
Tulang Punggung Energi RI, Ini Capaian Cemerlang Pertamina di 2024

PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) terus berkomitmen untuk berkontribusi menjaga ketahanan energi nasional.
Sejak September 2021, PHE sebagai Subholding Upstream Pertamina telah bertanggung jawab sebagai koordinator yang mengelola seluruh aset hulu migas Pertamina, baik domestik maupun internasional, dengan fokus pada efisiensi, inovasi, dan peningkatan produksi minyak dan gas (migas).
PHE diketahui mengelola wilayah kerja (WK) berdasarkan lima Regional dengan mempertimbangkan aspek volume produksi, regional, dan kompleksitas operasional.
PHE Subholding Upstream berperan sebagai planner, validator, dan policy maker. Sementara itu, Regional berfokus pada optimizer dan integrator serta peningkatan safety, produksi, dan cadangan migas.
Kinerja Gemilang PHE dan Kontribusinya ke Tanah Air
Selama lebih dari tiga tahun resmi menjadi subholding upstream, PHE berhasil mencatatkan kinerja ciamik dalam meningkatkan kontribusi pada produksi migas.
Sepanjang 2023, PHE berhasil mencatatkan produksi lebih dari 1 juta barel per hari (BOEPH) yang berkontribusi terhadap ketahanan energi nasional sebesar 69% lifting gas sebanyak 34%.
![]() PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina mencatatkan produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) pada Kuartal III 2024. (Doc PHE) |
Pada periode tersebut, PHE juga menerapkan berbagai strategi untuk meningkatkan produksi, termasuk menambahkan 10% hak partisipasi di Irak, melakukan akuisisi wilayah kerja di East Natuna, Bunga, dan Peri Mahakam, memperpanjang kontrak Menzel Ledjmet Nord (MLN) di Aljazair, dan menandatangani perjanjian pembelian kepemilikan blok Masela.
Kinerja cemerlang juga masih berlanjut sampai kuartal III/2024, di mana produksi migas mencapai 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPH), dengan rincian produksi minyak sebesar 554 ribu barel minyak per hari (MBOPD) dan produksi gas 2,84 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD).
Pencapaian produksi migas pada triwulan III/2024 ini tidak terlepas dari implementasi teknologi yang diterapkan seperti Multi Stage Fracturing, Simple Surfactant Flood, Artificial Intelligence (AI)untuk program reaktivasi sumur, dan beberapa teknologi lain.
Hingga Triwulan III/2024, PHE juga mampu menyelesaikan kerja pengeboran 13 sumur eksplorasi, 585 sumur pengembangan, 769 sumur workover, dan 26.928 well service.
![]() PHE WMO operasikan kembali anjungan PHE 12. (Dok. Pertamina Hulu Energi) |
Pencapaian kinerja ini jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, pertumbuhannya lebih cemerlang, di mana secara keseluruhan mengalami kenaikan antara lain realisasi pengeboran sumur eksplorasi meningkat 38,5%, dan sumur workover meningkat 21,7%.
PHE juga mencatatkan survei Seismik 2D sepanjang 739 km dan 3D sepanjang 2.322 km2 pada Triwulan III/2024. Pencapaian ini juga mengalami meningkat dibandingkan realisasi Triwulan III/2023.
PHE juga berkontribusi terhadap perekonomian nasional dengan terus berupaya menaikkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) dari tahapan perencanaan, proses pengadaan, hingga kontrak berakhir. Hingga TW III/2024, realisasi TKDN mencapai 62,94%
Gencar Eksplorasi, PHE Catat Penemuan Cadangan Migas
PHE juga terus berupaya mencari sumber minyak dan gas (migas) untuk mendukung ketahanan energi nasional melalui eksplorasi.
Pada 2022, subholding upstream Pertamina ini berhasil menjaring tiga big fish yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia yakni di Laut Jawa, Manpatu Kalimantan, dan Sumatra Selatan.
Di Laut Jawa Blok Offshore North West Java (ONWJ), PHE mendapatkan penemuan di sumur GQX dengan besaran 106 juta barel setara minyak (MMBOE). Kemudian di Disc Manpatu 1-X, Kalimantan, PHE mendapatkan 43 MMBOE, dan Sumatra Selatan sumur WLL-001 sebesar 47 MMBPE.
Berlanjut pada 2023, PHE juga mendapatkan tiga blok eksplorasi baru yakni Blok East Natuna, Blok Peri Mahakam dan Blok Bunga. Rencananya, kegiatan pengeboran eksplorasi perdana di Wilayah Kerja (WK) atau Blok East Natuna, Kepulauan Natuna akan dilakukan pada 2027 mendatang.
"East Natuna yang kami miliki 100%, kami targetkan pengeboran sumur eksplorasi pertama bisa dilakukan pada 2027," ungkapnya dalam acara acara The 48th IPA Convention & Exhibition (IPA Convex 2024), di ICE BSD City, Tangerang Selatan, Rabu (15/5/2024).
![]() PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina mencatatkan produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) pada Kuartal III 2024. (Doc PHE) |
Selain WK East Natuna, dia mengatakan pihaknya saat ini juga menargetkan 2 blok eksplorasi lainnya akan segera dibor, yakni Blok Bunga di lepas pantai Jawa Timur, dan Blok Peri Mahakam di lepas pantai dan daratan Timur Kalimantan.
Blok Bunga dioperasikan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) bersama dengan Posco International Corporation. Sementara WK Peri Mahakam dikerjakan PHE bersama Eni Indonesia Limited
"(Blok) Bunga bekerja sama dengan Posco, kami targetkan sumur perdana bisa dibor pada 2026. Lalu, Peri Mahakam dan letaknya tidak jauh dari warisan kami Mahakam Sanga-Sanga, bersama dengan ENI kami juga akan segera melakukan eksplorasi," jelasnya.
Kemudian pada awal tahun ini, pengeboran eksplorasi juga berhasil menemukan sumberdaya migas baru pada pengeboran Sumur Anggrek Violet (AVO)-001 di Sumatera Selatan, sumur Pinang East (PNE)-1 di Riau dan sumur Julang Emas (JLE)-001 di Sulawesi Tengah.
Untuk mendukung target produksi migas nasional sebesar 1 juta BOPD dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD), PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai Regional Sumatera berhasil menemukan sumber minyak dan gas (migas) baru di Blok Rokan dengan potensi produksi hingga 3.000 BOPD.
PHR menemukan sumber migas baru tersebut melalui pengeboran Sumur Eksplorasi Astrea-1 yang berada di wilayah Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir, Riau.
![]() PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream Pertamina mencatatkan produksi migas sebesar 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) pada Kuartal III 2024. (Doc PHE) |
PHR terus melakukan upaya pencarian dan produksi minyak di Wilayah Kerja (WK) Rokan, salah satunya melalui proyek Multi Stage Fracturing (MSF) sumur horizontal di lapangan Kotabatak, Kabupaten Kampar, Riau.
Melalui terobosan ini PHR berhasil melakukan eksekusi sumur MSF Kotabatak dengan produksi di atas 500 BOPD. Eksekusi proyek MSF sumur horizontal tersebut dilakukan selama kurang lebih tiga bulan sejak April 2024, dan mulai diproduksikan sejak 27 Juli 2024
Dari Regional Jawa, untuk menjaga ketahanan energi, Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi cadangan migas domestik.
Salah satu strategi untuk meningkatkan produksi tersebut, PHE ONWJ mengaktifkan kembali platform LES. Platform LES yang terletak di lepas pantai 25 Kilometer dari Cilamaya, Kabupaten Karawang ini diperkirakan menyimpan potensi minyak mencapai 0.34 Million Stock Tank Barrels (MMSTB) dan 24.23 Billion Standard Cubic Feet (BSCF) untuk gas.
Sementara itu, untuk realisasi tambahan sumberdaya 2C (contingent resources) hingga Triwulan III/ 2024 PHE tercatat sebesar 312 juta barel setara minyak (MMBOE). Tambahan sumber daya 2C ini terdiri dari minyak sebesar 128 juta barel minyak (MMBO) dan gas 1.067 miliar standar kaki kubik (BSCF).
Hingga Triwulan III/2024, PHE telah menemukan cadangan migas terbukti (P1) sebesar 186 juta barel setara minyak (MMBOE). Temuan cadangan P1 ini terdiri dari cadangan minyak sebesar 89 juta barel minyak (MMBO) serta cadangan gas sebesar 560 miliar standar kaki kubik (BSCF).
Tidak sampai di situ, PHE berhasil menemukan sumur migas non konvensional (MNK) Gulamo Det-1 di Blok Rokan.
Penemuan MNK sendiri merupakan prestasi bagi Pertamina. Karena berbeda dengan sumur konvensional, sumur MNK jauh lebih sulit mengingat letaknya yang lebih dalam.
Bahkan, temuan Sumur Gulamo DET-1 tersebut menjadi sumur MNK pertama di Indonesia dan merupakan tonggak sejarah bagi Pertamina dan juga industri migas nasional
Sebelumnya, Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyatakan resmi mengumumkan MNK Gulamo DET-1 dinyatakan sebagai discovery atau penemuan besar.
Hal itu, juga menandai keberhasilan pertama eksplorasi MNK di Indonesia. Keberhasilan itu dicapai setelah serangkaian evaluasi hasil pengeboran, fracturing, uji rekahan (flowback test), dan well testing pada Formasi Brownshale.
Proses perekahan utama telah membuahkan hasil dengan diperolehnya sampel hidrokarbon sebagai indikasi aliran sumber daya migas ke permukaan.
Dorong Lifting Minyak, PHE Siap Reaktivasi Sumur Idle
Selain gencar dalam eksplorasi, PHE juga menargetkan reaktivasi sebanyak 1.400 sumur-sumur yang menganggur alias idle well pada tahun ini. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi.
Sepanjang periode 2021 sampai 2023 tercatat reaktivasi idle well sebanyak 2.165 sumur dengan peningkatan per tahun rerata mencapai 28%.
Pertamina pun telah berkoordinasi dengan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu (SKK Migas) untuk membuka opsi pengelolaan sumur idle bersama mitra-mitra potensial.
Muharram Jaya Penguriseng, Direktur Eksplorasi PHE, menjelaskan sebagaian besar sumur idle yang akan dimitrakan berada di wilayah Sumatera. atau berada di regional 1.
Berdasarkan data PHE, regional 1 ada 292 sumur idle, selanjutnya ada regional 3 ada 128 sumur, diikuti regional 2 sebanyak 62 sumur dan terakhir di regional 4 terdapat 22 sumur.
Sehingga, totalnya ada 504 sumur yang akan direaktivasi bersama dengan mitra kepada pemerintah hingga 2026 mendatang..
Selain itu, ada 28 struktur yang bakal dimitrakan oleh PHE. Dan, lagi-lagi regional 1 jadi wilayah yang strukturnya paling banyak dimitrakan.
Rinciannya 15 lapangan regional 1 Sumatera, tujuh lapangan regional 2 Jawa, tiga lapangan ada di regional 3 Kalimantan. Serta ada empat lapangan regional 4 di Indonesia Timur.
Muharram juga menyatakan masih ada 23 lapangan yang potensial ditawarkan ke mitra hingga tahun 2026.
"Masih terdedia 23 struktur. Ada 12 untuk 2025 dan 11 struktur di 2026 silahkan kalau tertarik strukturnya," ungkapnya pada Selasa (3/12/2024).
(mae/mae)