Kami senang sekali bisa bekerja sama dengan MAMI dalam menyediakan produk investasi yang halal, berkualitas, dan sangat terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk milenial. Melalui kerja sama dengan MAMI, salah satu perusahaan manajer investasi yang terbesar dan terpercaya di Indonesia, kami yakin Raiz dapat memperluas penetrasi pasar," kata Fahmi Arya, CEO Raiz.
Dia menyebutkan bahwa, untuk berinvestasi melalui platform digital saat ini sudah sangat mempermudah investor dengan nilai investasi minimal hanya Rp 10.000.
Selain itu, investor juga bisa menyesuaikan rencana investasinya secara berkala (recurring) sehingga bisa menjaga kedisiplinan berinvestasi dengan mengatur jadwal dan jumlah dana yang akan diinvestasikan secara berkala.
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Surprise! Selama Pandemi Investor Saham Syariah Tambah 20%
