Pekan Penuh Guncangan, Pasar Keuangan RI Siap?
- Pasar keuangan Tanah Air cenderung bergairah sepanjang pekan lalu atau setelah libur lebaran 2023.
- Wall Street berakhir terkoreksi cenderung tipis pada perdagangan Senin kemarin.
- Pelaku pasar akan memantau ketat rilis data ekonomi AS sebagai penentu sikap The Fed dan inflasi di Indonesia yang diperkirakan melonjak setelah libur Lebaran 2023.
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan pasar keuangan Tanah Air pada pekan lalu hanya berlangsung selama tiga hari, setelah libur panjang dalam rangka Lebaran 2023 atau Idul Fitri 1444 H.
Meski hanya berlangsung selama tiga hari saja, tetapi pasar keuangan dalam negeri pada pekan lalu terbilang menggembirakan, di mana Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), rupiah, dan Surat Berharga Negara (SBN) kompak bergairah.
Kinerja cemerlang pasar keuangan RI diharapkan kembali terulang hari ini di tengah banyaknya sentimen dari dalam ataupun luar negeri. Selengkapnya mengenai sentimen pasar keuangan dalam negeri hari ini bisa dibaca pada halaman 3 dan 4 artikel ini.
IHSG sepanjang pekan lalu yang hanya berlangsung selama tiga hari saja tercatat melesat 1,38% secara point-to-point (ptp).
Namun pada perdagangan Jumat (28/4/2023) pekan lalu, IHSG ditutup melemah 0,43% di posisi 6,915,716.
Data pasar menunjukkan investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy)hingga mencapai Rp 4,01 triliun di seluruh pasar sepanjang pekan lalu.
Sedangkan untuk rupiah, sepanjang pekan lalu melesat 1,18% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) secara point-to-point (ptp). Pada perdagangan akhir pekan lalu, mata uang Garuda ditutup menguat 0,24% di level Rp 14.665/US$.
Sementara di pasar obligasi pemerintah RI atau surat berharga negara (SBN), harganya terpantau menguat dan yield-nya mengalami penurunan sepanjang pekan lalu, menandakan bahwa investor cenderung memburunya.
Mengacu pada data Refinitiv, SBN bertenor 5 dan 10 tahun menjadi yang paling banyak diburu oleh investor, terlihat dari turunnya yield yang cukup signifikan hingga belasan persen.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Setelah libur lebaran, biasanya kondisi pasar masih cenderung sepi karena beberapa masyarakat masih ada yang belum kembali ke daerah perantauan.
Apalagi, akhir pekan lalu terbilang ada libur selama tiga hari dalam rangka hari buruh yang jatuh kemarin, sehingga banyak orang yang ingin memperpanjang liburan dengan mengambil cuti.
Meski begitu secara historis, terutama di IHSG, pergerakannya setelah libur lebaran baru akan kembali ramai sekitar sepekan atau dua pekan setelah Hari Raya, sehingga pada pekan ini sepertinya pelaku pasar kembali masuk ke market. Apalagi sentimen global termasuk di dalam negeri cenderung ramai pada pekan ini.
Di lain sisi, menguatnya pasar saham Tanah Air dipicu oleh sentimen positif yang mengguyur pasar keuangan Indonesia. Dari dalam negeri, sejatinya terdapat suntikan positif dari data realisasi investasi pada kuartal I-2023.
Kinerja perusahaan pada kuartal I yang masih kinclong juga diharapkan bisa menopang kinerja IHSG. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi pada kuartal IV-2022 melonjak 30,3% menjadi Rp 314,8 triliun.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Wall Street Loyo Setelah JPMorgan 'Caplok' First Republic Bank
(chd/chd)