
Dunia Makin Suram! Tak Cuma Amerika, China Juga Sakit

Bursa saham AS (Wall Street) kembali ambrol pada perdagangan Senin waktu setempat, melanjutkan kinerja buruk Jumat pekan lalu.
Indeks Dow Jones sempat merosot hingga 300 poin sebelum berhasil di pangkas menjadi 184 poin ke 32.098,99 atau melemah 0,57%. Indeks Nasdaq merosot 0,67% ke 4.030,61, dan Nasdaq ambrol lebih dari 1% ke 12.017,67.
Seperti diketahui, sejak Powell berpidato di simposium Jackson Hole Wall Street terus merosot. Jumat lalu ketiga indeks utama jeblok lebih dari 3%.
Sentimen pelaku pasar yang buruk pun meluas ke berbagai belahan bumi. Isu resesi dunia semakin menguat, sebab banyak bank sentral diperkirakan akan mengambil langkah yang sama dengan The Fed guna meredam inflasi.
"Volatilitas pasar ke depannya akan meningkat sebab bank sentral di dunia akan lebih agresif, kata Mohamed El-Erian, kepala penasehat ekonomi Allianz, dalam acara "Squawk Box" CNBC International, Senin (29/8/2022) waktu setempat.
Pejabat elit bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) kini sudah mengindikasikan harus agresif demi meredam inflasi.
Seperti diketahui, ECB di bawah pimpinan Christine Lagarde pada bulan lalu menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 0%.
Dengan suku bunga 0%, ECB masih memberikan stimulus ke perekonomian, dan masih berisiko memicu inflasi. Para ekonom menganggap suku bunga ECB akan netral jika berada di 1,5%.
Artinya, ECB kemungkinan akan bertindak agresif juga guna meredam inflasi yang berada di rekor tertinggi sepanjang masa.
Anggota dewan gubernur ECB Isabel Schnabel pada akhir pekan lalu mengatakan bank sentral harus agresif dalam meredam inflasi, meski konsekuensinya perekonomian mengalami resesi.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini