Newsletter

Sentimen Tak Searah, Awas Party Pasar RI Bisa Terhenti!

mae, CNBC Indonesia
27 April 2023 05:59
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD).
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Mayoritas saham terkait erat dengan permintaan masyarakat selama Lebaran atau kenaikan harga batu bara.

Bayan Resources dan Bank Rakyat Indonesia juga menguat sebelum mengumumkan laporan keuangan kuartal I-2023 pada hari ini.

Lebaran adalah puncak konsumsi masyarakat Indonesia sehingga pertumbuhan ekonomi dan penjualan perusahaan diharapkan melonjak pada periode tersebut.

Bank Indonesia (BI) bahkan memperkirakan peredaran uang selama libur Lebaran menembus Rp 195 triliun.

Tidak heran kemudian jika saham-saham berbasis ritel ataupun consumer goods menguat setelah Lebaran. PT Gudang Garam, misalnya, menguat tajam 4% sementara PT Indofood Sukses Makmur naik 2,4%.

Sementara itu, harga batu bara kembali merangkak naik setelah ambruk pada tiga hari sebelumnya, Kondisi ini membuat saham emiten batu bara naik. Selain Bayan Resources, saham PT Adaro energy Indonesia juga naik 3,3% dan PT Bukit Asam menguat 2,5%.

Selain Lebaran, faktor Ganjar juga ikut mendongkrak kinerja IHSG. Seperti diketahui, Ganjar telah diumumkan sebagai calon presiden (capres) oleh PDI-P untuk pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta mengatakan, dengan terpilihnya kedua kandidat tersebut sebagai Capres 2024 dapat memberikan kepastian kepada masyarakat temasuk investor terhadap sosok terpilih dari masing-masing partai.

"Sepertinya euforia terkait pengumuman Capres itu sudah di ketahui oleh publik sehingga publik mengapresiasi secara positif. Publik sekaligus sebagai pelaku pasar," ungkapnya, kepada CNBC Indonesia.

Dari pasar mata uang, rupiah berbalik menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (26/4/2023).

Melansir data Refinitiv, rupiah bahkan sempat merosot hingga 0,61% ke Rp 14.930/US$. Namun, rupiah perlahan bangkit hingga menutup perdagangan di Rp 14.830/US$, menguat tipis 0,07% di pasarspot.

Penguatan kemarin memutus rekor buruk rupiah yang melemah pada dua hari perdagangan sebelumnya.

Dari pasar obligasi, yield atau imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun menguat ke kisaran 6,58% dari 6,67% pada perdagangan hari sebelumnya.

Imbal hasil yang menurun menunjukkan SUN tengah dicari banyak orang sehingga harganya naik dan sebaliknya imbal hasil melandai.

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular