Newsletter

Sinyal Perang Dagang Berakhir Makin Jelas, AS-Iran Buat Investor Cemas

Revo M, CNBC Indonesia
12 June 2025 06:15
Financial Markets Wall Street
Foto: Ilustrasi Trading (Stok Market)

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street ditutup beragam dengan mayoritas melemah di tengah pembicaraan dagang AS-China serta data inflasi AS.

Indeks S&P 500 turun 0,27% dan ditutup di level 6.022,24, mengakhiri tren kenaikan selama tiga hari. Nasdaq Composite melemah 0,5% ke 19.615,88. Dow Jones Industrial Average nyaris tak berubah, turun hanya 1,1 poin dan ditutup di 42.865,77.

Pergerakan Wall Street dipengaruhi hasil pembicaraan dagang AS-China serta data inflasi.

Indeks harga konsumen (CPI) naik atau mengalami inflasi 0,1% pada Mei (month to month), lebih rendah dari perkiraan ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebesar 0,2%.

Inflasi inti, tidak memasukkan harga makanan dan energi yang bergejolak, juga naik 0,1%, di bawah ekspektasi.

Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi tercatat 2,4% oada Mei 2025, lebih tinggi dibandingkan April yakni 2,3%.
Inflasi di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,5%. Inflasi inti (yoy) tetap bertahan di 2,8%.

"Inflasi Mei lebih rendah dari perkiraan, yang menunjukkan bahwa tarif tidak memberikan dampak langsung yang besar karena perusahaan masih menggunakan persediaan lama atau menyesuaikan harga secara perlahan karena permintaan yang tidak pasti," kata Alexandra Wilson-Elizondo, co-CIO global untuk solusi multi-aset di Goldman Sachs Asset Management, kepada CNBC International.

Dia menambahkan selama masa jeda tarif selama 90 hari berakhir, pasar akan terjebak antara inflasi dan data ketenagakerjaan. Jika inflasi tetap terkendali atau pasar tenaga kerja melemah, Federal Reserve kemungkinan akan mempertimbangkan pemangkasan suku bunga ke depannya.

Sementara itu, pembicaraan dagang antara pejabat AS dan China menjadi sorotan utama pekan ini bagi investor yang masih cemas mengenai kebijakan perdagangan.

Pejabat kedua negara mencapai kesepakatan awal setelah dua hari pembicaraan di London, namun mereka menyatakan bahwa kerangka tersebut masih harus mendapatkan persetujuan dari Presiden AS dan Tiongkok sebelum diimplementasikan.

 

Dalam kerangka tersebut, China akan menyetujui ekspor mineral tanah jarang (rare earth), sementara AS akan mencabut pembatasan penjualan teknologi canggih ke China.

Meski kerangka tersebut masih difinalisasi, Menteri Perdagangan Howard Lutnick menyatakan pada Rabu bahwa tarif AS atas impor dari China tidak akan berubah dari level saat ini.

Presiden Donald Trump mengatakan sebelumnya dalam unggahan di Truth Social bahwa kesepakatan dengan China sudah "selesai, menunggu persetujuan akhir dari Presiden Xi Jinping.

Trump menambahkan sebagai bagian dari kerangka kesepakatan itu, ia menyebut bahwa magnet dan "semua rare earth yang dibutuhkan" akan dipasok terlebih dahulu oleh China dan AS akan mengizinkan mahasiswa Tiongkok untuk belajar di perguruan tinggi dan universitas AS. Ia menambahkan bahwa "KITA MENDAPATKAN TOTAL 55% TARIF, TIONGKOK MENDAPATKAN 10%."

(rev/rev)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular