Newsletter

Corona Rekor Lagi, Jokowi Putuskan Tidak Pilih Lockdown

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 June 2021 05:55
Perawatan pasien di tenda darurat Instalasi Gawat Darurat (IGD) , RSUD tipe B Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi, Rabu (23/6/2021).  (CNBC INDONESIA/ANDREAN KRISTIANTO)
Foto: Perawatan pasien di tenda darurat Instalasi Gawat Darurat (IGD) , RSUD tipe B Chasbullah Abdulmadjid, Kota Bekasi, Rabu (23/6/2021). (CNBC INDONESIA/ANDREAN KRISTIANTO)

Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, adalah perkembangan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Data terbaru menunjukkan pandemi semakin ganas.

Kementerian Kesehatan melaporkan, jumlah pasien positif corona di Indonesia per 23 Juni 2021 adalah 2.033.421 orang. Bertambah 15.308 orang dari hari sebelumnya, rekor tertinggi penambahan pasien harian sejak kasus perdana diumumkan pada awal Maret tahun lalu.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif corona bertambah 11.169 orang per hari. Melonjak tajam dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 6.131 orang.

Angka kasus aktif terus bertambah. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih dalam perawatan, baik di fasilitas kesehatan maupun mandiri. Data ini mencerminkan seberapa berat beban yang ditanggung oleh sistem pelayanan kesehatan.

Per 23 Juni 2021, angka kasus aktif ada di 160.524 orang. Naik dibandingkan hari sebelumnya yang sebanyak 152.686 orang dan menjadi yang tertinggi sejak 13 Februari 2021.

coronaSumber: Worldometer

Lonjakan kasus corona membuat pemerintah mengetatkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatam Masyarakat (PPKM). Presiden Joko Widodo (Jokowi) belum memilih opsi karantina wilayah atau lockdown untuk menekan penyebaran virus yang awalnya mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China tersebut. Menurut Kepala Negara, PPKM bila dijalankan secara murni dan konsekuen akan mampu membatasi aktivitas masyarakat tanpa mengorbankan aspek ekonomi.

"Pemerintah telah memutuskan PPKM Mikro masih menjadi kebijakan paling tepat untuk hentikan laju penularan. Pemerintah melihat bahwa kebijakan PPKM Mikro masih menjadi yang kebijakan yang paling tepat untuk konteks saat ini karena bisa berjalan tanpa mematikan ekonomi rakyat.

"Saya sampaikan bahwa PPKM Mikro dan lockdown memiliki esensi yang sama yaitu membatasi kegiatan masyarakat. Untuk itu tidak perlu dipertentangkan. Jika PPKM mikro terimplementasi dengan baik, tindakan-tindakan di lapangan yang terus diperkuat, semestinya laju kasus bisa terkendali," jelas Jokowi.

Entah karena pengetatan PPKM atau karena kesadaran sendiri, aktivitas warga di luar rumah mulai berkurang. Di tempat perbelanjaan ritel dan rekreasi, misalnya, kunjungan masyarakat kembali di bawah hari-hari sebelum pandemi. Sebelumnya, tingkat kunjungan sempat berada lebih dari hari biasa sebelum pandemi.

Masyarakat pun lambat laun mulai kembali #dirumahaja. Terlihat aktivitas di rumah meningkat, pertanda orang-orang tidak keluar.

Apabila situasi terus memburuk dan masyarakat semakin takut untuk keluar rumah, maka kekhawatiran ekonomi bakal 'mati suri' adalah hal yang nyata. Indonesia mungkin bisa terbebas dari jerat resesi ekonomi pada kuartal II-2021, tetapi entah bagaimana nasib kuartal-kuartal berikutnya. Risiko resesi kambuh lagi sepertinya belum bisa dihapus dari daftar.

Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular