Newsletter

Sinyal Perang Dagang Berakhir Makin Jelas, AS-Iran Buat Investor Cemas

Revo M, CNBC Indonesia
12 June 2025 06:15
Ilustrasi Trading (Stok Market)
Foto: Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah signifikan pada pembukaan perdagangan hari ini, Senin (2/6/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
  • Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam, IHSG melemah sementara rupiah menguat
  • Wall Street ditutup beragam setelah data inflasi AS keluar
  • Data inflasi AS, pembicaraan dagang AS vs China serta data ekonomi dalam negeri menjadi penggerak pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada perdagangan kemarin, Rabu (11/6/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat, dan Surat Berharga Negara (SBN) dilirik investor.

Pasar keuangan domestik diproyeksikan masih akan dipengaruhi oleh sentimen eksternal maupun internal pada Kamis (12/6/2025). Selengkapnya mengenai proyeksi bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Pada penutupan perdagangan Rabu (11/6/2025), IHSG ditutup melemah 0,11% ke posisi 7.222. Pelemahan ini memutus apresiasi IHSG yang telah terjadi tiga hari beruntun.

Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitar Rp18,36 triliun dengan melibatkan 31,46 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 1,44 juta kali. Sebanyak 336 saham menguat, 256 saham melemah, dan 214 saham stagnan.

Sementara dari sisi investor asing, tampak net buy sebesar Rp79,04 miliar.

Secara sektoral, 10 dari 11 sektor ditutup di zona hijau dengan penguatan tertinggi yakni dari sektor basic industry sebesar 2%, kemudian sektor transportation yang naik 1,43%, dan sektor teknologi yang menanjak 1,07%.

Sedangkan sektor finansial menjadi satu-satunya sektor yang melemah sebesar 0,3%.

IHSG terperosok ke zona merah setelah Bank Dunia secara tajam memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global karena ketidakpastian perdagangan sebagai faktor utama.

Bank Dunia memperkirakan ekonomi global hanya akan tumbuh sebesar 2,3% pada 2025, turun dari proyeksi sebelumnya sebesar 2,7%.

"Ini akan menjadi tingkat pertumbuhan global paling lambat sejak 2008, kecuali pada masa resesi global secara menyeluruh," kata Bank Dunia dalam laporan Global Economic Prospects.

Ketidakpastian perdagangan disebut sangat membebani prospek ekonomi global, menurut Bank Dunia.

"Perselisihan internasional terutama soal perdagangan telah mengguncang banyak kepastian kebijakan yang sebelumnya membantu mengurangi kemiskinan ekstrem dan memperluas kemakmuran setelah Perang Dunia II berakhir," kata Indermit Gill, Wakil Presiden Senior dan Kepala Ekonom Bank Dunia, dalam laporan tersebut.

Beralih ke pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada posisi Rp16.250/US$ atau menguat 0,09%. Posisi ini merupakan yang terendah sejak 2 Juni 2025.

Selanjutnya, beralih pada imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau turun 0,28% menjadi 6,733%. Posisi ini merupakan yang terendah sejak 8 November 2024.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menunjukkan investor cenderung untuk masuk ke pasar SBN.

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street ditutup beragam dengan mayoritas melemah di tengah pembicaraan dagang AS-China serta data inflasi AS.

Indeks S&P 500 turun 0,27% dan ditutup di level 6.022,24, mengakhiri tren kenaikan selama tiga hari. Nasdaq Composite melemah 0,5% ke 19.615,88. Dow Jones Industrial Average nyaris tak berubah, turun hanya 1,1 poin dan ditutup di 42.865,77.

Pergerakan Wall Street dipengaruhi hasil pembicaraan dagang AS-China serta data inflasi.

Indeks harga konsumen (CPI) naik atau mengalami inflasi 0,1% pada Mei (month to month), lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 0,2%.

Inflasi inti, tidak memasukkan harga makanan dan energi yang bergejolak, juga naik 0,1%, di bawah ekspektasi.

Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi tercatat 2,4% oada Mei 2025, lebih tinggi dibandingkan April yakni 2,3%.
Inflasi di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,5%. Inflasi inti (yoy) tetap bertahan di 2,8%.

"Inflasi Mei lebih rendah dari perkiraan, yang menunjukkan bahwa tarif tidak memberikan dampak langsung yang besar karena perusahaan masih menggunakan persediaan lama atau menyesuaikan harga secara perlahan karena permintaan yang tidak pasti," kata Alexandra Wilson-Elizondo, co-CIO global untuk solusi multi-aset di Goldman Sachs Asset Management, kepada CNBC International.

Dia menambahkan selama masa jeda tarif selama 90 hari berakhir, pasar akan terjebak antara inflasi dan data ketenagakerjaan. Jika inflasi tetap terkendali atau pasar tenaga kerja melemah, Federal Reserve kemungkinan akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga ke depannya.

Sementara itu, pembicaraan dagang antara pejabat AS dan China menjadi sorotan utama pekan ini bagi investor yang masih cemas mengenai kebijakan perdagangan.

Pejabat kedua negara mencapai kesepakatan awal setelah dua hari pembicaraan di London, namun mereka menyatakan bahwa kerangka tersebut masih harus mendapatkan persetujuan dari Presiden AS dan Tiongkok sebelum diimplementasikan.

 

Dalam kerangka tersebut, China akan menyetujui ekspor mineral tanah jarang (rare earth), sementara AS akan mencabut pembatasan penjualan teknologi canggih ke China.

Meski kerangka tersebut masih difinalisasi, Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyatakan pada Rabu bahwa tarif AS atas impor dari China tidak akan berubah dari level saat ini.

Presiden Donald Trump mengatakan sebelumnya dalam unggahan di Truth Social bahwa kesepakatan dengan China sudah "selesai, menunggu persetujuan akhir dari Presiden Xi Jinping.

Trump menambahkan sebagai bagian dari kerangka kesepakatan itu, ia menyebut bahwa magnet dan "semua rare earth yang dibutuhkan" akan dipasok terlebih dahulu oleh China dan AS akan mengizinkan mahasiswa Tiongkok untuk belajar di perguruan tinggi dan universitas AS. Ia menambahkan bahwa "KITA MENDAPATKAN TOTAL 55% TARIF, TIONGKOK MENDAPATKAN 10%."

Pergerakan pasar keuangan Tanah Air hari ini diperkirakan akan banyak dipengaruhi oleh sentimen eksternal khususnya dari AS usai merilis data Indeks Harga Konsumen (IHK) serta AS dengan China yang telah menyepakati kerangka kerja perdagangan dan berujung pada meredakan ketegangan serta membangun kepercayaan antara kedua negara.

Inflasi AS

AS melaporkan indeks harga konsumen (CPI) naik atau mengalami inflasi 0,1% pada Mei 2025 (month to month), lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 0,2%.

Inflasi inti, tidak memasukkan harga makanan dan energi yang bergejolak, juga naik 0,1%, di bawah ekspektasi.

Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi tercatat 2,4% pada Mei 2025, lebih tinggi dibandingkan April yakni 2,3%. Kenaikan inflasi (yoy) ini adalah yang pertama kali sejak Januari 2025 atau empat bulan terakhir. Laju inflasi Mei masih di bawah ekspektasi pasar yakni 2,5%. Namun, inflasi sedikit lebih tinggi dibandingkan April 2025 (2,3%) yang merupakan level terendah sejak 2021.

Sementara itu, inflasi inti (yoy) tetap bertahan di 2,8%.

Komoditas yang mendogkrak inflasi di antaranya makanan (2,9% pada Mei vs 2,8% pada April), jasa transportasi (2,8% vs 2,5%), mobil dan truk bekas (1,8% vs 1,5%) serta kendaraan baru (0,4% vs 0,3%). Di sisi lain, inflasi untuk tempat tinggal sedikit menurun (3,9% vs 4%).

Sementara itu, biaya energi turun 3,5%, setelah sebelumnya turun 3,7% pada April. Harga bensin (-12% vs -11,8%) dan minyak pemanas (-8,6% vs -9,6%) terus menurun, sementara kenaikan harga gas alam tetap tinggi (15,3% vs 15,7%).

Naiknya inflasi ini menjadi sinyal jika dampak perang dagang sudah mulai merembet kepada harga barang di tingkat konsumen. Kendati demikian, laju inflasi masih di bawah ekspektasi pasar yang membuat ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed semakin besar.

AS dan China Telah Capai Kesepakatan

Kesepakatan yang mengembalikan gencatan senjata yang rapuh dalam perang dagang AS-China ke jalurnya telah tuntas, kata Presiden AS Donald Trump pada  Rabu, setelah negosiator dari Washington dan Beijing menyepakati kerangka kerja yang mencakup tingkat tarif.

Kesepakatan itu juga menghapus pembatasan ekspor China atas mineral tanah jarang dan memungkinkan mahasiswa China mengakses universitas-universitas Amerika.

Trump menggunakan platform media sosialnya untuk menawarkan beberapa perincian pertama yang muncul dari perundingan maraton selama dua hari yang diadakan di London, yang dalam kata-kata Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick, telah "memberikan isi" pada kesepakatan yang dicapai bulan lalu di Jenewa untuk melonggarkan tarif pembalasan bilateral yang telah mencapai tingkat tiga digit.

"Kesepakatan kami dengan China telah selesai, tergantung persetujuan akhir dengan Presiden Xi dan saya," kata Trump di platform Truth Social. "Magnet penuh, dan tanah jarang apa pun yang diperlukan, akan dipasok, di muka, oleh China. Demikian pula, kami akan menyediakan kepada China apa yang telah disetujui, termasuk mahasiswa China yang menggunakan perguruan tinggi dan universitas kami (yang selalu baik bagi saya!). Kami mendapatkan total tarif 55%, China mendapatkan 10%."

Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan 55% tersebut merupakan jumlah tarif dasar "timbal balik" sebesar 10% yang dikenakan Trump pada barang-barang yang diimpor dari hampir semua mitra dagang AS; 20% pada semua impor dari China karena tindakan hukuman yang dikenakan Trump pada China, Meksiko, dan Kanada terkait dengan tuduhannya bahwa ketiga negara tersebut memfasilitasi aliran opioid fentanyl ke AS; dan terakhir pungutan pra-eksis sebesar 25% pada impor dari China yang diberlakukan selama masa jabatan pertama Trump di Gedung Putih.

Meski begitu, banyak hal spesifik tentang kesepakatan itu dan detail bagaimana kesepakatan itu akan dilaksanakan masih belum jelas.

Dengan berkurangnya ketegangan dagang antara AS dan China, permintaan terhadap komoditas ekspor Indonesia seperti kelapa sawit, karet, dan tekstil bisa meningkat.

Selain itu, meredanya perang dagang dapat mengurangi tekanan terhadap rupiah, sehingga membantu menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

AS Melunak Soal Perang Dagang

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengisyaratkan pemerintahan Trump terbuka untuk memperpanjang jeda tarif 90 hari yang saat ini berlaku hingga setelah 9 Juli, asalkan mitra dagang utama AS menunjukkan "itikad baik" dalam negosiasi perdagangan yang sedang berlangsung.
Namun, belum diketahui apakah Indonesia termasuk dalam daftar tersebut.

AS memiliki 18 "mitra dagang penting", kata Bessent dalam sidang di hadapan Komite Cara dan Sarana DPR di Washington. Pemerintahan Trump, menurutnya, sedang "bekerja menuju kesepakatan" dengan negara-negara tersebut.

"Sangat mungkin," ujar Bessent, bahwa untuk negara-negara dan blok dagang seperti Uni Eropa, "yang bernegosiasi dengan itikad baik," AS akan "memperpanjang batas waktu untuk melanjutkan negosiasi tersebut."

"Jika ada pihak yang tidak bernegosiasi, maka kami juga tidak akan melanjutkannya," tegasnya kepada komite yang bertanggung jawab atas kebijakan pajak.

Sebelumnya, pejabat pemerintahan Trump belum pernah mengindikasikan bahwa mereka bersedia memperpanjang jeda tarif 90 hari tanpa ada setidaknya "rancangan kesepakatan" sebelum masa jeda berakhir.

Pernyataan Bessent ini menunjukkan bahwa pemerintahan Trump mungkin lebih fleksibel terhadap tenggat waktu yang mereka tetapkan sendiri, terutama mendekati masa berakhirnya jeda.

Jeda tarif timbal balik selama 90 hari yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada 9 April dijadwalkan akan berakhir kurang dari satu bulan lagi.

Pejabat Gedung Putih berulang kali menyatakan bahwa mereka hampir mencapai kesepakatan dagang dengan setengah lusin negara. Namun sejauh ini, baru satu kesepakatan perdagangan formal diumumkan dengan Inggris, serta sebuah kesepakatan kerangka kerja (framework agreement) dengan Tiongkok.

Indeks Keyakinan Konsumen Indonesia Mei 2025

Bank Indonesia (BI) pada pagi hari ini akan merilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang diperkirakan masih akan berada di level optimis.

Sebagai catatan, pada April 2025,IKK Indonesia berada di level 121,7 atau naik dari level terendah dalam lima bulan sebesar 121,1 pada Maret. Ini menandai peningkatan pertama dalam sentimen konsumen dalam empat bulan terakhir, seiring menguatnya sebagian besar dari enam sub-indeks.

Peningkatan terjadi pada persepsi terhadap kondisi ekonomi saat ini (naik 3,1 poin menjadi 113,7), ekspektasi pendapatan dalam enam bulan ke depan (naik 0,5 poin menjadi 137,5), tingkat pendapatan saat ini (naik 4,1 poin menjadi 125,4), dan ketersediaan lapangan kerja dibandingkan enam bulan lalu (naik 1,3 poin menjadi 101,6).

Sementara itu, sub-indeks yang mengalami pelemahan mencakup ketersediaan lapangan kerja secara umum (turun 2,4 poin menjadi 123,5) dan prospek ekonomi ke depan (turun 1,9 poin menjadi 129,8).

Indeks Harga Produsen (IHP) AS Mei 2025

Pada hari ini, AS juga akan merilis data IHP usai sebelumnya merilis data IHK.

Sebelumnya, inflasi harga produsen di Amerika Serikat melambat menjadi 2,4% secara tahunan pada April 2025, turun dari 3,4% (yang telah direvisi) pada Maret dan sedikit di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,5%. Ini merupakan tingkat tahunan terendah sejak September 2024.

Sedangkan untuk periode Mei 2025, IHP diperkirakan naik menjadi 2,6%, meningkat dari 2,4% pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini dapat mendorong bank sentral AS (The Fed) untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga lebih awal tahun ini.

Untuk diketahui, IHP AS yang lebih rendah dari perkiraan adalah sinyal positif bagi pasar keuangan global dan negara berkembang seperti Indonesia, karena bisa membuka peluang pelonggaran moneter oleh The Fed, yang mendukung aliran modal masuk dan stabilitas nilai tukar. Namun beda halnya apabila IHP mengalami kenaikan bahkan di atas ekspektasi yang akan memberikan dampak negatif bagi pasar keuangan negara berkembang.

Hubungan AS vs Iran Memanas

Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan evakuasi sebagian kedutaannya di Irak. Hal ini disampaikan oleh sejumlah sumber AS dan Irak pada hari Rabu (11/6/2025).

Dalam keterangannya, sumber-sumber tersebut mengungkapkan bahwa meningkatnya risiko keamanan di kawasan Timur Tengah menjadi penyebab utama. Empat sumber AS dan dua sumber Irak tidak menyebutkan risiko keamanan apa yang mendorong keputusan tersebut.

Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan evakuasi sebagian kedutaannya di Irak. Hal ini disampaikan oleh sejumlah sumber AS dan Irak pada hari Rabu (11/6/2025).

Dalam keterangannya, sumber-sumber tersebut mengungkapkan bahwa meningkatnya risiko keamanan di kawasan Timur Tengah menjadi penyebab utama. Empat sumber AS dan dua sumber Irak tidak menyebutkan risiko keamanan apa yang mendorong keputusan tersebut.Amerika Serikat (AS) sedang mempersiapkan evakuasi sebagian kedutaannya di Irak. Hal ini disampaikan oleh sejumlah sumber AS dan Irak pada hari Rabu (11/6/2025).

Irak, mitra regional yang langka bagi AS dan musuh bebuyutannya di kawasan, Iran, menampung 2.500 tentara AS. Walau begitu, faksi bersenjata yang didukung Teheran terkait dengan pasukan keamanan Baghdad.

Trump telah berulang kali mengancam akan menyerang Iran jika perundingan yang tersendat mengenai program nuklirnya gagal. Tak hanya itu, dalam beberapa bulan terakhir, AS telah mengerahkan lebih banyak aset militer di Timur Tengah. Bahkan, pengerahan ini melibatkan pesawat pengebom B-2 dan kapal induk.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. IKK Indonesia periode Mei 2025 (10:00 WIB)
  2. Pertemuan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) saat ini adalah Maruarar Sirait dan pengembang perumahan terkait pembahasan wacana perubahan tipe rumah subsidi di Indonesia serta peninjauan mock up rumah minimalis di kawasan perkotaan 

  3. Paparan Publik PT Jasuindo Tiga Perkasa Tbk (JTPE)

  4. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 PT Aneka Tambang

  5. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2024 PT Bukit Asam

  6. Diskusi Tematik terkait "Problematika Eksistensi Koperasi Desa Merah Putih: Tantangan dan Dampak terhadap Pemerintahan Desa dan Keberlanjutan KUD dan BUMDes

  7. Presiden menghadiri penutupan International Conference on Infrastructure di Jakarta International Convention Center, Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur.

  8. Menteri Koordinator Bidang Pangan memimpin Rapat Koordinasi Terbatas Bidang Pangan mengenai sejumlah tema antara lain Bantuan Sosial Pangan dan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Graha Mandiri, Jakarta Pusat.

  9. International Conference on Infrastructure di Jakarta International Convention Center, Jakarta Pusat. Turut hadir antara lain Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan, dan CEO Danantara Indonesia.

  10. Kemlu RI mengundang rekan media untuk hadir dalam Press Briefing Jubir Kemlu di Ruang Palapa, Kemlu RI, Jakarta Pusat.

    United Kingdom Monthly GDP YoY (13:00 WIB)
  11. Laju IHK India periode Mei 2025 (17:30 WIB)
  12. PPI Amerika Serikat Periode Mei 2025 (19:30 WIB) 
  13. Klaim Pengangguran AS (19:30 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  1. tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Pulau Subur Tbk (PTPS)
  2. tanggal Pembayaran Dividen Tunai Buana Finance Tbk (BBLD)
  3. tanggal Pembayaran Dividen Tunai Unggul Indah Cahaya Tbk (UNIC)
  4. tanggal distribusi HMETD PT Habco Trans Maritima Tbk (HATM)
  5. tanggal DPS Dividen Tunai BISI INTERNATIONAL Tbk (BISI)
  6. tanggal ex Dividen Tunai Selamat Sempurna Tbk (SMSM)
  7. tanggal DPS Dividen Tunai PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX)
  8. tanggal DPS Dividen Tunai HM Sampoerna Tbk (HMSP)
  9. tanggal DPS Dividen Tunai Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN)
  10. tanggal ex Dividen Tunai Millennium Pharmacon International Tbk (SDPC)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular