Breaking News: Rupiah Tembus Lagi Rp 15.300/US$

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah kembali terpuruk melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (10/10/2022). Dolar AS kembali perkasa pasca rilis data tenaga kerja Jumat pekan lalu.
Pada pukul 14:26 WIB, rupiah berada di Rp 15.310/US$, melemah 0,39% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut sama dengan yang disentuh pekan lalu, dan berada di posisi terlemah dalam 2,5 tahun terakhir, tepatnya sejak 29 April 2020.
Departemen Tenaga Kerja AS Jumat pekan lalu melaporkan tingkat pengangguran turun menjadi 3,5% pada September dari bulan sebelumnya 3,7%. Kemudian sepanjang September, perekonomian AS menyerap 263.000 tenaga kerja, tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) secara total, dengan rata-rata kenaikan upah 5% year-on-year (yoy).
Pasca rilis tersebut, pelaku pasar melihat The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 3,75% - 4%, dengan probabilitas lebih dari 80%, berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group.
Di pekan ini, Amerika Serikat akan merilis data inflasi yang juga menjadi salah satu acuan The Fed dalam menaikkan suku bunga. Jika inflasi kembali menanjak akibat pasar tenaga kerja yang kuat, maka The Fed bisa jadi akan terus agresif yang membuat dolar AS melesat dan rupiah tertekan.
"Tingkat pengangguran yang rendah dulu terasa sangat baik. Semua orang yang ingin bekerja akan mendapat pekerjaan. Tetapi kita kini kita berada pada situasi di mana tingkat pengangguran yang rendah menjadi pendorong inflasi," kata Ron Hetrick, ekonom senior di Lightcast, perusahaan penyedia data tenaga kerja, sebagaimana dilansir CNBC International, Jumat (7/10/2022).
Jika inflasi semakin tinggi, maka akan menjadi konfirmasi perlu waktu lama untuk menurunkannya. Artinya, The Fed bisa menahan suku bunga tinggi lebih lama.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Gembira di Awal 2023, Rupiah Siap Ngegas!
