Newsletter

Kebangkitan Indonesia di Depan Mata!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
01 November 2021 05:55
Pasar Tradisional
Ilutstrasi Pasar Tradisional (CNBC Indonesia)

Rilis data kedua yang juga patut dimonitor adalah inflasi. Pada pukul 11:00 WIB, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data inflasi periode Oktober 2021.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan terjadi inflasi 0,09% secara bulanan (month-to-month/mtm). Sementara inflasi tahunan (year-on-year/yoy) diperkirakan 1,63%. Kemudian inflasi inti 'diramal' 1,36% yoy.

Bank Indonesia (BI) dalam Survei Pemantauan Harga (SPH) pekan III memperkirakan inflasi pada Oktober 2021 sebesar 0,08% mtm. Ini membuat inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) menjadi 0,88% dan inflasi tahunan 1,62%.

"Penyumbang utama inflasi Oktober 2021 yaitu komoditas cabai merah sebesar 0,06% (mtm), minyak goreng sebesar 0,03% (mtm), cabai rawit, rokok kretek filter dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar -0,03% (mtm), bayam, kangkung, sawi hijau, bawang merah dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm)," tulis laporan BI.

Seperti halnya aktivitas manufaktur, laju inflasi pun terakselerasi selepas pelonggaran PPKM. Permintaan yang meningkat karena masyarakat sudah tidak lagi #dirumahaja menyebabkan tekanan inflasi.

"Inflasi secara umum memang sepertinya tetap rendah hingga akhir 2021. Namun ada kemungkinan tekanan inflasi dari sisi permintaan pada kuartal IV-2021 karena pelonggaran pembatasan sosial," tulis Faisal Rachman, Ekonom Bank Mandiri, dalam risetnya.

Di satu sisi, percepatan laju inflasi memang perlu diwaspadai. Namun di sisi lain, ini juga menandakan peningkatan permintaan yang berarti konsumsi rumah tangga sudah mulai bangkit setelah tertekan akibat PPKM ketat.

Kalau industri manufaktur adalah penyumbang terbesar PDB dari sisi lapangan usaha, maka konsumsi rumah tangga adalah kontributor utama dari sisi pengeluaran. Saat konsumsi bangkit, maka pertumbuhan ekonomi juga akan terungkit.

So, sepertinya perekonomian nasional akan menjalani start yang impresif pada kuartal IV-2021. Jika bisa dipertahankan, apalagi ditingkatkan, maka pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2021 bakal cerah. Kebangkitan ekonomi Indonesia rasanya ada di depan mata.

Syaratnya satu saja: pandemi jangan 'menggila' lagi. Kalau kasus positif corona meroket lagi seperti Juli 2021 lalu, maka sangat mungkin PPKM akan ketat lagi. Andai ini terjadi, jangan harap ekonomi bakal pulih.

Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular