
Laba Anjlok 87% dan Mahal, Investasi di ESSA Berisiko Tinggi!

- Laba bersih PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) anjlok 87% pada kuartal I-2023 yang ditunjukkan dari top line atau pendapatan yang juga menurun 42%
- Penurunan pendapatan disebabkan oleh harga amonia yang menurun dan gangguan operasional pabrik sempat ditutup selama tiga minggu.
- Pemasok perusahaan terkonsentrasi pada dua pemasok utama dan 93% pelanggan merupakan afiliasi.
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) membukukan penurunan laba bersih 87%, menjadi Rp 47 miliar secara tahunan (year-on-year/yoy). Laba bersih ini merupakan yang terendah dalam 7 kuartal terakhir.
Penurunan laba bersih ESSA tercermin dari sisi topline perusahaan yang juga terendah sejak kuartal-II 2021. Pendapatan kuartal-I 2023 ESSA menurun 54% menjadi Rp 1,3 triliun.
Penurunan pendapatan mengindikasikan adanya penurunan antara volume penjualan atau harga rata-rata jual (Average Selling Price/ASP) dari produk. Sesuai dengan formula menghitung pendapatan yaitu volume penjualan x ASP.
Berdasarkan laporan keuangan, penurunan pendapatan berasal dari segmen penjualan ammonia yang menurun 48,8%, menjadi Rp 1,3 triliun.
Melansir Refinitiv, harga Amonia menurun 54% dari titik tertingginya menjadi US$ 319 per ton. Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor penurunan pendapatan dari ESSA disebabkan oleh penurunan harga jual amonia.
Berdasarkan ChemicalSafetyFacts, Amonia merupakan gas alami yang berfungsi sebagai bahan campuran kimia untuk berbagai produk komersial, seperti pupuk dan bahan pembersih. Amonia juga dapat digunakan sebagai zat pendingin, penetral, pemurni, pembuatan plastik, pewarna, dan sebagainya.
Amonia perusahaan terjual pada satu pihak berelasi yaitu Genesis Corporation. Hal ini mengindikasikan penjualan ESSA bergantung pada satu pihak afiliasi, sehingga tidak terdapat diversifikasi.
Kurangnya diversifikasi berpotensi menyebabkan perusahaan bergantung pada satu pihak, sehingga ketika pelanggan sedang tidak membutuhkan persediaan akan berpotensi penetapan harga akan rendah, karena terdapat perjanjian seluruh amonia akan diserap Genesis Corporation. Selain itu, dalam laporan keuangan juga dinyatakan harga jual ditentukan berdasarkan perjanjian.
Dari sisi persediaan, ESSA memperoleh bahan baku dari Pertamina EP dan bahan baku gas dari Joint Operating Body Pertamina Medco Tomori Sulawesi (JOBPMTS). Pemasok perusahaan yang terkonsentrasi berpotensi menyebabkan penghentian aktivitas bisnis, apabila terjadi gangguan pasokan atau pemutusan kontrak.
Bisnis
PT Surya Esa Perkasa Tbk didirikan pada 24 Maret 2006 sebagai perusahaan refinery gas bumi di Palembang. Bisnis perseroan terus bertumbuh dengan melantai di bursa (initial public offering/IPO) pada 1 Februari 2012 di harga Rp 610 per saham.
Perseroan aktif melakukan penambahan modal (HMETD) dengan penerbitan 100 juta saham di harga pelaksanaan Rp 3.000 per saham. ESSA aktif melakukan ekspansi kilang Liquified Petroleum Gas (LPG), menambah 190 TPD.
Kapasitas produksi perusahaan meningkat sampai 50%, mencapai 7.700 MT per bulan. ESSA melakukan penambahan modal (HMETD) sebesar Rp 495 miliar untuk merambah pada bisnis amonia tahun 2018.
ESSA kembali melakukan penambahan modal (PMTHMETD) sebesar Rp 184 miliar pada 2020. Tahun 2022 ESSA untuk pertama kalinya melakukan pembagian dividen.
Segmen Bisnis
Perseroan memiliki tiga produk yaitu LPG, Kondensat dan Amoniak.
LPG digunakan sebagai bahan bakar alat dapur (kompor gas), bahan bakar kendaraan, dan industri konstruksi steelworkshop untuk las.
Kondensat yang merupakan produk sampingan dari penyulingan gas dimanfaatkan untuk thinner, lem, ban kendaraan, dan pengurai polyethylene.
Amoniak mayoritas digunakan untuk pupuk (~80% dari pasar), bahan farmasi, makanan & minuman, tekstil, dan sebagainya.
Kinerja Finansial
Amonia merupakan segmen penopang perusahaan dengan kontribusi pendapatan mencapai 85%. Namun, segmen ini malah menunjukkan penurunan pendapatan dan diikuti dengan penurunan gross profit margin.
Hal ini mengindikasikan bahwa terdapat penurunan harga jual. Namun, beban pokok penjualan perusaahaan yang cenderung tidak berubah menyebabkan GPM turun. Sehingga, gross profit segmen amonia turun drastis.
Sedangkan segmen LPG dan jasa pengolahan yang berkontribusi hanya 15% pendapatan perusahaan mampu menopang bisnis ESSA. Hal ini disebabkan segmen LPG dan jasa pengolahan tidak mengalami penurunan yang signifikan.
Bahkan, akibat penurunan dari segmen amonia, segmen LPG dapat berkontribusi dari total gross profit perusahaan mencapai 38%.
Prospek Pemulihan Harga Komoditas Pupuk
Melansir press release, penurunan kinerja ESSA disebabkan oleh penurunan harga komoditas dan penurunan volume penjualan yang disebabkan oleh pemeliharaan terjadwal pabrik amoniak selama 3 minggu.
Selain itu, harga amoniak mengalami pelemahan pada kuartal-I 2023 seiring dengan harga komoditas global yang juga mulai menurun. Di sisi lain, jumlah permintaaan juga mengalami penurunan.
Namun, seiring kembali dibukanya China pasca lock down permintaan pupuk mulai pulih. Tingginya harga gas Eropa juga akan menjadi sentiment positif kembali meningkatnya harga amonia pada semester ke-2 tahun 2023.
Valuasi
ESSA | SAMF | TGKA | |
Valuasi | |||
PE (Annualized) | 47 | 5 | 12 |
PBV | 1.29 | 2.7 | 2.97 |
Efficiency & Effectiveness | |||
GPM | 20.96% | 22.06% | 9.76% |
NPM | 3.54% | 9.18% | 3.33% |
ROA (TTM) | 14.11% | 13.37% | 10.07% |
Financial Health | |||
DER | 0.61 | 1.39 | 1.22 |
Current Ratio | 1.71 | 1.55 | 1.90 |
Quick Ratio | 1.44 | 0.83 | 1.40 |
ESSA memiliki valuasi yang relatif termahal dibandingkan kompetitornya SAMF (industri pupuk) dan TGKA (pengolahan gas), khususnya dari segi PE ratio yang disetahunkan. Hal tersebut, disebabkan penurunan laba bersih kuartal pertama ESSA.
Secara efisiensi dan efektivitas perusahaan cenderung sudah cukup baik dalam melakukan efisiensi dan mengelola modal. Namun, hal ini relatif bias disebabkan oleh perbedaan sektor akibat ESSA merupakan satu-satunya perusahaan Amonia di Indonesia.
Secara kesehatan keuangan, ESSA memiliki rasio utang dibanding modal yang kecil dengan kemampuan pembayaran utang jangka pendek yang baik.
Layakkah Investasi?
Penurunan harga amonia merupakan faktor utama kinerja ESSA mengalami penurunan drastis. Hal ini diperparah dengan adanya penutupan pabrik untuk selama tiga minggu untuk perawatan.
ESSA juga memiliki bisnis yang sangat terkonsentrasi baik dari sisi pemasok dan pelanggan. Pemasok bahan baku utama ESSA hanya terdapat dua perusahaan dan 93% pelanggan ESSA merupakan pihak afiliasi.
Kurangnya diversifikasi berisiko jika rekan bisnis menghentikan kontrak, mengalami gangguan pasokan. Selain itu, perusahaan juga menjadi kurang fleksibel untuk menentukan harga akibat tidak adanya pilihan, sehingga jika pemasok memberi harga tinggi perusahaan harus menerima akibat risiko produk tidak terjual.
Berdasarkan hal tersebut, emiten ESSA cukup berisiko untuk diinvestasikan saat ini.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(mza/mza)
