Newsletter

Kekuatan Oktober sebagai "Bear Killer" Pudar, IHSG Aman?

Maesaroh, CNBC Indonesia
11 October 2022 06:05
Stocks
Foto: Pixabay/

Pada perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen, baik dari dalam negeri ataupun luar negeri. Sayangnya, sentimen yang menyelimuti bursa pada hari ini lebih banyak bernada negatif.

Ambruknya bursa Wall Street tentu saja akan menjadi perhatian besar pelaku pasar di bursa efek Indonesia. Semakin menguatnya isu resesi di AS dan global juga bisa membebani kinerja IHSG.

Dengan masih memburuknya kinerja bursa AS dan proyeksi ekonomi maka prospek ekonomi dalam negeri pun akan terimbas.

Proyeksi JPMorgan mengenai resesi AS yang sangat serius dan akan terjadi dalam 6-9 bulan ke depan bisa berdampak ke ekonomi Indonesia melalui jalur perdagangan dan pasar keuangan.

AS adalah tujuan eksportir terbesar kedua Indonesia setelah China. Perlambatan ekonomi di AS akan menekan ekspor yang pada akhirnya mengancam pertumbuhan.

Belum lagi dampak kebijakan The Fed yang akan berimbas ke pasar keuangan domestik.  Ekonom Goldman Sach memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga empat kali lagi hingga akhir 2023.  Bank sentral Negara Paman Sam kemudian akan menahan suku bunga di kisaran 4,25-4,50% hingga 2024.

Goldman Sach memproyeksi The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps baik pada November dan Desember. The Fed kemudian akan menaikkan suku bunga dalam ukuran yang lebih kecil pada 2023 sebelum memangkasnya pada 2024.
Sebagai catatan, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 300 bps pada tahun ini menjadi 3,00-3,25% pada September.
 

Melemahnya harga batu bara juga akan membayangi kinerja emiten batu bara. Setelah ambruk 6,8% pada pekan lalu, harga batu bara kembali melemah 0,04% pada perdagangan Senin (10/10/2022).
Sebagai catatan, ambruknya harga batu bara menjadi salah satu faktor anjloknya kinerja IHSG pada Senin kemarin.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) akan mengeluarkan data penjualan ritel untuk Agustus dan proyeksi untuk September. Menarik ditunggu apakah data penjualan sudah terdampak oleh lonjakan inflasi dan kenaikan harga BBM.

Mandiri Spending Index menunjukkan laju inflasi telah menahan belanja masyarakat. Tingkat belanja di tiga minggu pasca kenaikan harga BBM sedikit lebih rendah dibanding sebelum kenaikan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui situasi perekonomian saat ini tengah bergejolak. Dia pun minta semuanya untuk waspada tetapi tidak boleh gentar dalam menghadapinya.

"Perkembangan dunia yg sangat bergejolak tentu perlu diwaspadai, namun tidak berarti kita gentar, kita tetap optimis namun waspada," kata Sri Mulyani dalam pembukaan Profesi Keuangan Expo 2022, Senin (10/10/2022).

CEO Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya IHSG juga mengingatkan IHSG masih memiliki peluang menguat. Di tengah koreksi yang terjadi saat ini, investor bisa memanfaatkan kesempatan untuk menambah portofolio.  Dia memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 6872 - 7137.

"Mengingat kondisi perekonomian yang cukup stabil terlihat dari data-data perekonomian yang terlansir serta proyeksi perbaikan perekonomian di tengah mulai bergeraknya ekonomi ke arah normal, hari ini IHSG berpeluang menguat," tutur William Surya, dalam analisisnya.

 

(mae/luc)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular