
BI Masih Akan Tahan Bunga Acuan, Tapi Nggak Lama...

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) diperkirakan masih mempertahankan suku bunga acuan pada bulan ini. Namun, ada kemungkinan bank sentral Indonesia tersebut akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat sejalan dengan tren kebijakan moneter global yang lebih ketat.
Gubernur Perry Warjiyo dan anggota Dewan Gubernur lain dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) Maret 2022 pada 16-17 Maret 2022. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate bertahan di 3,5%. Dari 15 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus tersebut hanya satu yang memproyeksi BI akan menaikkan suku bunga acuan bulan ini.
Jika sesuai ekspektasi, maka suku bunga acuan akan bertahan di 3,5% sejak Februari 2021 atau sudah bertahan selama 13 bulan terakhir. Level 3,5% adalah suku bunga acuan terendah dalam sejarah Indonesia.
Keyakinan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga didorong fakta bahwa inflasi Indonesia masih terkendali meskipun mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir. Pada Februari 2022, Indonesia mencatatkan inflasi tahunan (year on year/YoY) sebesar 2,06%, lebih rendah dibandingkan Januari (2,18%).
Sebagai catatan, Indonesia tidak pernah mencatat inflasi tahunan di atas 2% sejak Mei 2020. BI sendiri menargetkan inflasi bergerak di 3,0%±1% pada tahun ini
Nilai tukar rupiah juga masih dalam grafik yang stabil bahkan menjadi salah satu yang terkuat di Asia.
"Suku bunga masih tetap bertahan pada level 3,5% seiring dengan tekanan inflasi yang masih terjaga dalam kisaran yang ditargetkan BI serta kurs rupiah yang tetap relatif stabil meskipun sentiment negative dari global mulai meningkat," tutur ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution, kepada CNBC Indonesia.
Damhuri juga mengingatkan bahwa suku bunga rendah masih diperlukan Indonesia untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung.
Perry Warjiyo berkali-kali menegaskan bahwa BI tidak akan menaikkan suku bunga selama inflasi belum melonjak.