
Presiden Ukraina: 16 Februari Menjadi Hari Serangan Rusia!

Beralih ke bursa saham AS, tiga indeks utama ditutup di zona merah. Dow Jones Industrial Average (DJIA) minus 0,42%, S&P 500 melemah 0,37%, dan Nasdaq Composite berkurang 0,09%.
Penyebab koreksi di Wall Street adalah komentar pejabat teras bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Dalam wawancara bersama CNBC International, Presiden The Fed St Loius James Bullard menyebut pada 1 Juli 2022 suku bunga acuan sudah harus naik 100 basis poin (bps) atau 1%.
"Inflasi sudah meluas dan semakin cepat. Jadi, saya tetap pada posisi itu," tegas Bullard.
Untuk bulan depan, Bullard menyatakan Federal Funds Rate mesti naik 50 bps. Ini karena inflasi yang sudah menyentuh 7,5% year-on-year (yoy) pada Januari 2022.
Kenaikan suku bunga acuan akan ikut mengerek imbal hasil (yield) obligasi. Kenaikan yield akan menarik aliran modal dari pasar-pasar lainnya, termasuk pasar yang berisiko seperti saham.
Selain itu, kenaikan suku bunga acuan akan ikut menaikkan suku bunga di tingkat perbankan, termasuk kredit. Dengan begitu, biaya ekspansi emiten akan naik dan ini akan menggerus laba.
"Jadi, inflasi adalah kryptonite bagi valuasi emiten. Dampak inflasi tinggi akan meluas ke mana-mana, dan ini yang sedang kita rasakan sekarang," ujar Terry Sandven, Chief Equity Strategist di US Bank Wealth Management yang berbasis di Minneapolis (AS), seperti dikutip dari Reuters.
Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)
(aji/aji)