
Pekan Penuh Guncangan, Pasar Keuangan RI Siap?

Sementara di dalam negeri, inflasi Indonesia pada periode April 2023 juga akan dirilis pada hari ini. Inflasi Indonesia diproyeksi melonjak pada April sejalan dengan periode musiman Ramadan dan Lebaran.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, dari 11 institusi memperkirakan inflasi April 2023 akan menembus 0,47% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi akan lebih tinggi dibandingkan pada Maret 2023 yang tercatat 0,18%.
Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year-on-year/yoy) akan menembus 4,48% pada bulan ini. Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan pada Maret yang tercatat 4,97%.
Sebagaimana diketahui, umat Islam Indonesia mengawali puasa pada 22 Maret dan merayakan Hari Raya Idul Fitri pada 21/22 April 2022.
Periode Ramadan dan Lebaran merupakan puncak konsumsi di Indonesia sehingga inflasi biasanya akan melejit.
Lonjakan permintaan diperkirakan terjadi pada pertengahan April setelah Tunjangan Hari Raya (THR) turun serta persiapan Lebaran mencapai puncak.
Dalam enam tahun terakhir, rata-rata inflasi periode Ramadan ada di angka 0,42%. Lonjakan inflasi menjadi momok tersendiri karena bisa menekan daya beli. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mengibaratkan inflasi seperti hantu.
Selain itu, pada hari yang sama akan dirilis pula data PMI manufaktur RI versi S&P Global yang diproyeksi masih di area ekspansi, kendati lebih rendah dibandingkan Maret.
PMI manufaktur RI pada periode April diprediksi berada di angka 51,6. Jika demikian, maka PMI manufaktur mengalami penurunan dari periode Maret yang di angka 51,9, berdasarkan survei dari Trading Economics.
Kemudian, pada Jumat akhir pekan ini, investor juga akan mencerna rilis data pertumbuhan ekonomi (PDB) RI per kuartal I 2023.
Proyeksi ekonom yang dihimpun Trading Economics menyebut pertumbuhan ekonomi Indonesia secara tahunan di periode tersebut akan mencapai 5,00%.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I mencapai minimal 5%.
Pertumbuhan ini dapat dicapai karena tingkat konsumsi masyarakat Indonesia pada awal tahun ini masih tinggi dan akan didorong oleh efek musiman bulan Maret ini yang sudah memasuki bulan Ramadhan.
"Kita cukup bagus growth-nya untuk Q-1, proyeksi 5% hingga 5,3% untuk seluruh tahun, untuk Q1 kita masih berharap akan mendekati 5% terutama karena tadi dari consumption masih cukup kuat," ungkapnya dalam konferensi pers APBN KiTa, Selasa (14/3/2023) lalu.
Selain itu, pasar juga masih akan mencerna rilis kinerja keuangan emiten besar di RI pada kuartal I-2023.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Simak Rilis Data dan Agenda Hari Ini
(chd/chd)