Newsletter

Ekonomi RI Melambat & Harga Minyak Jeblok Jelang Rapat Fed, RI Aman?

Revo M, CNBC Indonesia
06 May 2025 06:10
Kawasan Ekonomi Khusus Menciptakan Lapangan Kerja Saat Terjadi Badai PHK
Foto: Infografis/ / Edward Ricardo
  • Pasar keuangan Indonesia bergerak beragam pada perdagangan kemarin, IHSG menguat sementara nilai tukar rupiah stagnan
  • Wall Street ambruk berjamaah di tengah wait and see investor menunggu keputusan The Fed
  • Data pertumbuhan ekonomi, jebloknya harga minyak, hingga rapat The Fed akan menjadi penggerak sentimen pasar hari ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia ditutup beragam pada Selasa (06/05/2025). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) stagnan, dan Surat Berharga Negara (SBN) terpantau dijual investor.

Pasar keuangan diperkirakan masih cukup volatil usai pengumuman soal pertumbuhan ekonomi Indonesia yang di bawah ekspektasi konsensus. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin, Senin (6/5/2025) ditutup menguat 0,24% ke level 6.831 pada penutupan perdagangan kemarin, Senin (05/05/2025). Sebanyak 257 saham turun, 346 saham naik, dan 201 saham stagnan.

Nilai transaksi hingga akhir perdagangan mencapai Rp10,52 triliun dengan melibatkan 21,42 miliar saham dalam 1,18 juta kali transaksi.

Secara sektoral, 10 dari 11 apresiasi dengan penguatan paling signifikan yakni sektor basic materials yang naik 2,03%. Namun berbeda halnya dengan sektor technology yang justru tertekan 0,43%.

Sementara dari pasar mata uang, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (05/05/2025) ditutup pada posisi Rp16.430/US$, rupiah atau stagnan 0%.

Mata uang Garuda sempat mengalami penguatan sebesar 0,3% pada awal perdagangan kemarin namun cenderung tertekan setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi RI kuartal I-2025 yang tak sampai 5% secara year on year/yoy.

Selanjutnya, beralih pada imbal hasil SBN yang bertenor 10 tahun terpantau naik dari 6,859% menjadi 6,865%.

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield naik berarti harga obligasi turun, hal ini menunjukkan investor mengurangi porsinya dalam aset SBN.

Dari pasar saham AS, bursa Wall Street ramai-ramai kebakaran pada perdagangan Senin wkatu AS atau Selasa dini hari waktu Indonesia. Ambruknya Wall Street mengakhiri reli sembilan hari. Reli terhenti di tengah wait and see investor memantau perkembangan terbaru dalam perdagangan global.

Indeks S&P turun 0,64% dan ditutup di level 5.650,38, sementara Nasdaq Composite melandai 0,74% ke 17.844,24. Dow Jones Industrial Average terdepresiasi 98,60 poin atau 0,24% dan berakhir di 41.218,83. S&P 500 sebelumnya mencatatkan reli selama sembilan hari, yang merupakan rentetan terpanjang sejak tahun 2004.

Pada titik terendahnya, Dow sempat turun hingga 253,99 poin, sementara S&P 500 dan Nasdaq masing-masing kehilangan sekitar 1% sebelum memangkas kerugian mereka.

Data yang dirilis pada Senin oleh Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas sektor jasa AS di April lebih kuat dari perkiraan, meskipun para eksekutif perusahaan melaporkan kekhawatiran yang meningkat terkait tarif.

Sentimen juga membaik setelah Bloomberg melaporkan, mengutip sumber, bahwa India mengusulkan tarif nol untuk baja, komponen otomotif, dan farmasi secara timbal balik hingga jumlah impor tertentu.

Namun demikian, investor tetap tidak yakin mengenai waktu tercapainya kesepakatan tarif antara AS dan negara-negara lain.

Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan pemerintah AS sangat dekat dengan beberapa kesepakatan. Hal ini mencerminkan pernyataan Presiden AS Donald Trump pada Minggu bahwa perjanjian bisa tercapai secepatnya minggu ini.

Trump mengatakan kepada wartawan pada Minggu bahwa AS sedang bernegosiasi dengan banyak negara, tetapi pada akhirnya akan membuat kesepakatan. Trump percaya dialah yang menentukan kesepakatan bukan negara lain.

Trump menambahkan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk berbicara dengan Presiden China Xi Jinping. Pernyataan ini menghancurkan harapan kemajuan negoisasi dalam meredakan ketegangan perdagangan AS-China.

Pada Minggu, Trump juga mengizinkan lembaga-lembaga pemerintah terkait untuk mulai memberlakukan tarif 100% pada film yang diproduksi di luar negeri, dengan menyebut upaya negara lain menarik produksi film sebagai "ancaman terhadap keamanan nasional."

"Saya khawatir. Saya berharap kesepakatan perdagangan sudah diumumkan sekarang. Tapi belum. Saya pikir dampaknya belum terasa," kata Jeremy Siegel, profesor keuangan di Wharton School of Business Universitas Pennsylvania dan kepala ekonom Wisdom Tree, kepada CNBC International.

Pelaku pasar kini menunggu rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang digelar Selasa-Rabu pekan ini.

Pelaku pasar memperkirakan 4,4% terjadi penurunan suku bunga. Namun demikian, para pelaku pasar tetap mencermati setiap komentar dari bank sentral atau Ketua Fed Jerome Powell mengenai prospek ekonomi di tengah ketidakpastian akibat perang dagang.

Sentimen yang akanmemengaruhipasar keuangan Tanah Air hari ini datang dari dalam maupun luar negeri. Sentimen dari dalam negeri datang dari data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 yang di bawah ekspektasi konsensus. Melambatnya pertumbuhan dapat berdampak ke banyak hal atau dengan kata lain memiliki multiplier effect dan spill over yang besar.

Apabila dampak ini tidak ditindaklanjuti dengan baik atau pun tidak diantisipasi oleh pemerintah, maka perekonomian Indonesia berpotensi mengalami kemunduran. Kondisi ini dapat menjadi sentimen buruk karena investor asing memiliki perspektif yang negatif terhadap Indonesia.

Sentimen eksternal akan datang dari anjloknya harga minyak hingga rapat FOMC bank sentral AS.

PDB Indonesia Kuartal I-2025 Tumbuh 4,87% yoy

Senin (05/05/2025), BPS melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 tercatat hanya tumbuh 4,87% atau menjadi yang terendah semenjak tahun kedua Covid-19, yakni 2021. Angka tersebut hanya lebih baik dibandingkan kuartal I-2021 yang mencatatkan 3,53%.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025 mencapai 4,87%," kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (5/5/2025).

Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia Research dari 14 institusi memperkirakan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 4,94% (year on year/yoy) dan terkontraksi 0,9% dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter to quarter/qtq) pada kuartal I-2025.

Kinerja seluruh sektor usaha di Indonesia mengalami pertumbuhan pada kuartal I-2025. Hanya satu sektor yang mengalami kinerja yang merosot, yakni industri pertambangan dengan kontraksi mencapai minus 1,23% yang terutama disebabkan oleh menurunnya aktivitas pada subsektor pertambangan batu bara dan lignit, yang hanya tumbuh 0,1%, seiring dengan melemahnya permintaan global.

Selain itu, BPS juga melaporkan bahwa subsektor pertambangan bijih logam mengalami kontraksi signifikan sebesar 11,83%, akibat adanya pemeliharaan besar-besaran yang dijadwalkan di tambang emas dan tembaga yang berlokasi di Papua Tengah.

Kalangan pengusaha menilai, lemahnya ekonomi Indonesia tak lain disebabkan daya beli masyarakat yang sudah memburuk. Sebab, pada kuartal I-2025 sebetulnya ada momentum musiman yang mendorong salah satu komponen utama pendorong produk domestik bruto (PDB) yaitu konsumsi rumah tangga.

Faktor musiman itu ialah momentum bulan Ramadan. Namun, saat adanya faktor musiman itu, konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 54,53% terhadap PDB hanya mampu tumbuh 4,89% yoy, jauh lebih buruk dari kondisi empat kuartal tahun lalu yang memang sudah di bawah 5% di kisaran 4,9%.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Adhi S Lukman mengatakan ambruknya daya beli masyarakat karena memang kini tengah marak pemutusan hubungan kerja (PHK) di berbagai sektor industri, meskipun industri mamin tidak terjadi PHK ini.

Kondisi ini menurut dia harus segera ditangani pemerintah dengan menerapkan berbagai kebijakan yang bisa mendorong pendapatan masyarakat, seperti berbagai stimulus yang bisa membuat serapan tenaga kerja makin tinggi.

"Mudah-mudahan ke depan pemerintah bisa segera intervensi dan terutama mungkin kita harap program-program pemerintah di daerah-daerah bisa diarahkan ke pendapatan masyarakat supaya ada income buat masyarakat untuk membeli," kata Adhi.

Senior Chief Economist Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal memproyeksikan potensi pada proyeksi PDB 2025 sebesar 4,8%, karena kendala struktural dan siklikal diperkirakan masih akan membebani ekonomi dalam beberapa kuartal mendatang.

Meskipun pemerintah tetap optimis dengan target resmi 5,2%, beberapa indikator menunjukkan bahwa pencapaian target ini akan membutuhkan pemulihan yang jauh lebih kuat pada paruh kedua tahun ini, terutama dalam hal investasi tetap, konsumsi rumah tangga, dan produksi industri.

Namun, ada beberapa angin segar: belanja modal pemerintah diperkirakan akan meningkat pada kuartal III dan IV, khususnya untuk infrastruktur dan hilirisasi industri. Arah kebijakan perdagangan dan negosiasi tarif yang lebih jelas dengan AS juga dapat meningkatkan sentimen investor

Perlambatan ekonomi memberikan pengaruh besar terhadap kinerja pasar keuangan Indonesia. Saat laju pertumbuhan ekonomi menurun, kepercayaan investor cenderung melemah, yang dapat memicu aliran modal asing keluar dari instrumen keuangan seperti saham dan SBN.

Kondisi ini bisa berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah serta meningkatnya fluktuasi di pasar modal. Kinerja perusahaan-perusahaan publik juga berpotensi menurun akibat turunnya daya beli masyarakat dan tekanan terhadap pendapatan, sehingga mengurangi daya tarik investasi.

Selain itu, perlambatan ekonomi global dapat memperburuk kondisi melalui penurunan ekspor dan terganggunya rantai pasokan. Secara keseluruhan, perlambatan ekonomi menciptakan ketidakpastian yang dapat mengganggu stabilitas dan likuiditas pasar keuangan.

Harga Minyak Anjlok Sekitar 4%

Harga minyak brent pada perdagangan Senin ditutup anjlok 1,7% ke US$ 60,23 atau terendah sejak Februari 2021. Harga minyak WTI juga anjlok 1,9% ke US$ 57,13 atau terendah sejak Februari 2021 atau empat tahun lebih.

Harga minyak dunia tergelincir tajam hingga menyentuh level terendah dalam empat tahun terakhir. Tekanan datang dari keputusan OPEC+ yang mempercepat peningkatan produksi secara agresif, memperparah kekhawatiran pasar akan kelebihan pasokan di tengah permintaan yang melemah.

Mengutip laporan Reuters, aliansi OPEC dan sekutunya (OPEC+) pada akhir pekan lalu menyepakati kenaikan produksi sebesar 411.000 barel per hari (bph) mulai Juni. Ini merupakan bulan kedua berturut-turut kenaikan produksi yang besar, setelah lonjakan output tiga kali lipat yang disepakati untuk Mei lalu.

Secara total, OPEC+ akan menambah 960.000 bph ke pasar selama April-Juni 2025, atau hampir separuh dari pemangkasan 2,2 juta bph yang disepakati sejak 2022. Langkah ini dipandang sebagai upaya untuk menghukum anggota-anggota yang sebelumnya kelebihan produksi seperti Kazakhstan.

Selain sentimen suplai, prospek permintaan energi global juga memburuk. Perang dagang antara AS dan China kembali memanas setelah Presiden AS, Donald Trump menyatakan bahwa tarif saat ini sudah terlalu tinggi hingga perdagangan kedua negara nyaris terhenti. Di sisi lain, Trump juga menyerukan agar OPEC+ meningkatkan produksi guna menekan harga energi domestik.

Sentimen pasar makin tertekan karena langkah agresif OPEC+ dianggap sebagai sinyal bahwa Arab Saudi ingin memperkuat aliansi dengan AS, sekaligus mengimbangi pembicaraan nuklir yang sedang berlangsung antara Washington dan Iran, rival politik Riyadh di kawasan Teluk.

Menurunnya harga energi dapat memberikan ruang bernapas bagi bank sentral, termasuk bank sentral AS (The Fed) yang dijadwalkan menggelar pertemuan kebijakan pekan ini. Tekanan inflasi dari sisi energi diperkirakan mereda, meski efek dari kenaikan tarif masih menjadi risiko utama.

Bank Barclays dan ING telah menurunkan proyeksi harga minyak Brent setelah keputusan OPEC+ tersebut.

Barclays memangkas proyeksi Brent sebesar US$4 menjadi US$66 per barel untuk tahun 2025, dan US$2 menjadi US$60 untuk 2026, sementara ING memperkirakan Brent rata-rata US$65 per barel tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar US$70.

Harga minyak yang anjlok memiliki dampak signifikan terhadap emiten minyak di Bursa Efek Indonesia (BEI). Ketika harga minyak turun tajam, saham perusahaan minyak sering kali mengalami tekanan karena pendapatan mereka bergantung pada harga komoditas tersebut. Beberapa saham yang berkorelasi dengan harga minyak yakni Medco Energi Internasional (MEDC), Elnusa (ELSA), dan Energi Mega Persada (ENRG).

FOMC Meeting

Pelaku pasar kini menunggu rapat Federal Open Meeting Committee (FOMC) bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang digelar Selasa-Rabu waktu AS atau Rabu malam hingga Kamis dini hari waktu Indonesia.

Pelaku pasar memperkirakan 4,4% terjadi penurunan suku bunga. Namun demikian, para pelaku pasar tetap mencermati setiap komentar dari bank sentral atau Ketua Fed Jerome Powell mengenai prospek ekonomi di tengah ketidakpastian akibat perang dagang.

Pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell akan sangat ditunggu karena dunia tengah dilanda kekhawatiran perang dagang. Dunia juga menunggu pernyataan Powell mengenai desakan Trump agar dirinya memangkas suku bunga

Pemerintah Ubah Rencana Kerja
Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara menegaskan bahwa penetapan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2026 harus sejalan dengan program-program Presiden Prabowo Subianto.
Dengan demikian, Suahasil meminta agar alokasi anggaran 2026 benar-benar berorientasi pada program, bukan hanya operasional.

"Dalam proses penyiapan anggaran, desain anggaran, biasanya ini kan bottom-up. Kita akan harus berubah. Programnya yang duluan, bukan operasionalnya," ujar Suahasil dalam acara Kick Off Meeting Penyusunan RKP 2026, Senin (5/5/2025).

Ia pun menjelaskan pendekatan baru tersebut penting agar setiap rupiah dalam APBN benar-benar digunakan untuk menjalankan program yang berdampak langsung bagi masyarakat dan dapat meningkatkan kesejahteraan.

"Bappenas akan menjadi dirigen dalam menyatukan berbagai kementerian dan lembaga dalam menyusun program prioritas. Kalau mau buat Sekolah Rakyat, Makan Bergizi Gratis, atau program lainnya, harus jelas mana belanja operasional, mana non-operasionalnya. Jadi jangan dibalik, dari seluruh operasional kami kumpulkan dulu, non operasional kumpulkan dulu, sisanya buat program, kebalik," ujarnya.

Pemerintah telah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,8%-6,3% dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026.

Selain itu, penurunan intensitas emisi GRK diperkirakan 37,14% dengan indeks lingkungan hidup 76,67%. Sementara kemiskinan ekstrem 0%, tingkat kemiskinan 6,5%-7,5%, tingkat pengangguran terbuka 4,44%-4,96%, dan rasio gini 0,377-0,380.

Untuk sasaran pertumbuhan ekonomi kawasan barat Indonesia sebesar 5,6%-6,0% dan kawasan timur Indonesia sebesar 6,5%-7,3%

Jumlah Pengangguran Naik, Tingkat Pengangguran Turun

Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 4,76% per Februari 2024. Kendati secara prosentase turun, jumlah pengangguran naik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pengangguran Indonesia per Februari 2025 naik 0,08 juta orang menjadi 7,28 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Ini sejalan dengan banyaknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) belakangan waktu.

"Dibanding Februari 2024, per Februari 2025 jumlah orang yang menganggur meningkat sebanyak 0,08 juta orang atau 83 ribu orang yang naik kira-kira 1,11%," ungkap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers, Senin (5/5/2025).

Kendati secara jumlah naik, tingkat pengangguran turun secara prosentase menjadi 4,76%. Angka tersebut adalah yang terendah dalam sejarah.
Tingkat pengangguran terbuka menghitung jumlah penganggur (orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, dan tersedia untuk bekerja) di bagi dengan angkatan kerja.
Tingkat pengangguran yang turun pada Februari 2025 disebabkan oleh tambahan jumlah penganggur yang lebih kecil dibandingkan jumlah angkatan kerja.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  1. New Energy Vehicle Summit 2025 di MGP Space, SBCD Park, Jakarta Selatan

  2. Innovation Summit Southeast Asia 2025 di Soehanna Hall, The Energy Building, SCBD, Jakarta Selatan. Turut hadir antara lain Menteri PPN/Kepala Bappenas.

  3. Seremoni Serah Terima Kunci Program Rumah untuk Karyawan Industri Media di Perumahan Gran Harmoni Cibitung, Kabupaten Bekasi, Provinsi Jawa Barat. Turut hadir antara lain Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman.

  4. Bank Mandiri bersama Mandiri Sekuritas dan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menyelenggarakan Peluncuran Program Cerdas Investasi, Finansial Mandiri sekaligus melakukan pembukaan perdagangan sesi 2 di Main Hall BEI, Jakarta Selatan.

  5. Kementerian Kesehatan menggelar media briefing 'Upaya Bersama dalam Penanggulangan Dengue'

  6. S&P Global PMI April 2025 (Singapura) 07:30 WIB
  7. Caixin Services & Composite PMI April 2025 (China) 08:45 WIB
  8. S&P Global Composite PMI Final April 2025 (Inggris) 15:30 WIB
  9. PPI Maret 2025 (Euro Area) 16:00 WIB
  10. U.S. Balance of Trade April 2025 (19:30 WIB)

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  1. tanggal Pembayaran Dividen Tunai PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA)
  2. tanggal DPS Dividen Tunai Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR)
  3. tanggal cum Dividen Tunai PT Teladan Prima Agro Tbk (TLDN)
  4. tanggal DPS Dividen Tunai Sekar Laut Tbk (SKLT)
  5. tanggal ex Dividen Tunai PT PAM Mineral Tbk (NICL)
  6. tanggal ex Dividen Tunai PT Pelayaran Nasional Ekalya Purnamasari Tbk (ELPI)
  7. tanggal ex Dividen Tunai PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD)
  8. tanggal DPS Dividen Tunai PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL)
  9. tanggal cum Dividen Tunai ABM Investama Tbk (ABMM)
  10. tanggal cum Dividen Tunai United Tractors Tbk (UNTR)
  11. tanggal cum Dividen Tunai PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA)
  12. tanggal cum Dividen Tunai Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA)
  13. tanggal cum Dividen Tunai PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI)

Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular