Newsletter

Jangan Senang Dulu, IHSG & Rupiah Masih Banyak Cobaan di Juni

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Selasa, 04/06/2024 06:00 WIB
Foto: (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
  • IHSG & rupiah mampu bangkit pada perdagangan kemarin dan kembali e level 7.000-an, namun tantangan masih banyak sehingga kenaikan bisa dibilang masih prematur
  • Deflasi dan PMI Manufaktur yang anjlok pada Mei menjadi alarm bagi ekonomi Indonesia
  • Investor tetap memperhatikan rilis data-data dari Amerika Serikat sebagai bekal keyakinan kebijakan moneter The Fed

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia menorehkan kinerja positif pada awal perdagangan Juni. Akan tetapi penguatan ini masih bersifat prematur karena tidak didorong oleh sentimen yang kuat.

Ada beberapa kabar negatif yang perlu diperhatikan investor karena bisa kembali menekan pasar saham maupun rupiah. Lebih lengkap deretan kabar tersebut di halaman ketiga dan keempat.

Pada perdagangan kemarin (3/6/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesat 0,94% ke posisi 7.036,19. IHSG berhasil bangkit kembali ke level psikologis 7.000.

Nilai transaksi indeks pada akhir perdagangan hari ini mencapai sekitar Rp 10 triliun dengan melibatkan 16 miliar lembar saham yang diperdagangkan sebanyak 961.437 kali. Sebanyak 278 saham menguat, 299 saham melemah, dan 203 saham cenderung stabil.

Secara sektoral, sektor kesehatan menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini, yakni mencapai 1,58%.

Saham perbankan raksasa kembali menjadi penopang terbesar IHSG di sesi I hari ini, setelah beberapa hari terakhir menjadi penekan IHSG. Adapun saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menjadi penopang terbesar IHSG di akhir perdagangan hari ini yakni mencapai 22,5 indeks poin.

Salah satu saham bank besar BUMN yang bergerak naik cukup signifikan hari ini ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Saham BBRI hari ini berhasil ditutup menguat Rp 190 atau sebesar 4,38% ke level Rp 4.530.

Tercatat, total transaksi saham BBRI pada hari ini sebanyak 54.228 kali transaksi dengan volume sebanyak 3,45 juta lembar saham senilai Rp 1,55 triliun. Saham BBRI sendiri hari ini sempat mencapai harga tertinggi di Rp 4.560 dan terendah di Rp 4.400.

Di sisi lain, rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) setelah Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan inflasi Indonesia melandai lebih tajam dibandingkan perkiraan pelaku pasar.

Inflasi secara tahunan tercatat sebesar 2,84% dan secara bulanan mengalami deflasi sebesar 0,03% mtm. Sedangkan inflasi inti tumbuh sebesar 1,93% yoy.

Dilansir dari Refinitiv, rupiah ditutup menguat 0,12% di angka Rp16.225/US$ pada hari ini, Senin (3/6/2024).


(ras/ras)
Pages