Newsletter

Corona Rekor Lagi, Jokowi Putuskan Tidak Pilih Lockdown

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 June 2021 05:55
rupiah melemah terhadap Dollar
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama tentu perkembangan di Wall Street. Kegalauan di New York dikhawatirkan bakal menular ke Asia, investor bakal bingung menentukan ke mana arah perdagangan. Ini tentu bukan kabar baik bagi IHSG dan rupiah.

Sentimen kedua adalah perkembangan nilai tukar dolar AS. Ada tendensi dolar AS bangkit lagi, di mana Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1% pada pukul 02:49 WIB.

Penyebab kebangkitan dolar AS adalah kembalinya isu seputar pengetatan kebijakan alias tapering off oleh bank sentral The Federal Reserve/The Fed. Dua pejabat teras The Fed, Raphael Bostic (Presiden The Fed Atlanta) dan Michelle Bowman (Anggota Dewan Gubernur The Fed), menyatakan tekanan inflasi boleh saja cuma sementara. Namun dampaknya akan terasa dalam waktu lebih lama dari perkiraan sebelumnya.

"Berbagai data terbaru membuat saya memajukan proyeksi (kenaikan suku bunga acuan). Saya memperkirakan suku bunga sudah perlu naik pada akhir 2022. Meski temporer, tekanan inflasi akan terjadi dalam waktu yang lebih lama dari perkiraan. Bukan hanya 2-3 bulan tetapi bisa 6-9 bulan," ungkap Bostic, sebagaimana diwartakan Reuters.

"Saya setuju bahwa tekanan inflasi disebabkan oleh keterbatasan pasokan dan peningkatan permintaan akibat pembukaan kembali aktivitas masyarakat (reopening). Jika situasi sudah lebih stabil, lebih seimbang, tekanan ini memang akan berkurang. Namun saya sulit memperkirakan kapan itu terjadi, yang jelas akan memakan waktu," tambah Bowman, juga dikutip dari Reuters.

Pernyataan Bostic dan Bowman membuat hantu' taper tantrum yang sempat pergi kini datang lagi. Dibayangi oleh potensi kenaikan suku bunga, investor berpaling ke dolar AS karena ada harapan berinvestasi di mata uang ini akan memberikan cuan gede.

Apabila penguatan dolar AS berlanjut, maka rupiah akan sulit untuk bangkit. Bukan tidak mungkin mata uang Ibu Pertiwi kembali terdepresiasi.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular