Polling CNBC Indonesia

Harga Batu Bara Dkk Meroket, Neraca Dagang Bakal Untung Gede!

Maesaroh, CNBC Indonesia
14 March 2022 13:10
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat kontainer di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (4/3/2022). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Neraca perdagangan Indonesia diperkirakan kembali mencatatkan surplus di atas US$ 1 miliar pada Februari 2022. Surplus disebabkan oleh melonjaknya ekspor setelah produsen diizinkan kembali mengirim batu bara ke luar negeri mulai Februari lalu.

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Februari 2022, besok (15/3/2022). Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan nilai ekspor bulan lalu naik 39,17% dari Februari (year-on-year/yoy). Sementara impor diperkirakan tumbuh 38,53% yoy.

Dengan perkiraan tersebut, neraca perdagangan diprediksi surplus US$ 1,8 miliar di Februari. Surplus tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan yang tercatat pada Januari 2022 yakni US$ 932,9 juta ataupun Desember 2021 (US$1,01 miliar).

Kenaikan surplus neraca perdagangan di Februari sudah tercermin dalam cadangan devisa. Bank Indonesia melaporkan posisi cadangan devisa di akhir Februari 2022 sebesar US$ 141,4 miliar, naik US$ 100 juta dibandingkan dengan akhir Januari lalu.

Jika neraca perdagangan kembali mencatatkan surplus pada Februari, artinya Indonesia sudah membukukan surplus neraca perdagangan sejak April 2020, atau selama 22 bulan terakhir.


Sejumlah ekonom menjelaskan neraca perdagangan Februari akan sangat terbantu oleh kembali dibukanya keran ekspor batu bara. Sebagai mana diketahui, pemerintah sempat melarang ekspor batu bara di bulan Januari untuk memastikan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki pasokan batu bara sebagai bahan bakar pembangkitnya.

Ekspor kembali dibuka pada bulan Februari untuk perusahaan-perusahaan yang telah memenuhi persyaratan termasuk DMO.  Perang Rusia dan Ukraina juga mendongkrak harga komoditas yang menguntungkan bagi ekspor Indonesia.

"Peningkatan nilai ekspor didasarkan pada peningkatan harga komoditas ekspor Indonesia di pasar global, seperti CPO (minyak sawit mentah) dan batu bara. Dari sisi volume, peningkatan ekspor juga didukung oleh ekspor batu bara yang sempat tertunda pada Januari," tutur ekonom Bank Permata Josua Pardede, kepada CNBC Indonesia. 

Sebagai catatan, harga batu bara di Februari naik sekitar 11% dibandingkan Januari.


Batu bara adalah salah satu andalan ekspor Indonesia dan Indonesia merupakan tiga besar eksportir batu bara di dunia. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, ekspor batu bara yang tercermin dalam bahan bakar mineral, menjadi penyumbang utama ekspor Indonesia dengan angka mencapai US$ 32,84 miliar pada 2021. Angka itu setara dengan 14,98% dari total ekspor non migas Indonesia.

Selain dipicu harga, ekspor batu bara juga diyakini meningkat dari sisi volume karena meningkatnya permintaan sejalan dengan pemulihan ekonomi dunia. "Permintaan dari China meningkat seiring dengan kembali ekspansifnya manufaktur negara tersebut," tutur ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman.

Setelah sempat turun pada bulan Januari secara month-to-month (mtm), impor diperkirakan akan meningkat seiring pemulihan ekonomi domestik dan tingginya harga minyak. Pada Januari 2022, impor turun 14,62% (mtm) kendati masih naik 36,77% secara tahunan (year on year). Impor diperkirakan akan kembali naik pada bulan Februari.

Impor, terutama didorong kenaikan harga minyak mentah dunia akibat konflik panas di Rusia-Ukraina. Pada Februari, harga minyak mentah naik rata-rata 11,5%.

"Pembatasan aktivitas karena merebaknya Omicron sepertinya hanya sedikit menekan mobilitas masyarakat. PMI Manufaktur masih dalam zona ekspansif," tutur Faisal Rachman. Laju aktivitas manufaktur Indonesia memang melemah menjadi 51,2 di bulan Februari, dari 53,7 yang tercatat pada Januari.

Namun,level tersebut masih dalam zona ekspansif. Indeks di atas 50 menunjukkan dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. PMI manufaktur Indonesia berada d atas 50 selama lima bulan beruntun.

Sebagai catatan, kasus Covid melonjak di Februari hingga mencatat rekor 64.718 pada 16 Februari. Kenaikan kasus membuat pemerintah menaikkan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sejumlah daerah, termasuk Jabodetabek.

Selain harga minyak, kenaikan impor pada Februari juga kemungkinan dipicu oleh persiapan Ramadan yang jatuh pada awal April 2022. Dalam catatan BPS, impor bahan baku biasanya merangkak naik dua bulan sebelum puasa.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular