Newsletter

Trump Ditembak Buat Pemilu AS Chaos, IHSG-Rupiah Bisa Telan Pil Pahit

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
15 July 2024 06:00
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo saat rakornas pengendalian inflasi tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6/2024). (YouTube/Sekretariat Presiden)
Foto: Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo saat rakornas pengendalian inflasi tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/6/2024). (YouTube/Sekretariat Presiden)

Pekan ini ada beragam sentimen yang patut diperhatikan oleh investor karena dapat menggerakkan pasar keuangan RI, terutama mengenai kebijakan suku bunga The Fed maupun BI.

Trump Ditembak

Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terluka setelah penembakan di kampanyenya di Pennsylvania, Sabtu (13/7/2024). Penembakan ini memperpanjang daftar kelam upaya pembunuhan terhadap presiden ataupun mantan presiden AS.

Dilaporkan CNN, Trump langsung dievakuasi oleh tim pengamanannya ke mobil SUV dan dibawa pergi. Setelah suara ledakan terdengar, Trump dikatakan sempat terjatuh ke tanah. Dia kemudian dihadang kembali oleh petugas keamanan dan wajahnya berlumuran darah.

Trump lantas balas berteriak ke arah massa sambil dibawa pergi oleh petugas keamanan. Dia bahkan sempat mengepalkan tangan ke arah massa. Sejauh ini, Secret Service AS menyatakan Trump dalam kondisi aman.

Upaya pembunuhan terhadap presiden ataupun mantan presiden AS sudah lama menjadi catatan hitam negara berusia 248 tahun tersebut.

Neraca Dagang Indonesia

Dari dalam negeri, siang ini akan rilis data neraca dagang periode Juni 2024.

Surplus neraca perdagangan diproyeksi melandai pada Juni 2024 karena lonjakan impor. Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Juni 2024 pada Senin (15/7/2024).

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari sembilan lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Juni 2024 akan mencapai US$ 2,88 miliar.

Surplus tersebut turun tipis dibandingkan Mei 2024 yang mencapai US$ 2,93 miliar. Jika neraca perdagangan kembali mencetak surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 50 bulan beruntun.

Konsensus juga menunjukkan bahwa ekspor akan tumbuh 5,95% (year on year/yoy) sementara impor melonjak 9,84% (yoy) pada Juni 2024.

Sebagai catatan, nilai ekspor Indonesia pada Mei 2024 mencapai US$22,33 miliar atau naik 13,82% dibanding ekspor April 2024. Dibanding Mei 2023 nilai ekspor naik sebesar 2,86%

RDG Bank Indonesia

Sementara pada Rabu (17/7/2024) ada agenda bulanan penting dari Bank Indonesia (BI) yakni Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang berlangsung dalam dua hari (16- 17 Juli 2024) dan akan diumumkan hasilnya pada Rabu sore hari.

Menarik untuk dicermati bagaimana pandangan Bank Indonesia (BI) terkait kondisi ekonomi terkini, terutama tentang rupiah yang sempat melemah menembus level terpuruk sejak Pandemi Covid-19 dan kini sudah mulai menguat lagi, serta kebijakan suku bunga acuan.

Banjir Komentar Pejabat The Fed.

Pada Selasa (16/7/2024) ada diskusi Chairman The Fed, Jerome Powel pada acara the Economic Club di Washington, D.C. Selanjutnya dilanjutkan ada pidato dari Mary Daly, salah satu pejabat the Fed.

Menarik untuk dicermati, bagaimana pandangan mereka tentang kondisi ekonomi terkini terutama mendekati pemilihan presiden AS, serta prospek penurunan suku bunga akhir tahun ini.

Masih dari AS, akan ada rilis data terkait penjualan ritel periode Juni 2024. Penghimpun data Trading Economics memproyeksikan penjualan ritel AS tumbuh melambat 2,1% yoy pada Juni 2024, dibandingkan bulan sebelumnya tumbuh 2,3% yoy.

Berlanjut pada tengah minggu, tepatnya Rabu (17/7/2024) masih berlanjut sejumlah pidato pejabat the Fed, setidaknya ada dua yakni Adriana D. Kugler dan Tom Barkin.

Terakhir, pada akhir pekan, ada sejumlah pidato dari pejabat the Fed lagi yang patut dicermati. Ada tiga pejabat yang akan menyampaikan narasi-nya terkait pandangannya ke depan tentang ekonomi dan kebijakan moneter bank sentral AS, yakni Mary Daly, Logan Lorie K Logan, dan Wiliam.

Update Tenaga Kerja AS

Lalu, pada Kamis (18/7/2024) akan ada rilis data terkait pasar tenaga kerja AS, terutama yang rilis mingguan yakni klaim pengangguran.

Pasar memproyeksi klaim pengangguran akan naik menjadi 235.000 pada minggu yang berakhir 13 Juli 2024, dibandingkan pekan sebelumnya sebanyak 222.000 klaim.

Naiknya klaim pengangguran menjadi sinyal bahwa pasar tenaga kerja AS diharapkan bisa mendingin. Pasalnya di kondisi saat ini ketenagakerjaan di AS masih cukup ketat, sehingga berimplikasi pada inflasi yang cenderung masih lambat melandai sesuai dengan target the Fed di 2%.

Jika pasar tenaga kerja mendingin sesuai ekspektasi, maka peluang kebijakan the Fed bisa menurunkan suku bunga tahun ini akan meningkat.

Pertumbuhan Ekonomi China

Pada awal pekan, Senin (15/7/2024) ada sentimen dari negeri tirai bambu, dengan rilis data pertumbuhan ekonomi untuk periode kuartal II/2024.

Melansir portal penghimpun data, Trading Economic pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada kuartal kedua tahun ini diperkirakan melambat menjadi 5,1% secara tahunan (yoy), dibandingkan kuartal sebelumnya yang tumbuh 5,3% yoy.

Ekonomi China yang cenderung lesu ini mengikuti hasil dari perlambatan inflasi disertai kondisi manufaktur yang masih terkontraksi.

Masih pada hari yang sama, China juga akan merilis data terkait penjualan ritel periode Juni 2024 yang diproyeksikan juga akan melambat jadi 3,3% dari bulan sebelumnya 3,7%.

Pertumbuhan ekonomi negeri asal Panda dan data ekonomi yang terkait ini penting untuk dicermati, jika hasil lebih dari perkiraan tentunya akan menjadi kabar baik, lantaran sang Naga Asia ini merupakan partner dagang terbesar bagi RI.

(ras/ras)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular