
Wall Street Ambruk, Awas IHSG Terperosok Hari Ini!

Ambruknya bursa saham AS dan kebijakan the Fed yang masih agresif diperkirakan akan berimbas kepada pergerakan IHSG hari ini.
CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas William Surya Wijaya memperkirakan dalam jangka pendek IHSG akan terkoreksi secara minor.
"Untuk jangka pendek, terdapat peluang untuk terjadi koreksi minor, hari ini IHSG berpotensi dalam tekanan yang bersifat terbatas. IHSG akan bergerak pada kisaran 7002 - 7223," tutur William, dalam analisisnya.
Risalah pertemuan FOMC menunjukkan bahwa pejabat bank sentral AS belum yakin dengan tanda-tanda pelemahan inflasi. Pelaku pasar pun berekspektasi jika the Fed masih akan hawkish.
Sebagai catatan, bursa saham AS dan IHSG sempat amblas pada Juli lalu setelah the Fed melanjutkan kebijakan agresifnya dengan menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps.
Kabar tidak menggemberikan lain dari AS adalah data penjualan ritel AS yang tercatat flat.
Hari ini. Amerika Serikat akan mengeluarkan data penjualan rumah existing untuk Juli dan data klaim pengangguran untuk satu pekan yang berakhir pada 13 Agustus 2022.
Klaim pengangguran naik 14.000 menjadi 262.000 pada dua pekan lalu atau satu pekan yang berakhir pada 6 Agustus 2022.
Sementara itu, penjualan rumah existing juga turun 5,4% (yoy) menjadi 5,12 juta rumah pada Juni, terendah sejak Juni 2020. Penjualan rumah existing di AS sudah melandai dalam lima bulan beruntun.
Namun, kabar positif dari China dan dalam negeri diharapkan bisa menyuntik optimisme pasar di tengah lesunya kabar dari AS.
Pemerintah China pada Selasa kemarin menyatakan komitmennya untuk mengambil langkah nyata dalam mempercepat pemulihan ekonomi, termasuk dengan meningkatkan konsumsi dan investasi.
Komitmen pemerintah China datang sehari setelah bank sentral China secara tak terduga memangkas suku bunga utama untuk kedua kalinya tahun ini dan menarik sejumlah uang tunai dari sistem perbankan pada Senin (15/8/2022). Hal itu dilakukan untuk menghidupkan lagi permintaan kredit guna menopang ekonomi yang belum pulih sepenuhnya dari pandemi Covid-19.
Ekonomi China anjlok dan hanya tumbuh 0,4% (yoy) pada kuartal II-2022, dari 4,8% pada kuartal I-2022.
China merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia dan salah satu investor terbesar di Tanah Air. Komitmen China untuk mempercepat pemulihan ekonomi diharapkan bisa meningkatkan permintaan impor mereka dari Indonesia.
Data Badan Pusat Statistik (BPS), ekkspor non-migas Indonesia ke China sudah turun 1,27% pada Juli dibandingkan bulan sebelumnya.
Dari dalam negeri, sentiment positif masih datang dari RAPBN 2023. Target pertumbuhan sebesar 5,3% dan masih tingginya belanja untuk subsidi serta bantuan sosial diharapkan bisa membantu kinerja perusahaan berbasis consumer goods, otomotif, hingga perbankan.
(mae/luc)