Data IMF Bikin Shock! Peta Devisa Dunia Berbalik Arah

Elvan Widyatama, CNBC Indonesia
10 July 2025 14:50
Swiss franc. (FABRICE COFFRINI / AFP)
Foto: Swiss franc. (FABRICE COFFRINI / AFP)

Jakarta, CNBC Indonesia - Porsi dolar Amerika Serikat (AS) dalam cadangan mata uang global kembali mengalami tekanan. Data terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF) menunjukkan penurunan tipis porsi dolar AS dalam cadangan devisa global yang dilaporkan, sementara franc Swiss dan euro justru mencatatkan lonjakan signifikan.

Menurut laporan Currency Composition of Official Foreign Exchange Reserves (COFER) IMF yang dirilis Rabu (9/7/2025), porsi dolar AS dalam cadangan devisa global turun menjadi 57,7% pada kuartal I 2025, lebih rendah dibandingkan posisi 57,8% pada akhir 2024.

Franc Swiss : Safe Haven yang Bersinar

Terjadi lonjakan porsi sebagai cadangan devisa dunia yang sangat signifikan pada franc Swiss. Pada kuartal IV 2025, porsinya hanya berkisar 0,17% namun menurut rilis data terbaru dari IMF, porsi franc Swiss sebagai cadangan devisa global naik menjadi hampir 0,8% di kuartal I 2025.
Porsi ini adalah yang tertinggi sejak 1999, ketika saat itu euro pertama kali diperkenalkan di dunia dan poundsterling juga mencatatkan kenaikan meskipun tidak sebesar franc Swiss.

Kinerja franc Swiss yang solid tahun ini tak lepas dari statusnya sebagai mata uang "safe haven". Sejak awal 2025, franc menguat 14% terhadap dolar AS, menjadikannya mata uang dengan kinerja terbaik tahun ini. Ketika ketidakpastian ekonomi dan politik meningkat, investor global cenderung mengalihkan dana ke aset yang lebih aman-termasuk mata uang Swiss.

Franc Swiss juga semakin menonjol sebagai bagian dari cadangan devisa global. Pada kuartal I 2025, franc Swiss tercatat memiliki nilai sebesar US$88,39 miliar sebagai cadangan devisa global. Ini menunjukkan lonjakan lebih dari tiga kali lipat dibanding kuartal sebelumnya, yakni US$20,12 miliar pada kuartal IV 2024.

Kenaikan tajam ini mengindikasikan bahwa bank sentral di berbagai negara mulai menambah eksposur terhadap franc Swiss dalam portofolio cadangan devisa mereka. Langkah ini umumnya dilakukan sebagai bentuk diversifikasi dan strategi mitigasi risiko dari volatilitas nilai tukar mata uang utama lainnya seperti dolar AS dan euro.

Selain franc Swiss, Euro turut mengalami peningkatan pangsa cadangan dari 19,8% menjadi 20,1% di kuartal I 2025, menandakan level tertingginya sejak akhir 2022.

Dolar Tertekan oleh Ketidakpastian Kebijakan Trump

Pelemahan dolar AS didorong oleh perubahan kebijakan besar di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, khususnya terkait tarif dagang, keamanan nasional, dan kekhawatiran terhadap prospek ekonomi AS. Di kuartal I-2025, dolar AS tercatat turun hampir 4%, dan kejatuhan semakin dalam saat memasuki kuartal II.

Puncaknya terjadi saat Trump mengumumkan tarif besar-besaran pada apa yang ia sebut sebagai "Hari Pembebasan" di awal April. Meskipun kebijakan tersebut kemudian ditunda selama 90 hari, gejolak di pasar sudah terlanjur terjadi dan mengguncang kepercayaan terhadap greenback.

Meski pergerakan nilai tukar tidak selalu menjadi dasar utama dalam pengelolaan cadangan devisa, kombinasi dari kinerja buruk dolar, kebijakan politik proteksionis, dan penguatan mata uang alternatif mulai memicu perdebatan soal masa depan dominasi dolar AS.

CNBC INDONESIA RESEARCH 

[email protected]

(evw/evw)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation