Sentimen Pasar Pekan Depan

Simak! Pekan Depan, Banyak Sentimen dari Domestik sampai AS

mae, CNBC Indonesia
03 July 2022 17:30
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasar keuangan domestik hancur lebur pada pekan ini sejalan dengan tekanan global dan rilis data ekonomi yang mengecewakan.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini ditutup di 6.794,328, jatuh 1,70%. IHSG juga ambruk 3,53%point-to-pointdalam sepekan.

Pada penutupan perdagangan kemarin (1/7/2022)rupiah berada di Rp 14.935/US$, melemah 0,27% di pasar spot. Dalam sepekan rupiah tercatat melemah 0,61%. Selain itu, rupiah juga mencatat pelemahan 4 pekan beruntun dengan total sekitar 3,5%.

Sementara itu, harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup menguat pada perdagangan Jumat (1/7/2022) akhir pekan ini, menandakan bahwa investor cenderung khawatir dengan kondisi makroekonomi global.

Sejumlah agenda dan pengumuman data ekonomi masih akan dikeluarkan pada pekan depan yang bisa berdampak besar terhadap pergerakan pasar.

Di antara data penting yang akan dikeluarkan pada pekan depan adalah risalah rapat Federal Open Market Committee(FOMC), pengumuman data pengangguran Amerika Serikat (AS), serta cadangan devisa (cadev) Indonesia.

Pada Selasa (5/7/2022), bank sentral Australia (RBA) akan mengumumkan kebijakan moneter mereka.
RBA telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada Mei dan 50 bps pada Juni menjadi 0,85%. Ini adalah kali pertama dalam 12 tahun, RBA menaikkan suku bunga acuan selama dua bulan beruntun.

Pada Rabu pekan depan, AS juga akan mengumumkan data jumlah lapangan kerja untuk Mei. Sementara itu, data non-farm payrolls serta angka pengangguran untuk Juni akan diumumkan pada Jumat pekan depan.

Data-data tersebut akan menjadi pegangan Bank sentral AS (The Federal Reserve/Fed) dalam menentukan suku bunga acuan.
Angka pengangguran di AS tercatat stagnan di angka 3,6% pada Mei, level terendah sejak Februari 2020.

Pada Kamis dini hari pekan depan, The Fed juga akan mengeluarkan risalah rapat FOMC yang digelar bulan lalu. Risalah ini diharapkan bisa memberikan petunjuk yang lebih jelas mengenai arah kebijakan The Fed setelah September.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuan sebesar 150 bps pada tahun ini, termasuk 50 bps pada Juni lalu.
Pasar berekspektasi The Fed akan kembali menaikkan suku bunga acuan pada Juli karena inflasi AS meroket ke level 8,6% pada Mei tahun ini.

Pada Kamis, Bank Indonesia juga akan mengeluarkan data cadev per akhir Juni. Cadev Indonesia terus turun dari US$ 141,4 per akhir Februari menjadi US$ 135,6 miliar pada akhir Mei. Cadev terkuras untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang terus tertekan, terutama dalam sebulan terakhir.

Pada Kamis pekan depan, Indonesia juga akan menjadi tuan rumah pertemuan menteri luar negeri seluruh anggota G-20. Pertemuan ini menjadi penting di tengah berkecamuknya perang Rusia-Ukraina.
Menarik ditunggu, apakah pertemuan tersebut akan menghasilkan kesepakatan yang penting di antara anggota G-20 dalam meredam perang.

Pada Jumat pekan depan, Bank Indonesia akan mengeluarkan data Survei Konsumen Juni 2022.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2022, tercatat 128,9. Catatan tersebut menjadi rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Tingginya IKK didorong oleh perayaan Hari Raya Idul Fitri pada awal Mei. Setelah mencapai puncak pada Mei, menarik ditunggu apakah konsumen Indonesia masih sangat optimis memandang perekonomian ke depan.

Indonesia menggantungkan sekitar 56% pertumbuhan ekonominya kepada konsumsi rumah tangga sehingga kepercayaan konsumen akan sangat penting dalam menjaga pertumbuhan.


TIM RISET CNBC INDONESIA


(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Menuju 7.000? Risiko Global Tinggi, Investor Wait & See

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular