Newsletter

Kekuatan Oktober sebagai "Bear Killer" Pudar, IHSG Aman?

Maesaroh, CNBC Indonesia
11 October 2022 06:05
Emiten Wall Street. AP
Foto: Emiten Wall Street. AP

Beralih ke Negeri Paman Sam, kebakaran masih terjadi di Wall Street. Tiga bursa AS berakhir di zona merah untuk empat hari perdagangan beruntun.  

Indeks Dow Jones ditutup melandai 93,91 poin atau 0,32% ke posisi 29.202,88. Hal serupa terjadi pada indeks S&P 500 yang melemah 27,27 poin atau 0,75% ke 3.612,39. Nasdaq ambruk 1,04% atau 110,3 ke 10.542,1. Posisi penutupan Nasdaq adalah yang terendah sejak Juli 2020 atau dua tahun terakhir.

Kembali ambruknya bursa Wall Street dipicu oleh dua hal yakni ancaman resesi serta kebijakan Presiden AS Joe Biden terkait ekspor semikonduktor.

Sejumlah lembaga terus mengingatkan ancaman resesi di AS. Terakhir, adalah CEO JPMorgan Jamie Dimon. Dia memperkirakan AS akan jatuh ke jurang resesi dalam 6-9 bulan ke depan atau pada 2023.  AS tidak hanya mengalami perlambatan ekonomi ringan tetapi mengarah ke kondisi yang serius.

Dimon menjelaskan lonjakan inflasi, dampak perang Rusia-Ukraina, serta tren kenaikan suku bunga akan memicu inflasi dalam skala yang luas.
"(Faktor-faktor) Ini sangat..sangat... sangat serius karena bisa menekan ekonomi dunia dan AS. Eropa akan resesi dan itu akan menekan AS ke dalam resesi dalam 6-9 bulan ke depan dari sekarang," tutur Dimon, kepada CNBC International.

Saham-saham teknologi berjatuhan setelah pemerintah AS pada akhir pekan lalu memutuskan akan membatasi ekspor beberapa jenis chip AS ke China, terutama yang digunakan dalam kecerdasan buatan dan superkomputer.

Pembatasan ekspor merupakan bagian dari upaya pemerintah AS untuk menghentikan China dari kemampuannya mengembangkan kemampuan semikonduktor buatan mereka sendiri.

Ambruknya bursa AS sejak Rabu pekan lalu juga mulai mengikis kepercayaan Oktober sebagai bulan "bear killer". Dalam sejarah bursa AS bulan September identik dengan periode brutal karena bursa kerap tumbang pada bulan kesembilan. Pasar akan ada dalam kondisi "bearish" atau melemah pada bulan tersebut.

Bursa biasanya akan bangkit pada Oktober. Market AS bahkan pada umumnya tampil impresif pada bulan ke-10 di tahun-tahun diselenggarakannya pemilu jeda AS atau midterm election. AS sendiri akan menggelar midterm election pada 8 November mendatang.

Dilansir dari Market Watch dan merujuk hitungan Stock Trader's Almanac, sejak 1950, pernah terjadi tujuh kali pembalikan arah yang luar biasa di bursa AS pada Oktober dari kondisi market terburuk ke kondisi yang lebih baik.
Bursa S&P 500 juga pernah mengalami kejatuhan parah pada 1974, 1986, 2001, 2022, 2008, dan 2011. Market berbalik arah menjadi positif pada Oktober tahun terrsebut, kecuali pada 2008. Tuah Oktober sebagai bulan "bear killer" pupus di tengah Krisis Financial AS.

Hitungan Stock Trader's Almanac juga menunjukkan Oktober mampu membalikkan kondisi market yang melemah "bear market" ke kondisi "bullish" sebanyak 12 kali sejak Perang Dunia II yakni pada 1946, 1957, 1960, 1962, 1966, 1974, 1987, 1990, 1998, 2001, 2002, dan 2011.

Namun, banyak analis mengingatkan jika fenomena Oktober sebagai "bear killer" tidak boleh ditelan mentah-mentah. Periode 2008 menjadi pengalaman yang perlu diperhatikan apalagi kondisi tahun ini juga sangat berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

 "Bursa saham pasti memiliki tahun-tahun yang sulit dan kita tidak boleh menggampangkan tahun tersebut. Ada perubahan-perubahan dalam kondisi makro yang menekan perdagangan saham. Jujur saja, untuk tahun ini, sangat sulit memproyeksi kondisi dalam beberapa bulan ke depan," tutur

Anthony Saglimbene, chief markets strategist dari Ameriprise Financial, seperti dikutip dari Market Watch.

Ekonomi AS dan fenomena bear killerFoto: market watch
Ekonomi AS dan fenomena bear killer

 

(mae/luc)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular