Rupiah Garang & Haji Ditunda, Kurs Riyal Saudi Jeblok 1,3%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 June 2020 20:04
An employee counts Saudi Riyals bills at a money exchange office in central Cairo, Egypt, March 20, 2019. REUTERS/Mohamed Abd El Ghany
Foto: Riyal (REUTERS/Mohamed Abd El Ghany)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar riyal Arab Saudi (SAR) jeblok melawan rupiah pada perdagangan Selasa (2/6/2020). Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya membuat rupiah garang.

Sebaliknya, kurs riyal diterpa kabar tak sedap pembatalan pengiriman jemaah haji asal Indonesia yang bakal menekan permintaan atas mata uang tersebut. Dalam keterangan pers via konferensi video, Selasa (2/6/2020), Menteri Agama Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi mengungkapkan status mereka.

"Seiring keluarnya kebijakan pembatalan haji ini, jamaah haji reguler dan khusus yang telah melunasi biaya haji atau BPIH tahun ini, akan menjadi jamaah haji tahun 1442 H atau 2021 mendatang," kata Fachrul.

Riyal pada hari ini melemah 1,3% ke Rp 3.830/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang terlemah sejak 12 Maret.

New normal atau singkatnya menjalankan kehidupan dengan protokol kesehatan yang ketat di tengah pandemi penyakit virus corona (Covid-19) mulai dilakukan di seluruh belahan bumi ini. Dengan demikian, roda bisnis perlahan kembali berputar sehingga berpeluang terlepas dari ancaman resesi global.



New normal tersebut membuat mood pelaku pasar membaik, sehingga mengalirkan investasinya ke aset-aset berisiko. Rupiah menjadi salah satu yang diuntungkan, sehingga menjadi perkasa pada hari ini.

Salah satu sinyal derasnya aliran modal ke dalam negeri datang dari lelang obligasi atau Surat Berharga Negara (SBN) yang penawarannya mencapai 105,27 triliun. Ini adalah yang tertinggi sepanjang sejarah lelang SBN.

Ada 7 seri SBN yang dilelang hari ini, dan target indikatif pemerintah sebesar US$ 20 triliun, bisa dinaikkan 2 kali lipat. Kabarnya, pemerintah akan menyerap Rp 24,3 triliun dari seluruh penawaran yang masuk. Di atas target indikatif, tetapi tidak sampai Rp 40 triliun.

New normal sudah mulai dilakukan di negara-negara di Asia dan Eropa yang memutar kembali roda perekonomiannya dengan melonggarkan kebijakan karantina wilayah (lockdown). Begitu juga dengan Amerika Serikat, negara dengan nilai ekonomi terbesar di dunia.

Indonesia juga memulai new normal di pekan ini. Dalam skema new normal di bidang perdagangan, sejumlah pusat perbelanjaan akan dibuka kembali secara bertahap. Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebut ada 5 fase atau tahapan yang akan diterapkan.



"Setiap minggu kita lihat, karena kita mau menggerakkan Ekonomi secara cepat. Mungkin dan supaya tak ada distorsi yang lain-lain karena kita harus meningkatkan atau menghidupkan segera yang kemarin banyak pusat perbelanjaan tutup, dan pasar tradisional," kata Agus seperti dikutip CNBC Indonesia, Jumat (29/5/2020).

Fase pertama akan dimulai pekan ini, dan fase-fase selanjutnya menyusul setiap pekannya. Jika sukses menjalankan new normal tanpa ada lonjakan kasus Covid-19, rupiah berpotensi terus menguat melawan riyal.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap) Next Article 10 Pekan Berlalu, Rupiah Akhirnya Menguat Melawan Riyal

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular