Mau Ada Badai Kedua, Pengusaha Was-was Terjadi 'Tsunami' PHK

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu bulan setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pengusaha mengaku sudah mulai melakukan berbagai upaya efisiensi. Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) DKI Jakarta Nurjaman mengungkapkan, mengencangkan ikat pinggang mau tidak mau harus dilakukan.
"Akhirnya mengencangkan ikat pinggang dari berbagai sisi, bisa dari efisiensi, atau hal-hal lain. Kalau pun akan terjadi PHK (bisa) di akhir-akhirnya, kalau sudah gak sanggup, kalau gejolaknya masih seperti ini," katanya kepada CNBC Indonesia, Senin (10/10/2022).
Artinya jika gejolak ekonomi dan ketidakpastiannya masih terus kencang, dikhawatirkan sulit untuk tetap mempertahankan banyak karyawan ke depan. Apalagi, tanda-tanda gelapnya dunia pun sudah mulai terlihat saat ini.
"Banyak yang pada mengurangi, tapi mudah-mudahan tidak terjadi seperti itu. kalaupun terjadi mudah-mudahan ngga signifikan. Tapi sulit diprediksinya karena perangnya (Rusia-Ukraina) belum berkesudahan, terus-terusan," kata Nurjaman.
Perang antara kedua negara itu telah membawa dampak luas bagi perekonomian dunia, termasuk bagi Indonesia.
Salah satu yang paling terasa adalah kenaikan harga minyak dunia yang memicu kenaikan harga BBM. Akibatnya daya beli masyarakat jadi ikut menurun dan banyak pabrikan menurunkan produksinya.
"Kalau terdesak mau gak mau, misal barang menumpuk di gudang, mau ngomong apa lagi. Saya harap ngga terlalu lama. Ini kan badai kedua, yang pertama kan Covid," kata Nurjaman.
[Gambas:Video CNBC]
Tangkal Ancaman Resesi, Subsidi Pangan & Energi Jadi Solusi?
(dce)