- Pasar keuangan Indonesia kompak berakhir di zona hijau, rupiah & IHSG sama-sama menguat pada perdagangan kemarin
- Wall Street kompak menguat seiring sikap investor yang terus mengabaikan kekhawatiran atas tarif perdagangan
- Negoisasi dagang dan data ekonomi serta IPO akan menjadi sentimen penggerak pasar hari ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Tanah Air kompak berpesta. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat dan menembus level psikologis 7.000, begitu juga dengan pergerakan rupiah terhadap dolar AS yang menguat.
Pasar keuangan Indonesia hari ini diperkirakan akan bergerak beragam. Selengkapnya mengenai sentimen dan proyeksi pasar hari ini dapat dibaca pada halaman3 pada artikel ini. Dan para investor juga dapat mengintip agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini baik dalam negeri dan luar negeri pada halaman 4.
IHSG pada perdagangan kemarin, Kamis (10/7/2025) ditutup menguat 0,88% di level 7.005,37. Kenaikan ini menjadi penguatan IHSG selama empat hari beruntun.
Sebanyak 396 saham naik, 211 turun, dan 361 tidak bergerak. Nilai transaksi mencapai Rp 13,35 triliun yang melibatkan 20,36 miliar saham dalam 1,28 juta kali transaksi. Kapitalisasi pasar pun terkerek naik menjadi Rp 12.349 triliun. Investor asing masih mencatat net sell sebesar Rp 394,18 miliar pada perdagangan kemarin.
Mengutip Refinitiv, finansial menjadi sektor dengan laju paling kencang, yaitu 2,05%. Lalu diikuti oleh utilitas 1,92% dan industri 0,38%.
Laju kencang sektor finansial tidak terlepas dari pergerakan saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) yang naik 5,2% dan ditutup pada harga 3.870. BBRI menyumbang 29,02 indeks poin.
BBRI sepanjang hari kemarin diperdagangkan di rentang harga 3.680-3.880. Hingga pasar ditutup antrean beli mencapai 860.245 lot dengan permintaan paling tebal pada harga 3.780.
Pada kolom jual ada 457.439 antrean dengan penawaran harga tertinggi pada 4.050. Tercatat transaksi BBRI paling banyak terjadi di harga 3.870 dengan volume 38,49 juta saham.
Selain BBRI, tiga saham bank jumbo lain juga menjadi penopang utama IHSG, yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar 9,68 indeks poin), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebanyak 6,81 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) 3,96 indeks poin.
Adapun IHSG pada perdagangan kemarin juga semarak setelah dengan kehadiran empat emiten baru yang menandai 22 perusahaan melantai perdana di Bursa Efek Indonesia sejak awal tahun.
Sebanyak 3 dari 4 saham IPO pada perdagangan kemarin melaju kencang dengan langsung mencetak auto reject atas (ARA). Lalu tiga saham IPO yang lebih dahulu melantai, PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA), PT Indokripto Koin Semesta Tbk (COIN), dan PT Pancaran Samudera Transport Tbk (PSAT) masih melanjutkan ARA.
Sementara itu, sejak awal pekan IHSG tercatat telah menguat 2,04%. Akan tetapi sepanjang tahun berjalan, indeks masih terkoreksi 2,2%.
Penguatan IHSG dalam empat hari terakhir juga belum diikuti oleh pergerakan investor asing. Sepanjang bulan berjalan, investor asing masih mencatat net sell sebesar Rp 4,36 triliun. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham dengan net foreign sell terbesar, yakni Rp 1,61 triliun dan diikuti oleh PT MNC Land Tbk (KPIG) Rp 1,05 triliun.
Beralih ke rupiah, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (10/7/2025) ditutup pada posisi Rp 16.215/US$1 atau menguat 0,15%.
Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan kemarin didorong oleh rilis risalah rapat The Fed yang keluar pada Rabu (9/7/2025) waktu AS. Risalah tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar peserta rapat memperkirakan penurunan suku bunga akan tepat dilakukan pada akhir tahun 2025.
Risalah juga mencatat bahwa lonjakan harga akibat tarif baru AS terhadap beberapa negara dipandang hanya bersifat sementara atau moderat, sehingga tak menjadi penghalang besar bagi kebijakan moneter yang lebih longgar.
"Saat ini, pasar tidak memperkirakan kemungkinan besar terjadinya resesi besar-besaran, mengingat pasar tenaga kerja masih cukup tangguh. Namun, mereka tahu ada tekanan kuat untuk menurunkan suku bunga kebijakan, yang pada akhirnya akan menurunkan biaya peluang memegang aset berisiko seperti ekuitas," ujar Ng, analis pasar global, dikutip dari Reuters.
Adapun dari pasar obligasi Indonesia, pada perdagangan Kamis (10/7/2025) imbal hasil obligasi tenor 10 tahun terpantau stagnan di level 6,582%. Sebagai informasi, imbal hasil obligasi yang menguat menandakan bahwa para pelaku pasar sedang membuang surat berharga negara (SBN). Begitu pun sebaliknya, imbal hasil obligasi yang melemah menandakan bahwa para pelaku pasar sedang kembali mengumpulkan surat berharga negara (SBN).
Dari pasar saham AS, bursa Wall Street kembali berpesta pada perdagangan Kamis atau Jumat dini hari waktu Indonesia.
Indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite bahkan mencetak tonggak baru dengan ditutup di level tertinggi sepanjang masa.
Indeks S&P 500 naik 0,27% dan berakhir di 6.280,46. Nasdaq yang didominasi saham teknologi menguat 0,09% menjadi 20.630,67. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average terapresiasi 192 poin atau 0,43% ke 44.650,64.
Pergerakan ini terjadi setelah Presiden Donald Trump mengumumkan pada Rabu malam bahwa tarif impor tembaga ke AS sebesar 50% akan mulai berlaku pada 1 Agustus.
Trump juga mengumumkan tarif 50% untuk Brasil, sebagian sebagai balasan atas sidang yang sedang berlangsung terhadap mantan Presiden Brasil Jair Bolsonaro terkait dugaan upaya menggagalkan hasil pemilu 2022. Trump juga menyatakan langkah ini diambil karena hubungan dagang yang "sangat tidak adil" dengan Brasil, yang menurutnya jauh dari timbal balik.
Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva kemudian menyatakan bahwa negaranya akan merespons tarif 50% tersebut sesuai dengan hukum ekonomi timbal balik Brasil. iShares MSCI Brazil ETF (EWZ) turun 1,6% pada Kamis.
Sebelum pengumuman tarif terhadap Brasil, Trump telah mengirim surat kepada setidaknya tujuh negara lain yang menetapkan tarif baru atas impor ke AS.
Dia juga telah mengirim surat serupa awal pekan ini kepada pemimpin dari 14 negara lainnya, termasuk Jepang dan Korea Selatan. Seluruh tarif baru tersebut akan mulai berlaku pada 1 Agustus.
Meski ketegangan dagang meningkat, pasar saham AS tetap mampu mencetak rekor baru, pulih dari penurunan tajam yang terjadi pada musim semi lalu.
"Cukup luar biasa melihat valuasi pasar saat ini berada di atas level awal tahun, padahal banyak ketidakpastian terkait tarif perdagangan, dan kini kita bahkan punya tenggat waktu baru. Pasar tampaknya sudah sangat kebal terhadap dinamika ini, dan menurut saya itu ada alasannya," kata Mike Dickson, Kepala Riset dan Strategi Kuantitatif di Horizon Investment, kepada CNBC International.
Wall Street juga menguat pada sesi Rabu, didorong oleh optimisme terhadap tren kecerdasan buatan (AI), yang membuat saham Nvidia naik hampir 2% dan menjadi perusahaan publik pertama yang bernilai US$4 triliun. Saham Nvidia kembali naik 0,8% pada Kamis dan tetap berada di atas batas valuasi tersebut.
Kini, S&P 500 dan Nasdaq Composite berada di jalur untuk mencetak kinerja mingguan positif, sementara Dow Jones diperkirakan akan menutup pekan ini dengan penurunan 0,4%.
Hari ini menjadi hari terakhir perdagangan pasar keuangan Tanah Air baik IHSG maupun rupiah. Diperkirakan pergerakan IHSG akan cenderung melemah hari ini, dikarenakan perdagangan IHSG telah melesat selama empat hari beruntun. Selain itu, pada perdagangan kemarin Kamis (10/7/2025), IHSG langsung dibuka lompat dari penutupan perdagangan Rabu (9/7/2025). Sehingga IHSG harus menutup gap tersebut, mengingat hari ini juga sepi sentimen.
Namun beberapa saham-saham IPO diperkirakan akan melanjutkan kenaikan pada perdagangan hari ini karena masih tingginya minat investor terhadap saham-saham IPO yang memberikan keuntungan tinggi dalam jangka pendek.
Kabar hasil risalah rapat FOMC untuk proyeksi penurunan suku bunga juga bisa menjadi booster bagi pasar keuangan di hari perdagangan pasar keuangan hari ini.
Saham Perbankan Melesat Pesat
Penguatan IHSG pada perdagangan kemarin yang mampu menembus level psikologis 7.000 didorong oleh melesatnya saham-saham perbankan. Saham perbankan big caps kompak melesat signifikan yang mampu mendorong euforia pasar saham RI.
Terpantau PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatatkan kenaikan tertinggi dengan melejit 5,16% di level Rp3.870 per lembar saham.
Kenaikan signifikan BBRI didorong oleh kabar baik. BBRI menempati peringkat tertinggi sebagai bank terbaik di Indonesia dalam daftar Top 1000 World Banks 2025. Daftar tersebut dirilis oleh The Banker, yang memuat 1.000 bank dengan kinerja terbaik dunia berdasarkan sejumlah indikator keuangan utama.
Capaian BRI dalam daftar ini pun selaras dengan kinerja keuangan yang kuat sepanjang tahun 2024. Di mana, per akhir Desember 2024, Tier 1 Capital perseroan tercatat sebesar US$18,03 miliar dengan total aset mencapai US$123,31 miliar.
Sementara itu, dari sisi profitabilitas, laba sebelum pajak BRI tercatat sebesar US$4,8 miliar. Selain itu, rasio-rasio keuangan utama BRI juga menunjukkan kekuatan permodalan dan efisiensi operasional, yakni Capital Asset Ratio sebesar 14,62%, Return on Capital (ROC) berada di level 20,82%, dan Return on Assets (ROA) mencapai 3,04%.
Selain itu, terdapat juga 11 bank asal Indonesia lain yang masuk dalam daftar Top 1000 World Banks 2025, di antaranya adalah Bank Mandiri, BCA, BNI, Panin Bank, BTN, Bank Mega, Bank BJB, Bank Jatim, Bank Mayapada Internasional, dan Bank DKI.
BBRI mampu menempati peringkat pertama bank terbaik di Indonesia, mengungguli bank nasional lain. Sementara itu secara global BBRI menempati peringkat ke-114 dunia dengan didukung oleh fundamental kinerja keuangan yang solid.
Adapun pemeringkatan Top 1000 World Banks tiap tahunnya disusun berdasarkan sejumlah indikator keuangan utama, antara lain Tier 1 Capital, total aset, laba sebelum pajak (pre-tax profit), rasio kecukupan modal terhadap aset (Capital Asset Ratio), pengembalian modal (Return on Capital), dan pengembalian aset (Return on Assets).
Pesta IPO
Kenaikan saham-saham IPO juga menjadi booster bagi pasar saham Tanah Air. Delapan saham IPO telah berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), performanya yang luar biasa mendorong euforia pasar sehingga menjadi penguatan IHSG dalam sepekan ini.
Dari delapan saham IPO yang telah melantai, dua diantaranya mencatatkan performa yang buruk dengan Auto Rejection Bawah (ARB) 15%.
Jatuhnya harga saham PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) disebabkan karena hampir batalnya IPO saham tersebut H-1 sebelum listing. Hal tersebut karena sekuritas penjamin pelaksana emisi efek (underwriter) gagal menjual saham yang ditawarkan.
Dikabarkan bahwa IPO PMUI hanya mampu menyerap 25% saham dari total saham yang ditawarkan. Padahal, skema yang digunakan dalam IPO ini adalah full commitment, yang seharusnya mewajibkan penjamin pelaksana emisi menyerap seluruh sisa saham yang tidak laku di pasar.
Hal tersebut sempat membuat proses pencatatan saham tertahan. Bahkan, sempat beredar tangkapan layar email dari IDX Contact Center yang menyatakan BEI tidak dapat melanjutkan pencatatan saham PMUI. Kabar ini menyebar luas dan memicu spekulasi bahwa IPO PMUI batal.
Dikabarkan pihak manajemen PMUI pun ikut turun tangan langsung untuk menanggung kekurangan dana yang seharusnya menjadi kewajiban underwriter.
Namun, setelah kelengkapan dokumen diperbaiki dan semua kewajiban keuangan diselesaikan, akhirnya saham PMUI lanjut untuk melaksanakan IPO.
Usai pencatatan saham perdananya, Direktur Utama PT Prima Multi Usaha Indonesia Tbk (PMUI) Agus Susanto menyebutkan terdapat investor strategis yang menyerap saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham IPO PMUI.
Agus juga menyatakan bahwa seluruh proses listing berjalan sesuai ketentuan, dan isu kegagalan penyerapan saham sepenuhnya hanya miskomunikasi yang telah diselesaikan secara internal bersama penjamin pelaksana emisi efeknya yakni PT Korea Investment and Sekuritas Indonesia (KISI).
Manajemen PMUI pun menepis kabar bahwa pihak internal perusahaan harus menalangi kekurangan saham agar bisa memenuhi syarat pencatatan.
Sementara enam saham IPO diantaranya berhasil mencatatkan kenaikan maksimal dengan Auto Rejectin Atas (ARA). Melesatnya saham-saham IPO mencerminkan tingginya minat pasar setelah saham-saham tersebut usai melantai. Terpantau banyak investor yang melakukan antrian pembelian saham-saham IPO di pasar reguler. Hal ini mendorong volatilitas pasar sehingga mendorong kenaikan IHSG.
Klaim Pengangguran AS
Klaim awal tunjangan pengangguran di Amerika Serikat turun sebanyak 5.000 dibandingkan pekan sebelumnya, menjadi 227.000 pada periode awal Juli. Angka ini lebih rendah dari ekspektasi pasar, yang memperkirakan kenaikan sebesar 2.000 menjadi 235.000.
Ini merupakan penurunan keempat berturut-turut dalam klaim awal, sekaligus level terendah dalam tujuh minggu terakhir. Data ini memperkuat pandangan bahwa pasar tenaga kerja AS tetap relatif tangguh, meski menghadapi suku bunga tinggi dan ketidakpastian ekonomi.
Namun demikian, klaim lanjutan atau outstanding unemployment claims justru naik sebesar 10.000 menjadi 1.965.000, yang merupakan angka tertinggi sejak 2021. Hal ini menambah kekhawatiran bahwa laju perekrutan tenaga kerja mulai melambat.
Sementara itu, klaim awal dari pegawai pemerintah federal, yang menjadi sorotan setelah serangkaian pemecatan oleh Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE), turun sebesar 15 klaim menjadi 438 pada pekan terakhir Juni - angka terendah sejak Desember 2024.
Babak Baru Perseteruan Gedung Putih vs The Fed
Kepala Anggaran Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Chairman The Fed, Jerome Powell, telah sangat salah mengelola The Fed dan menyiratkan bahwa Powell telah menyesatkan Kongres terkait proyek renovasi markas besar bank sentral yang dinilai mahal dan mewah.
Pernyataan tajam dari Russell Vought, Direktur Office of Management and Budget (OMB), membuka babak baru dalam perang kata-kata Trump terhadap Powell.
Trump berulang kali menyerukan kepada Powell agar menurunkan suku bunganamun tak berhasil.
Dia bahkan dilaporkan pernah mempertimbangkan untuk memecat Powell, dan baru-baru ini mempertimbangkan untuk mengumumkan pengganti Powell lebih awal, bahkan sebelum masa jabatannya berakhir musim semi tahun depan.
Surat dari Vought ini menimbulkan pertanyaan apakah Trump akan mencoba mencopot Powell dengan alasan tertentu, setidaknya secara formal.
Namun, Mahkamah Agung AS dalam putusan terbarunya menunjukkan bahwa anggota dewan Federal Reserve memiliki perlindungan khusus dari pemecatan oleh presiden.
"Sejak Tahun Anggaran 2023 (Full Year 2023), The Fed terus mengalami defisit untuk pertama kalinya dalam sejarahnya, dan kini melebihi anggaran untuk renovasi kantor pusatnya," tulis Vought dalam unggahannya di platform media sosial X (sebelumnya Twitter).
Dia menambahkan biayanya tersebut mencapai US$2,5 miliar, atau sekitar US$700 juta lebih tinggi dari perkiraan awal.
Berikut sejumlah agenda ekonomi dalam dan luar negeri pada hari ini:
-
Kementerian PPN/Bappenas dan K/L terkait akan meluncurkan Desain Besar Pembangunan Kependudukan 2025-2045 dengan tema "Pembangunan Kependudukan: Kunci Strategis Indonesia Emas 2045"
-
Panitia Seleksi Calon Anggota Ombudsman RI masa Jabatan Tahun 2026-2031 akan melaksanakan kunjungan audiensi dengan Pimpinan Ombudsman RI terkait pelaksanaan seleksi
-
Komdigi meluncurkan Pusat Keunggulan AI Indonesia (Indonesia's AI Center of Excellence), sebuah inisiatif strategis berskala nasional yang bertujuan mempercepat daya saing kecerdasan artifisial (AI) Indonesia melalui kerja sama lintas sektor dengan Indosat, Cisco, dan NVIDIA.
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]