
Kekuatan Oktober sebagai "Bear Killer" Pudar, IHSG Aman?

Tidak hanya di Indonesia, bursa Asia Pasifik juga memerah. Pada perdagangan kemarin, Hang Seng Hong Kong ambles 2,95% dan Straits Times Singapura turun 1,22%.
Indeks ASX 200 Australia merosot 1,4% dan Indeks KOSPI Korea Selatan melemah 0,22%. Indeks Nikkei 225 Jepang libur memperingati hari kesehatan dan olah raga.
Di pasar mata uang, nilai tukar rupiah terus tersungkur di hadapan dolar AS. Begitu perdagangan dibuka, rupiah masih melemah 0,07%, ke Rp 15.260/US$. Depresiasi bertambah menjadi 0,28% ke Rp 15.293/US$ pada Senin pukul 11:00 WIB.
Di penutupan perdagangan rupiah berada di Rp 15.310/US$, melemah 0,39% di pasar spot, sekaligus posisi terlemah dalam 2,5 tahun terakhir, tepatnya sejak 29 April 2020.
Rupiah tersungkur karena dolar AS begitu perkasa di tengah ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 basis points (bps) pada November mendatang.
Kenaikan suku bunga AS, terutama di tengah ketidakpastian global, semakin menguatkan status emas sebagai instrument safe haven. Dolar AS pun semakin dicari sementara sebaliknya rupiah melemah.
Indeks dolar AS ditutup menguat 0,37% ke 113,14 yang merupakan posisi terkuatnya sejak 27 September 2022.
Di pasar SBN, yield (imbal hasil) seluruh seri SBN naik pada perdagangan Senin (10/10/2022). Meningkatnya yield SBN menandai banyaknya investor yang melepas SBN sehingga harganya turun.
Yield dengan peningkatan paling tajam ada pada seri FR0090 tenor lima tahun. Yield naik dari 6,789 pada Jumat (7/10/2022) menjadi 6,824 kemarin.
Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan (benchmark) negara naik 1,6 basis point (bp) menjadi 7,298% kemarin, dari 7,282% yang tercatat pada Jumat.
(mae/luc)