
Awas! Pasar Keuangan RI Bisa Sport Jantung, Nasib Investor di The Fed

- Investor menantikan hasil FOMC sambil berharap ada sinyal pasti penurunan suku bunga
- Rilis laporan keuangan emiten jadi agenda utama investor
- CNBC Indonesia bersama Gapensi gelar acara refleksi 10 tahun pemerintahan Jokowi
Jakarta, CNBC Indonesia - Para pelaku pasar sedang menunggu sembari gugup menantikan pengumuman suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve.
Bukan karena kebijakan suku bunga Juli yang memperkirakan The Fed tetap mempertahankan suku bunganya di target 5,25%-5,5%, tapi komentar mengenai proyeksi kapan akhir dari era suku bunga tinggi.
Pasalnya optimisme pasar terhadap pemangkasan suku bunga The Fed pada tahun ini besar. Sementara data-data ekonomi AS terakhir menunjukkan bahwa ekonomi negara adidaya tersebut masih kuat, sehingga muncul perkiraan bahwa penurunan inflasi sesuai target 2% dipandang masih jauh.
Padahal inflasi adalah kunci utama bagi The Fed untuk lebih yakin menurunkan suku bunga.
Ketidakpastian membuat para pelaku pasar lebih nyaman mengambil sikap wait and see. Hal ini yang kemudian menyeret performa pasar keuangan Indonesia ke zona negatif pada perdagangan kemarin, Selasa (30/7/2024).
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Selasa (30/7/2024). Hingga akhir perdagangan, IHSG ditutup melemah 0,65% ke posisi 7.241,86.
Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan mencapai sekitar Rp8,7 triliun dengan volume transaksi mencapai 14 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 260 saham menguat, 305 saham terkoreksi, dan 220 saham cenderung stagnan.
Penurunan IHSG membuat pasar saham Indonesia mendapatkan cap performa buruk sepanjang kemarin jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara.
Kinerja IHSG yang negatif membuat pasar saham Indonesia berada di peringkat lima dari enam bursa di Asia Tenggara.
Secara sektoral, sektor transportasi menjadi penekan terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 1,2%.
Di sisi lain, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup melemah 0,12% di angka Rp16.295/US$ pada perdagangan kemarin, Selasa (30/7/2024).
S&P 500 jatuh pada hari Selasa, ditarik turun oleh penurunan saham teknologi, saat investor bersiap untuk laporan triwulanan dari nama-nama di kelompok itu. Pedagang juga mengarahkan perhatian mereka ke Washington saat Federal Reserve memulai pertemuan kebijakan terbarunya.
S&P 500 kehilangan 0,5% untuk mengakhiri pada 5.436,44, sementara Nasdaq merosot 1,28% untuk ditutup pada 17.147,42. Dow Jones Industrial Average menambahkan 203,40 poin, atau 0,5%, untuk selesai pada 40.743,33.
Indeks pasar luas kehilangan 0,5% dan mengakhiri hari di 5.436,44, sementara Nasdaq Composite jatuh 1,28% untuk ditutup pada 17.147,42. Dow Jones Industrial Average naik 203,40 poin, atau 0,5%, menjadi 40.743,33.
Saham Nvidia turun 7%, sementara Microsoft turun sekitar 0,9%. Raksasa terkait teknologi seperti Amazon, Netflix, dan Meta Platforms juga mengalami penurunan.
Ini adalah pekan besar untuk pendapatan nama-nama teknologi megakap. Microsoft dijadwalkan melaporkan setelah bel penutupan Selasa. Meta, Amazon, dan Apple akan melaporkan akhir pekan ini.
Musim laporan pendapatan sejauh ini solid. Dari 240 nama di S&P 500 yang telah melaporkan, sekitar 80% telah melampaui ekspektasi pendapatan, menurut data dari FactSet.
"Kami melihat adanya perluasan dalam pertumbuhan pendapatan," kata Mona Mahajan, prinsipal Edward Jones dan ahli strategi investasi senior. "Kami berpikir bahwa dengan pendapatan teknologi, standarnya tinggi.
Jika kita mendapatkan tanda-tanda pendinginan dalam pengeluaran [kecerdasan buatan], kita bisa melihat saham-saham tersebut turun sedikit. Tapi kita sudah melalui koreksi yang cukup baik."
Mahajan menambahkan bahwa narasi pendaratan lunak tetap utuh, menurut pandangannya, dan potensi pemotongan suku bunga dari bank sentral yang dikombinasikan dengan moderasi inflasi dapat memberikan latar belakang yang kuat untuk perluasan pasar yang berkelanjutan saat pedagang mencari area di luar teknologi megakap.
Investor menantikan hasil rapat pertemuan The Fed yang hasilnya akan diumumkan Kamis (1/8/2024) dini hari waktu Indonesia.
Investor berharap Ketua Jerome Powell akan memberikan sinyal tentang waktu dan jumlah pemotongan suku bunga yang diharapkan dalam beberapa bulan mendatang.
"Inflasi cenderung menurun, mendukung pemotongan suku bunga Federal Reserve," kata Seema Shah, kepala ahli strategi global di Principal Asset Management. "Hal ini, ditambah dengan prospek ekonomi yang masih kuat dan pendapatan perusahaan yang kuat, seharusnya memperkuat aset berisiko dan memimpin pada perluasan pengembalian di luar hanya teknologi."
Sejauh ini, pasar masih optimis bahwa pemangkasan suku bunga The Fed dapat dimulai pada pertemuan September. Berdasarkan perangkat CME FedWatch, sebanyak 89,6% pelaku pasar yakin The Fed akan mulai memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang.
![]() Probabilitas Suku Bunga The Fed |
Harapan ini kian kuat kala lowongan pekerjaan di AS turun sedikit pada bulan Juni dan data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih tinggi, menunjukkan pasar tenaga kerja terus melambat secara bertahap dan tidak dalam bahaya pelemahan yang cepat.
Lowongan kerja, yang mengukur permintaan tenaga kerja, telah turun 46.000 menjadi 8,184 juta pada hari terakhir bulan Juni, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja dalam laporan Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja, atau JOLTS.
Data bulan Mei direvisi lebih tinggi untuk menunjukkan 8,230 juta posisi yang tidak terisi dibandingkan dengan yang dilaporkan sebelumnya 8,140 juta. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 8,0 juta lowongan pekerjaan di bulan Juni.
Lowongan pekerjaan terus menurun sejak mencapai rekor 12,182 juta pada bulan Maret 2022 karena permintaan yang moderat sebagai respons terhadap kenaikan suku bunga agresif The Fed. Angka tersebut turun sebanyak 941.000 sepanjang tahun.
"Pasar tenaga kerja telah mendingin selama beberapa bulan terakhir namun tidak melemah," kata Nancy Vanden Houten, ekonom utama AS di Oxford Economics.
"Namun, itu adalah skenario yang ingin diwaspadai oleh The Fed, dan kami memperkirakan The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya pada bulan September."
Jika The Fed benar-benar akan memangkas suku bunganya pada September mendatang, maka hal ini akan membuat bank sentral lainnya juga berpotensi lebih bersikap dovish, termasuk Bank Indonesia (BI) yang sebelumnya sempat mengindikasikan pemangkasan jika rupiah sudah lebih stabil dan The Fed semakin dovish.
Tak hanya The Fed, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) juga diprediksi mulai memangkas suku bunga acuannya dalam waktu dekat, karena inflasi di Inggris sudah mulai mendingin.
Namun, ada kabar kurang menggembirakan, di mana bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) diprediksi akan menaikkan suku bunga acuannya pada esok hari. Alhasil, mayoritas bursa Asia-Pasifik pada hari ini merana.
Sementara itu, sentimen dari dalam negeri masih terkait dengan rilis laporan keuangan emiten.
Kemudian pada hari ini akan digelar "Refleksi dan Catatan: 10 Tahun Pemerintahan Jokowi di Bidang Konstruksi, Infrastruktur, dan Investasi", pada Rabu 31 Juli 2024, pukul 14.00 WIB-17.45 WIB di Menara Bank Mega.
![]() Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi |
Acara tersebut untuk merayakan 1 dekade kepemimpinan Presiden Joko Widodo, CNBC Indonesia dan Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI).
Dalam acara ini, akan dibahas seputar keberhasilan Jokowi memulihkan perekonomian nasional melalui berbagai proyek infrastruktur. Adapun narasumber yang hadir, yakni Ketua Umum Kamar Dagang Indonesia Periode 2015-2021 Rosan Roeslani, Ketua Umum Gapensi Andi Rukamana Nurdin, Jaksa Agung RI ST Burhanuddin, Kepala Kepolisian RI Listyo Sigit Prabowo dan Wakil Ketua DPR Prabowo Sufmi Dasco Ahmad.
Turut hadir Presiden Joko Widodo yang akan memberikan keynote speech, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, Menteri Perumahan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Di samping itu, Jokowi juga akan mengukuhkan pengurus baru GAPENSI periode 2024-2029.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
- GAPENSI X CNBC Indonesia menggelar Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi di Bidang Konstruksi, Infrastruktur, dan Investasi
- Konferensi pers Pemusnahan Barang Milik Negara Eks Kepabeanan dan Cukai dan Barang Rampasan Negara Berupa Rokok dan Minuman Beralkohol Ilegal
- Menteri Perdagangan bersama Sekretaris Jenderal Gulf Cooperation Council (GCC) akan meluncurkan Perundingan Indonesia-Gulf Cooperation Council Free Trade Agreement (I-GCC FTA)
- Update progres dan langkah hukum penanganan bank oleh LPS
- Coffee Morning Sosialisasi Tarif Tenaga Listrik yang disediakan oleh PT PLN (Persero)
- BTN kembali menggelar Akad Massal dengan tema "Akad Massal KPR & KUR BTN untuk Pejuang Keluarga Indonesia"
- Konferensi Pers Virtual Paparan Kinerja Kuartal II 2024 Bank Mandiri
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(ras/ras) Next Article Banjir Data Genting, Pasar RI Akan Baik-Baik Saja?