
Menanti Petunjuk BI, Investor Memilih Hati-hati, IHSG Sepi?

Pelaku pasar kemungkinan masih memilih untuk berhati-hati setelah kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 bps pada pekan lalu. Mereka kemungkinan juga akan memilih wait and see menunggu hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan digelar Rabu-Kamis pekan ini.
William Surya Wijaya, CEO dari PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, memperkirakan IHSG berpotensi melemah dalapada hari ini.
Saham yang menarik untuk dicermati di antara Jasa Marga (JSMR), Alam Sutera Realty (ASRI), Astra Agro Lestari (AALI), Telkom Indonesia (TLKM), dan Indofood Sukses Makmur (INDF).
"Akan terdapat sentimen dalam negeri berupa penetapan tingkat suku bunga BI. Faktor lain adalah sentimen harga komoditas yang cenderung memiliki potensi tertekan dibanding peluang naik, hari ini IHSG berpotensi melemah," tutur William Surya dalam analisanya.
Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia, Suria Dharma dalam Power Lunch, CNBC Indonesia (Senin, 20/06/2022), memperkirakan pasar saham Indonesia akan bergerak sideways cenderung menurun dalam minggu-minggu ini.
"Mungkin bursa akan bergerak sideways dulu seminggu. Keputusan BI akan sangat berpengaruh ke pasar," tuturnya.
Suku bunga acuan BI (BI 7-Day Reverse Repo Rate/ BI7DRR) sebesar 3,50% sudah bertahan sejak Februari 2021.
Laju IHSG hari ini juga bisa ditopang dari musim dividen sejumlah emiten, seperti PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (Persero) atau SSMS yang akan membayarkan dividen ke investor sebesar Rp 80,15 per lembar saham. Tanggal batas terakhir terdaftar sebagai penerima dividen alias cum date pada tanggal 6 Juni 2022.
PT Bank Permata Tbk. (BNLI) juga akan membayar dividen senilai Rp 8,5 per lembar saham. Selanjutnya ada PT Golden Energy Mines (GEMS) yang akan membayar dividen senilai US$ 120 juta atau US$ 0,0204 per saham.
Hari ini, pemerintah juga akan melakukan lelang Surat Utang Negara (SUN) untuk tujuh seri. Menarik untuk dicermati seberapa besar penawaran yang masuk pada lelang tersebut, terutama dari investor asing.
Pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 20-30 triliun pada lelang hari ini. Dari tujuh lelang terakhir yang digelar sejak awal Maret 20022, pemerintah hanya sekali mampu memenuhi target tersebut.
(mae/luc)