Top! Seharian Tertekan, Rupiah Sukses Berbalik Menguat

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 April 2023 15:11
Pekerja pusat penukaran mata uang asing menghitung uang Dollar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Melawai, Jakarta, Senin (4/7/2022). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah berbalik menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (26/4/2023). Setelah libur panjang merayakan Idul Fitri, rupiah mengalami perdagangan hari ini dengan melemah.

Melansir data Refinitiv, rupiah bahkan sempat merosot hingga 0,61% ke Rp 14.930/US$. Namun, rupiah perlahan bangkit hingga menutup perdagangan di Rp 14.830/US$, menguat tipis 0,07% di pasar spot.

Sebelum hari Raya Idul Fitri, tepatnya pada Jumat (21/04/2023), Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri telah resmi mengumumkan dan mengusung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) di Pemilihan Presiden 2024 mendatang.

Ganjar merupakan salah satu yang diunggulkan maju dalam pemilihan presiden. Seberapa besar dampak dipilihannya Ganjar sebagai Capres ke pasar finansial bisa terlihat pada perdagangan hari ini. Flashback ke belakang, pada 2014 saat Joko Widodo (Jokowi) diumumkan menjadi Capres, pasar finansial menyambut dengan positif.

Pasar tentunya melihat Ganjar sebagai penerus program-program Jokowi saat ini. Sehingga arah kebijakan yang diambil akan lebih jelas, ketimbang dengan Capres lainnya. Seperti pada umumnya, pelaku pasar kurang suka dengan ketidakpastian. Ketika ketidakpastian bisa diminimalisir, maka bisa memberikan sentimen poisitif, cuma pertanyaannya seberapa besar.

Sebelum libur lebaran, rupiah mencatat kinerja impresif, sempat menyentuh Rp 14.640/US$ pada Jumat (14/4/2023), yang merupakan level terkuat sejak 13 Juni 2022.

Rupiah mulai dalam tren menguat sejak Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat kolaps. Bank sentral AS (The Fed) yang sebelumnya diprediksi akan kembali agresif menaikkan suku bunga akhirnya menunjukkan sinyal akan segera mencapai terminal rate.

Bahkan, pasar memprediksi ada peluang The Fed akan memangkas suku bunganya tahun ini. Dolar AS pun tertekan, dan rupiah bisa terus melenggang.

Apalagi, aliran modal asing pun kembali berbalik arah. Sebelum SVB kolaps pada 10 Maret lalu, sebenarnya terjadi capital outflow hingga Rp 8 triliun sejak akhir Februari, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR).

Pada Februari, capital outflow juga tercatat sekitar Rp 7,6 triliun. Namun, arah angin berbalik sejak SVB kolaps, sepanjang Maret malah terjadi inflow lebih dari Rp 14 triliun. Aliran modal tersebut masih berlanjut, sepanjang bulan ini hingga 12 April terjadi inflow sebesar Rp 1,7 triliun.

Kabar bak pun masih terus berlanjut. Operasi moneter Term Deposit Valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) Bank Indonesia (BI) yang mulai menarik tenor jangka panjang. Artinya, dolar AS para eksportir disimpan lebih lama di dalam negeri, yang tentunya bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular