Fundamental Pundit

Sangat Tergantung Industri Penerbangan, CASS Tak Menarik?

Muhammad Reza Ilham Taufani, CNBC Indonesia
30 March 2023 13:05
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
  • Pendapatan CASS sangat tergantung dengan jumlah penerbangan dan sektor pariwisata. 
  • Bisnis CASS berada niche market, sehingga tidak memiliki banyak kompetitor.
  • Lima tahun terakhir pemegang saham tidak merasakan pembagian dividen. 

Jakarta, CNBC Indonesia - PT. Cardig Aero Services Tbk. (CASS) baru saja merilis laporan keuangan 2022 (28/03/2023). Emiten CASS bergerak di bidang jasa penunjang transportasi udara yang termasuk solusi boga, pengelolaan fasilitas, dan beragam kebutuhan aviasi lainnya.

Perseroan didirikan tahun 1984 untuk beroperasi di bandara Soekarno Hatta. CASS mendaftarkan untuk pertama kalinya di bursa perdagangan pada 5 Desember 2011 dengan harga initial public offering (IPO) Rp400 per lembar.

Kapitalisasi pasar emiten CASS senilai Rp 877 miliar dengan jumlah saham beredar 2,09 miliar. Selain itu, jumlah total pemegang saham per (28/02/2023) hanya terdapat 1.250 pemegang saham dan saham beredar di masyarakat hanya 17,203%, sehingga emiten ini tergolong tidak likuid.

Segment Revenue

Segmentasi pendapatan dan laba/rugi terbesar dari CASS berasal dari segmen penunjang penerbangan dan pergudangan dengan persentase 81,2% dan 94,3%. Net profit margin dari segmen tersebut juga memiliki nilai terbesar 28,6% dibanding segmen lainnya.

Segmen penunjang penerbangan dan pergudangan terbagi lagi menjadi beberapa poin yaitu,

  1. Ground Handling Services
  2. Cargo Handling Services
  3. Priority Lounge Services
  4. Airport Services Assistance

Untuk melihat potensi perusahaan, investor perlu memperhatikan faktor-faktor tersebut sebagai variabel yang signifikan terhadap pendapatan dan laba perusahaan.

Kinerja Keuangan - Prospek & Risiko

CASS sebagai perusahaan yang berfokus menjadi jasa pendukung sektor penerbangan, pendapatannya akan bergantung pada tingkat jumlah penerbangan. Aviasi juga bergantung pada pariwisata, minat wisata, dan kebutuhan pesawat sebagai alat transportasi.

Faktor-faktor tersebut perlu menjadi perhatian investor untuk memahami momentum peningkatan revenue dan laba bersih perusahaan.

Pendapatan perseroan mengalami titik tertinggi dalam periode 2010-2022 terjadi pada urutan tahun 2018, 2019, 2017, dan 2022. Selain itu, laba bersih tertinggi dari CASS terjadi pada tahun 2017, 2022, 2016, dan 2015. Tahun 2022 menjadi titik pendapatan tertinggi ke-4 dan laba bersih tertinggi ke-2 sepanjang perusahaan melantai di bursa.

CASSFoto: Reza
CASS

Pendapatan CASS mencapai titik tertinggi pada tahun 2018. Hal tersebut sesuai dengan jumlah penumpang bandara di Indonesia yang juga mencapai titik tertinggi pada tahun tersebut sebanyak 60,7 juta orang.

Selain itu, periode 2015-2022 menunjukkan total pertumbuhan penumpang 73% dan pendapatan 106%. Kedua nilai tersebut tidak berbeda signifikan dan CASS unggul, disebabkan recovery CASS lebih baik dibanding industri.

Kedua variabel tersebut saling berkolerasi positif sebesar 97%. Grafik ini menunjukkan bahwa pertumbuhan kinerja CASS tidak jauh dari pertumbuhan industri.

Sektor Pariwisata

CASS PARIWISATASumber: BPS, *data perkiraan

Devisa sektor pariwisata konsisten mengalami peningkatan sejak tahun 2015-2019. Namun, sejak pandemic covid-19 yang melarang keluar rumah dan pengetatan perjalanan pariwisata menyebabkan penurunan devisa secara drastis.

Tahun 2020, penurunan devisa sebesar 80% menjadi US$3,31 miliar. Tidak berhenti di situ, tahun 2021, devisa kembali turun 83,7% menjadi US$0,54 miliar. Namun, tahun 2022 dan 2023 pariwisata sudah mulai menunjukkan recovery. Data sektor pariwisata dan pendapatan CASS memiliki korelasi positif 89% untuk periode 2015-2022.

Valuation

Sektor jasa penunjang aviasi cukup niche dan tidak banyak perusahaan terbuka yang memiliki jasa serupa, khususnya ground dan cargo handling. Pemain lainnya seperti Gapura Angkasa merupakan anak usaha Garuda Indonesia dan Angkasa Pura. Oleh karena itu, valuasi tidak menggunakan metode komparasi.

Menurut Peter Lynch, perusahaan biasa yang tidak memiliki kompetisi lebih baik daripada perusahaan luar biasa dengan kompetisi yang ketat.

PE Ratio perusahaan tahun 2022 cukup baik berada di 6,92 menunjukkan harga masih cukup terdiskon dan secara PBV cukup murah dengan memperhatikan return on equity yang mencapai 24,79%, meski tingginya ROE disebabkan oleh utang yang tinggi.

Total liabilitas per ekuitas perusahaan cukup tinggi senilai 1,81 kali, tetapi secara kemampuan pembayaran utang selama satu tahun ke depan masih aman terlihat dari current ratio dan quick ratio.

Current ratio adalah kemampuan membayar utang jangka pendek menggunakan aset lancar. Sedangkan, quick ratio adalah kemampuan membayar utang jangka pendek menggunakan kas.

Selain valuasi, dividen juga menjadi pertimbangan investor dalam membeli saham. CASS rutin membagikan dividen hingga tahun 2018 menjadi yang terakhir hingga saat ini. Berikut data historisnya:

Layak Beli atau Tidak?

Cardig Aero Services merupakan perusahaan yang memiliki niche di bidang jasa pendukung penerbangan. Perusahaan ini tergolong dalam kategori small cap dengan likuiditas yang kecil, sehingga terdapat risiko likuiditas untuk beberapa investor.

Pendapatan utama perusahaan berasal dari ground and cargo handling, sehingga sangat bergantung pada jumlah penerbangan dan pariwisata. Setelah pandemi, kondisi wisata dan penerbangan mulai recovery, sehingga perusahaan mampu membukukan kinerja yang sangat baik tahun 2022 ini.

Namun, CASS memiliki beberapa persoalan yang membuat investor kurang berminat, seperti masih belum membagikan dividen kembali sejak tahun 2018, ketidakpastian jumlah penerbangan dapat sustain seperti sebelum pandemi, dan pertumbuhan kinerja yang tidak jauh dari kinerja industri.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mza/mza)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation