Newsletter

Corona Gila! Anies Pilih Jam Malam, Sri Sultan Ingin Lockdown

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2021 06:00
Mural Covid-19 di Tengah PPKM Mikro (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Mural Covid-19 di Tengah PPKM Mikro (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Sentimen lain yang patut diwaspada oleh pelaku pasar adalah perkembangan pandemi virus corona di Indonesia. Berkebalikan dengan di AS, Indonesia justru mengalami lonjakan kasus.

Per 20 Juni 2021, jumlah pasien positif corona tercatat 1.989.909 orang. Bertambah 13.737 orang (0,7%) dibandingkan sehari sebelumnya.

Tambahan pasien positif 13.737 orang dalam sehari adalah yang tertinggi sejak 30 Januari 2021. Sementara laju pertumbuhan 0,7% menjadi yang tercepat sejak 23 Februari 2021.

Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 9.562 orang dalam sehari. Melonjak dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yaitu 5.773 orang per hari.

Selama dua pekan terakhir, pertumbuhan pasien positif adalah 0,5% saban harinya. Lebih cepat daripada rerata dua minggu sebelumnya yakni 0,32% per hari.

DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur masih menjadi provinsi penyumbang kasus terbesar. Empat provinsi ini bertanggung jawab atas sekitar 60% kasus nasional.

Hal yang mengkhawatirkan adalah rantai penyebaran virus corona di empat daerah itu belum terputus. Rantai penularan bisa dilihat dari data tingkat reproduksi efektif (Rt). Jika angka Rt lebih dari satu, artinya seorang pasien positif corona masih bisa menulari satu orang lainnya. Rantai penularan semakin panjang.

Mengutip data Bonza per 20 Juni pukul 22:19 WIB, Jakarta jadi provinsi dengan Rt tertinggi yaitu 1,7. Artinya, pandemi virus corona di Ibu Kota masih jauh dari kata terkendali. Dengan kontribusi yang lebih dari 20% dari kasus nasional, situasi yang memburuk di Jakarta akan mencoreng muka Indonesia secara keseluruhan.

Perkembangan ini membuat sejumlah daerah kembali memperketat pembatasan sosial, termasuk Jakarta. Gubernur Anies Rasyid Baswedan menegaskan seluruh aktivitas warga Ibu Kota wajib berhenti pada pukul 21:00 WIB, tanpa kecuali. Tidak hanya itu, Anies juga melarang warga berkumpul lebih dari lima orang.

"Potensi penularan terlalu tinggi, petugas akan membubarkan kerumunan. Maka dari itu, jangan berkumpul lebih dari lima orang, nanti akan ditindak dan membubarkan diri," tegas Anies.

Kemudian, Pemerintah Kabupaten Bogor juga melakukan penyekatan di akses menuju lokasi wisata di sekitar wilayah Puncak. Akhir pekan lalu, ratusan kendaraan yang tidak bisa menunjukkan syarat untuk menuju daerah itu (surat keterangan negatif corona dan/atau surat keperluan dinas) harus balik kanan.

Sementara di Yogyakarta, Gubernur Sri Sultan Hamengku Buwono X menegaskan lockdown sepertinya adalah opsi yang sulit terhindarkan. Lockdown menjadi solusi agar pandemi benar-benar bisa dikendalikan.

"Kalau realitasnya masih seperti ini mau apa lagi, ya lockdown. Kemarin maunya ada keputusan izin kelurahan harus sampai atasan sebagainya dengan harapan semakin ketat masyarakat. Kalau masih tembus, arep apa meneh? Ya lockdown," tegas Ngarso Dalem, sebagaimana diwartakan detik.com.

Pembatasan semacam ini bertujuan mulia, menyelamatkan nyawa dan membantu meringangan beban sistem pelayanan kesehatan. Namun tidak bisa dipungkiri, harga yang harus dibayar bakal sangat mahal.

Saat aktivitas dan mobilitas masyarakat dibatasi, maka 'roda' ekonomi bakal sulit berputar kencang. Apalagi kalau sampai lockdown, bisa berhenti sama sekali.

Oleh karena itu, perekonomian Ibu Pertiwi masih diliputi oleh risiko yang sangat tinggi. Lonjakan kasus corona yang mungkin direspons dengan pembatasan kegiatan masyarakat akan membuat ekonomi 'mati suri'.

Halaman Selanjutnya --> Simak Agenda dan Rilis Data Hari Ini

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular