Newsletter

Corona Rekor Lagi, Jokowi Putuskan Tidak Pilih Lockdown

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 June 2021 05:55
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Ilustrasi Bursa Saham AS (AP/Courtney Crow)

Beralih ke Wall Street, tiga indeks utama ditutup bervariasi cenderung melemah. S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average (DJIA) terpangkas masing-masing 0,21% dan 0,11%, tetapi Nasdaq Composite bertambah 0,13%. Nasdaq kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Data ekonomi terbaru di Negeri Paman Sam yang campur aduk membuat investor bimbang menentukan langkah. Akibatnya, bursa saham New York hanya mampu bergerak tipis-tipis.

IHS Markit mengumumkan data pembacaan awal (flash reading) angka Purchasing Managers' Index (PMI) periode Juni 2021. PMI manufaktur AS diperkirakan berada di 62,6, skor tertinggi sepanjang sejarah pencatatan yang dimulai pada Oktober 2009.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka tandanya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi.

"Indikator PMI menunjukkan pertumbuhan yang impresif pada bulan ini, menutup kinerja kuartal II-2021 yang sangat menggembirakan. Pemesanan baru (new orders) terus tumbuh, meski melambat, di tengah keterbatasan kapasitas dunia usaha.

"Ini menyebabkan harga barang dan jasa naik sangat tinggi, karena kurangnya pasokan semakin terasa. Dunia usaha masih terus mencoba untuk memenuhi permintaan akibat stok yang semakin berkurang. Kuartal II-2021 mungkin akan menjadi puncak pertumbuhan ekonomi, tetapi sepertnya tidak untuk inflasi," sebut Chris Williamson, Chied Business Economist IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Namun di sisi lain, ada data yang bernada sebaliknya. Penjualan rumah baru pada Mei 2021 tercatat 769.000 unit, turun 5,9% dibandingkan bulan sebelumnya dan menjadi angka terendah sejak Mei tahun lalu.

Penurunan penjualan disebabkan oleh harga yang naik. Rata-rata harga rumah baru di AS pada Mei 2021 adalah US$ 374.000 (sekira 5,4 miliar dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.454 seperti kurs tengah Bank Indonesia 23 Juni 2021), melonjak 18,1% dibandingkan Mei 2020. Harga ini sudah di luar kemampuan sejumlah calon pembeli rumah pertama.

"Dua data tersebut menimbulkan perdebatan di pasar. Apakah tekanan inflasi yang terjadi saat ini temporer saja atau permanen? Saya memperkirakan keraguan ini akan berlanjut hingga musim laporan keuangan selanjutnya," kata JJ Kinahan, Chief Market Strategist di TD Ameritrade, seperti dikutip dari Reuters.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular