Fundamental Pundit

Kinerja Solid, Saham Raksasa Otomotif ASII Bisa Nanjak Nih!

Putra, CNBC Indonesia
12 June 2023 12:00
Gedung Astra
Foto: ist
  • Astra International (ASII) menorehkan kinerja keuangan yang positif dan peningkatan harga saham yang juga moncer.
  • Valuasi saham ASII ternyata masih menarik dan layak untuk disimak.
  • Prospek bisnis Astra ke depan juga cerah dan bisa menjadi 'bantalan' untuk investor perusahaan.

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konglomerat PT Astra International Tbk (ASII)tengah mengalami momentum positif tahun ini. Di tengah kinerja saham yang ciamik sejak awal tahun, valuasi ASII ternyata masih menarik.

Usai menorehkan kinerja ciamik selama 2022 dan membagikan dividen jumbo Rp552 per saham pada 19 Mei lalu (belum termasuk dividen interim Rp88 per saham pada Oktober lalu), performa ASII selama kuartal I 2023 juga solid.

ASII membukukan kenaikan laba bersih konsolidasi sebesar 27% menjadi Rp 8,7 triliun pada kuartal I tahun ini.

Sementara laba bersih per saham sebesar Rp 212, meningkat 25% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina).

Laba bersih Grup, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina, mencapai Rp8,6 triliun, 25% lebih tinggi dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022.

Capaian tersebut didorong dari pendapatan bersih konsolidasian Grup pada kuartal pertama tahun 2023 adalah sebesar Rp 83,0 triliun, atau meningkat 15% dibandingkan dengan kuartal pertama pada tahun 2022.

Laba bersih divisi otomotif Grup meningkat 36% menjadi Rp 3 triliun, yang mencerminkan peningkatan volume penjualan. Angka tersebut diatas rata-rata nasional meningkat 7% menjadi 282.000 unit pada kuartal pertama tahun 2023.

Penjualan mobil Astra meningkat 6% menjadi 150.000 unit, namun pangsa pasar sedikit menurun dari 54% menjadi 53%. Selama kuartal ini, telah diluncurkan tiga model baru dan tujuh model revamped.

Penjualan Astra atas sepeda motor Honda meningkat 51% menjadi 1.436.000 unit, dengan pangsa pasar meningkat dari 75% menjadi 79%. Sementara penjualan sepeda motor secara nasional meningkat 44% menjadi 1.824.000 unit pada kuartal pertama tahun 2023.

Bisnis komponen otomotif Grup dengan kepemilikan 80%, PT Astra Otoparts Tbk (AUTO), mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 92% menjadi Rp433 miliar pada kuartal pertama tahun 2023, terutama disebabkan oleh kenaikan pendapatan dari segmen pabrikan (original equipment manufacturer).

Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 26% menjadi Rp1,9 triliun pada kuartal pertama tahun 2023 dibandingkan dengan kuartal pertama tahun 2022, terutama disebabkan oleh peningkatan kontribusi bisnis pembiayaan konsumen dan alat berat.

Kemudian, laba bersih Grup dari divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi meningkat 27% menjadi Rp 3,3 triliun, terutama disebabkan oleh kontribusi yang lebih tinggi dari penjualan alat berat, kontraktor penambangan dan pertambangan batu bara yang semuanya diuntungkan oleh harga batu bara yang cukup baik.

PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 23% menjadi Rp 5,3 triliun. Penjualan alat berat Komatsu meningkat 6% menjadi 1.791 unit. Pendapatan dari suku cadang dan jasa pemeliharaan juga meningkat.

Perusahaan kontraktor penambangan, PT Pamapersada Nusantara (PAMA), mencatat peningkatan volume pengupasan lapisan tanah (overburden removal) sebesar 19% menjadi 246 juta bank cubic metres. Produksi batu bara juga mengalami peningkatan sebesar 12% menjadi 27 juta ton.

Anak perusahaan UT di bidang pertambangan melaporkan sedikit peningkatan penjualan batu bara menjadi 3,0 juta ton, termasuk penjualan 698.000 ton batu bara metalurgi. PT Agincourt Resources, anak perusahaan yang 95% sahamnya dimiliki UT, melaporkan penurunan penjualan emas sebesar 21% menjadi 59.000 ons.

Sementara perusahaan kontraktor umum yang 82,2% sahamnya dimiliki UT, PT Acset Indonusa Tbk (ACST), melaporkan rugi bersih yang lebih tinggi sebesar Rp30 miliar, dibandingkan rugi bersih sebesar Rp25 miliar pada kuartal pertama tahun sebelumnya, terutama disebabkan kenaikan biaya keuangan.

Laba bersih dari divisi agribisnis Grup menurun 54% menjadi Rp 179 miliar, terutama disebabkan oleh harga jual dan volume penjualan kelapa sawit yang lebih rendah. PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang 79,7% sahamnya dimiliki Perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 54% menjadi Rp 225 miliar.

Sementara divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 71% menjadi Rp202 miliar, yang terutama disebabkan oleh kinerja bisnis jalan tol yang lebih baik.

Laba bersih PT Serasi Autoraya meningkat 6% menjadi Rp38 miliar, terutama karena jumlah unit kontrak sewa meningkat 3% menjadi 25.400 unit, walaupun kontribusi laba bersih dari penjualan mobil bekas lebih rendah.

Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk (ASGR), yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan laba bersih 58% lebih tinggi menjadi Rp19 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan marjin usaha.
Properti

Laba bersih dari divisi properti Grup menurun sebesar 15% menjadi Rp45 miliar, terutama karena serah terima unit proyek residensial Asya dan Anandamaya Residences yang lebih rendah, yang sebagian dikompensasi oleh tingkat hunian di Menara Astra yang lebih tinggi.

Nilai aset bersih per saham pada 31 Maret 2023 sebesar Rp 4.937, atau 4% lebih tinggi dibandingkan posisi pada 31 Desember 2022.

Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, mencapai Rp 46,4 triliun pada 31 Maret 2023, dibandingkan Rp35,1 triliun pada akhir tahun 2022.

Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup meningkat menjadi Rp45,9 triliun pada 31 Maret 2023 dari Rp 44,5 triliun pada akhir tahun 2022

Dibandingkan dengan peers, marjin laba kotor (GPM), marjin laba usaha (OPM), hingga marjin laba bersih (NPM) Astra tetap menjadi jawaranya.

Demikian pula dua metrik profitabilitas penting lainnya, return on equity (ROE) dan return on assets (ROA) ASII, yang merupakan pemimpin pasar otomotif, juga berada di atas perusahaan sejenis. (Lihat tabel di bawah)

Valuasi Menarik

Dengan kinerja keuangan yang solid, valuasi saham ASII ternyata masih attractive. Metrik multiples price-to earnings ratio (PER) ASII tercatat 7,89 kali, masih di bawah rule of thumb 10 kali. Artinya, masih terbilang murah.

Sementara, price-to book value (PBV) ASII tercatat 1,38 kali, sedikit di atas industri 1 kali, tetapi masih di bawah rerata perusahaan otomotif di Asia dengan PBV 2 kali.

Dengan melihat hal tersebut dan memasukkan pula proyeksi kinerja masa depan, nilai wajar saham ASII berada di angka Rp7800/saham atau ada potensi kenaikan (upside) 14,7% dari harga 9 Juni 2023 (Rp6.800/saham).

Sekilas Tentang Astra

PT Astra International Tbk, didirikan di Jakarta pada 1957, awalnya adalah sebuah perusahaan perdagangan umum yang dikenal sebagai Astra International Inc.

Grup Astra adalah salah satu perusahaan terbesar di Indonesia dan telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1990.

Grup ini terdiri dari 270 anak perusahaan, usaha patungan, dan perusahaan asosiasi, serta memiliki sekitar 200.000 karyawan.

Astra kini memiliki tujuh segmen bisnis inti, termasuk otomotif, jasa keuangan, alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi, agribisnis, infrastruktur dan logistik, teknologi informasi, serta properti.

Lewat kepemilikan 50,11% saham, Jardine Cycle & Carriage Ltd merupakan pemegang saham pengendali ASII.

Jardine Cycle & Carriage Ltd sendiri adalah perusahaan yang didirikan di Singapura dan entitas anak dari Jardine Matheson Holdings Ltd.

Jardine Matheson masuk ke Astra lewat Jardine Strategic Holdings pada periode 1990-an hingga 2000, mengambil alih kepemilikan saham senilai US$506 juta dari keluarga William Soeryadjaya yang saat itu bisnisnya didera krisis finansial, buntut kemelut penutupan Bank Summa.

Prospek Bisnis ASII

Ke depan, sektor otomotif di Indonesia akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi makro yang tidak kondusif dan persaingan yang masih tinggi.

Meskipun demikian, industri otomotif secara umum tetap menjadi salah satu sektor industri yang mendukung perekonomian domestik.

Prospek jangka panjang industri ini masih positif, didukung oleh potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tinggi dan jumlah penduduk yang besar. Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara, penetrasi kendaraan roda empat di Indonesia masih rendah.

Selain itu, pemerintah juga sedang mempercepat pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di berbagai wilayah di Indonesia.

Hal ini akan meningkatkan mobilitas penduduk dan barang, serta mendorong permintaan akan berbagai jenis moda transportasi.

Meskipun penjualan otomotif hampir pulih pada tingkat sebelum pandemi pada 2022, produsen otomotif tetap perlu waspada dalam menghadapi tantangan perubahan dinamika industri.

Tantangan tersebut meliputi tekanan biaya bahan baku dan hambatan dalam rantai pasokan global akibat dampak pandemi, persaingan pasar yang ketat, serta tekanan inflasi yang timbul dari konflik antara Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut.

Dalam hal regulasi, dukungan pemerintah telah menarik minat pihak-pihak baru untuk masuk ke industri ini dan meningkatkan popularitas kendaraan listrik, terutama pada 2022.

Diperkirakan produsen kendaraan dengan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE) akan terus meningkatkan inovasi produk yang lebih ramah lingkungan sesuai dengan permintaan pasar.

Singkatnya, dengan prospek dan rapor keuangan yang positif dan valuasi yang masih menarik, saham ASII layak untuk menjadi salah satu koleksi investor.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research, divisi penelitian CNBC Indonesia. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau aset sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(trp/trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation