Polling CNBC Indonesia

BI Masih Akan Tahan Bunga Acuan, Tapi Nggak Lama...

Maesaroh, CNBC Indonesia
16 March 2022 08:34
Ilustrasi Pertamax Turbo
Foto: Ilustrasi Pertamax Turbo (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Kendati diperkirakan masih mempertahankan suku bunga pada bulan Maret, BI diramal akan menaikkan suku bunga tahun ini. Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail bahkan memprediksi BI sudah akan menyesuaikan suku bunga acuan di Maret ini.

"(Penyesuaian untuk) mengantisipasi kenaikan The Fed Fund Rate (FFR) di Maret sebesar 25 bps," tuturnya, kepada CNBC Indonesia.


Ekonom OCBC Wellian Wiranto memperkirakan BI akan menaikkan suku bunga mulai Mei tahun ini. Kenaikan mempertimbangkan FFR yang diramal akan naik.

"BI mungkin tidak menaikkan suku bunga minggu ini tetapi mereka akan menaikkan suku bunga dalam waktu dekat, kemungkinan di Mei. Kami memperkirakan suku bunga acuan BI akan berada di 4,5% di akhir tahun," ujar Wellian.

Wellian menjelaskan di bulan Mei, kemungkinan inflasi Indonesia akan naik setelah melewati periode Ramadan dan Lebaran (April-Mei). "Beberapa bahan makanan bahkan sudah melonjak harganya. Ada risiko kenaikan BBM juga. Tekanan inflasi yang dihadapi Indonesia ke depan tidaklah kecil," tambahnya.

Kenaikan inflasi akan mengurangi minat investor dalam membeli surat utang Indonesia karena keuntungan makin mengecil. Sebagai mana diketahui, harga sejumlah bahan makanan seperti minyak goreng dan kedelai naik tajam karena kelangkaan pasokan.

Inflasi Indonesia juga biasanya menukik tajam selama bulan Ramadan karena melonjaknya konsumsi.

Tekanan eksternal juga terus menguat mulai dari perang, kenaikan harga komoditas, hingga naiknya Federal Funds Rate. Semua tekanan eksternal dikhawatirkan akan membuat investor pergi dari Indonesia dan memilih membawa dananya ke luar negeri untuk membeli aset aman seperti surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS).

Terlebih, yield surat utang pemerintah Amerika Serikat sudah naik drastis. Pada perdagangan Selasa (15/3), yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun telah menyentuh 2,149% yang merupakan level tertingginya sejak Juli 2019.

"BI bisa saja mengambil kebijakan hawkish jika inflasi naik lebih cepat dank arena krisis yang terjadi sekarang," tutur Nicholas Mapa, Ekonom ING.


 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular