Newsletter

Pekan Penuh Guncangan, Pasar Keuangan RI Siap?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
02 May 2023 06:00
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street ditutup terkoreksi pada perdagangan Senin awal pekan ini, di tengah penantian investor terkait serangkaian data ekonomi untuk memberikan sinyal suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) pekan ini.

Selain investor menanti sinyal suku bunga The Fed, adanya penyitaan First Republic oleh pemerintah selama akhir pekan dan penjualan bank berikutnya ke JPMorgan Chase turut membebani Wall Street kemarin.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,14% ke posisi 34,051.70, S&P 500 turun tipis 0,04% ke 4,167.87, dan Nasdaq Composite terkoreksi 0,11% menjadi 12,212.60.

 

Saham JPMorgan Chase melesat 2,1%, setelah muncul sebagai pemenang lelang akhir pekan untuk First Republic.

Bank besar itu telah mengakuisisi semua simpanan pemberi pinjaman First Republic yang bermasalah dan "sebagian besar aset".

Kesepakatan ini menandakan bahwa JPMorgan Chase, yang telah menjadi salah satu bank terbesar di AS, akan menjadi lebih besar lagi.

CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon mengatakan bahwa kesepakatan itu menyelesaikan sebagian besar kejatuhan di sektor perbankan yang telah dimulai sejak keruntuhan Silicon Valley Bank (SVB) pada Maret lalu.

"Hanya ada begitu banyak bank yang offside dengan cara ini. Mungkin ada satu lagi yang lebih kecil, tapi ini menyelesaikan semuanya, bagian dari krisis ini sudah berakhir," ujar Dimon, dikutip dari CNBC International.

Sebelumnya, First Republic melaporkan pekan lalu bahwa simpanan anjlok lebih dari 40% pada kuartal pertama 2023, memicu penurunan lebih lanjut pada saham yang sudah kesulitan.

Saham telah turun 97% sejak awal tahun. Saham sempat disuspensi pada perdagangan Senin kemarin.

 

Di lain sisi, investor akan menanti beberapa perusahaan teknologi besar yang merilis kinerja keuangan pada kuartal I-2023 pekan ini, seperti raksasa teknologi Apple dan headliner lainnya yakni Qualcomm dan AMD.

Laporan pendapatan dari perusahaan teknologi besar turut mendominasi para investor belakangan. Ini memicu narasi bahwa pendapatan lebih baik daripada yang ditakuti, meskipun banyak kekhawatiran ekonomi makro lebih luas.

Sejauh ini, sedikit lebih dari separuh perusahaan S&P 500 telah melaporkan pendapatan, dengan lebih dari 79% dan sekitar 72% masing-masing melampaui ekspektasi pendapatan dan penjualan.

Pendapatan kuartal pertama saat ini berada di jalur penurunan 3,7% untuk periode tersebut, penurunan yang lebih kecil dari penurunan 6,7% yang diproyeksikan pada 31 Maret, menurut data FactSet.

Sementara, saat ini investor tengah cemas menunggu keputusan kenaikan suku bunga terbaru dari The Fed, yang akan keluar pada Rabu mendatang, atau di akhir pertemuan kebijakan bank sentral edisi Mei yang akan dimulai Selasa besok.

Pada Minggu malam, sekitar 79% investor mengantisipasi kenaikan suku bunga 25 basis poin (bp), menurut alat FedWatch CME Group.

Wall Street akan memantau dengan cermat pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell yang akan memberikan petunjuk tentang jalur kebijakan bank sentral ke depan.

Di sisi ekonomi, hari ini para investor cenderung masih akan memasang mode wait and see memantau rilis data tenaga kerja seperti data Survei Bukaan Kerja dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) periode Maret 2023.

Diperkirakan jumlah lowongan kerja akan turun menjadi 9,7 juta pada Maret, dari sebelumnya sebesar 9,93 juta pada Februari lalu, yang artinya angkanya akan menjadi yang terendah dalam dua tahun.

Sebelumnya kemarin, data aktivitas manufaktur AS yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) versi ISM periode April lalu memang sudah membaik, tetapi masih berada di zona kontraksi.

PMI manufaktur ISM AS pada bulan lalu naik menjadi 47,1, dari sebelumnya pada Maret lalu di angka 46,3. Angka ini juga lebih baik dari prediksi pasar dalam survei Dow Jones yang berada di angka 46,7.

PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas, di bawahnya adalah kontraksi sementara di atasnya ekspansi.

Namun rinciannya, mungkin cukup meresahkan bagi pejabat The Fed yang ingin mengendalikan inflasi.

Indeks harga naik 4 poin menjadi 53,2%, kembali ke wilayah ekspansi, sedangkan indeks ketenagakerjaan meningkat 3,3 poin menjadi 50,2%.

Sedangkan persediaan, yang merupakan hambatan signifikan pada pertumbuhan kuartal pertama, turun 1,2 poin menjadi 46,3% sementara pesanan baru naik 1,4 poin menjadi 45,7%.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Pasar Global Pada Hari Ini

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular