Surprise! Selama Pandemi Investor Saham Syariah Tambah 20%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia mencatat jumlah investor ritel syariah tumbuh selama pandemi corona (covid-19). Sampai dengan Agustus 2020, investor syariah di pasar modal tumbuh lebih dari 20% menjadi 78.000 ribu investor.
Irwan Abdalloh, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI menuturkan, pandemi justru mendorong terus bertumbuhnya investor ritel syariah. Dia pun menuturkan, di saat pandemi ini, transaksi saham syariah, justru lebih tinggi dibanding kondisi normal dibanding periode sama 2019.
"Ini yang menarik, kita akan berubah jika dipaksa. Dulu sebelum pandemi, berapa kali seminggu nongkrong di warung kopi, sekarang, dipaksa tidak melakukan hal yang tidak perlu, dana satu minggu habis 3 kali nongkrong, ada uang sisa, apakah belanja online atau pindah menjadi investasi portofolio," kata Irwan, dalam seminar syariah bertajuk "Investasi di Pasar Modal Syariah sebagai Gaya Hidup" yang dihelat secara daring, Jumat (23/10/2020).
Hal ini juga sudah terlihat dari laris manisnya produk syariah seperti penerbitan sukuk riitel pemerintah yang kelebihan permintaan, dari target Rp 5 triliun namun terealisasi ternyata lebih besar Rp 25 triliun.
Menurutnya, budaya shifting dari yang sebelumnya konsumtif ke investasi sudah memenuhi prinsip-prinsip syariah, terlebih jika memilih portofolio saham-saham syariah.
"Pasar kita terbesar di dunia dari sisi investasi maupun supply, sekarang, yang kita selalu lakukan dengan stakeholder, pelaku pasar menggali potensi tersebut," kata Irwan melanjutkan.
Di sisi lain, otoritas bursa juga terus berkolaborasi dengan berbagai elemen seperti OJK, pelaku pasar, DSN-MUI, perusahaan MI dan menjalin kerja sama dengan komunitas untuk terus meningkatkan pangsa pasar syariah yang potensinya masih sangat besar.
Pada kesempatan senada, Fadilah Kartikasasi, Direktur Pasar Modal Syariah Otoritas Jasa Keuangan menyoroti mengenai pentingnya memperdalam pasar keuangan syariah, terutama bagi kalangan kaum muda.
Pasalnya, jika dilihat dari demografi penduduk Indonesia, masih ada sekitar 20% dari generasi milenial yang masih belum teredukasi mengenai pengetahuan investasi, menurutnya budaya berinvestasi, khususnya pasar modal harus lebih dikenalkan sejak dini.
Pasar modal syariah, kata Fadilah punya beberapa keunggulan, di antaranya fundamental yang lebih resilience karena menerapkan rasio utang terhadap ekuitas tidak boleh lebih dari 45%.
"Produk pasar modal syariah juga sudah beragam, lebih dari 400 saham yang tercatat di Bursa saat ini, 50% emiten ada kriteria saham syariah," kata Fadilah, Jumat (23/10/2020).
Selain itu, beberapa produk yang bisa menjadi pilihan investasi di pasar modal syariah juga melalui sukuk negara, reksa dana syariah, wakaf saham, sukuk tabungan dan lainnya, disesuaikan dengan profil risiko investor yang saat ini sudah bisa dilakukan dengan mudah melalui gawai.
[Gambas:Video CNBC]
BI: Banyak Negara Non Muslim Terapkan Sistem Keuangan Syariah
(hps/hps)