Newsletter

Corona Gila! Anies Pilih Jam Malam, Sri Sultan Ingin Lockdown

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
21 June 2021 06:00
Dollar
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Untuk perdagangan awal pekan ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen. Pertama, pelaku pasar tetap kudu mewaspadai isu tapering yang sepertinya belum pudar, bahkan mungkin semakin kental.

Akhir pekan lalu, lagi-lagi seorang pejabat teras The Fed bicara soal tapering. Namanya James Bullard, Presiden The Fed St Louis.

Dalam wawancara dengan CNBC International, Bullard memperkirakan bahwa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), terutama di AS, sudah hampir berada di garis finis. Oleh karena itu, sangat wajar bagi The Fed untuk mengubah posisi (stance) kebijakan moneter.

"Sepertinya kita akan menjalani tahun yang baik dengan reopening (pembukaan kembali aktivitas masyarakat). Bahkan mungkin lebih besar dari yang kami perkirakan. Ini tentu melahirkan tekanan inflasi, sehingga wajar kami sedikit berubah sikap menjadi lebih hawkish," kata Bullard.

Saat negara-negara lain masih bertarung dengan virus yang awalnya menyebar dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China itu, AS sepertinya bisa lebih tenang. Mengutip catatan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah pasien positif corona di Negeri Stars and Stripes per 18 Juni 2021 adalah 33.175.399 orang. Bertambah 11.767 orang (0,04%) dari hari sebelumnya.

Meski masih bertambah, tetapi laju kenaikan pasien melambat. Dalam dua pekan terakhir, rata-rata pasien positif bertambah 14.007 orang per hari. Jauh berkurang ketimbang rerata 14 hari sebelumnya yaitu 19.504 orang per hari.

Laju pertumbuhan kasus positif pun melambat. Dalam 14 hari terakhir, rata-rata pertumbuhan pasien baru adalah 0,04% per hari. Melambat dibandingkan rerata 14 hari sebelumnya yakni 0,06% per hari.

Reopening menjadi tema di AS, saat negara-negara lain masih berkutat dengan karantina wilayah (lockdown). Di Negara Bagian New York, misalnya, Gubernur Andew Cuomo telah mencabut seluruh larangan yang sebelumnya berlaku untuk menekan penyebaran virus corona.

Kini, seluruh tempat usaha ritel boleh menerima pengunjung sesuai kapasitas, tidak lagi dibatasi 50%. Demikian pula pusat kebugaran dan bioskop, yang awalnya hanya boleh terisi 33%.

Bagi mereka yang sudah menerima vaksin anti-virus corona dosis penuh, sudah boleh melepas masker dan tidak perlu menjaga jarak minimal dua meter. Namun warga yang belum divaksin masih harus menggunakan masker dan menjaga jarak.

New York adalah salah satu negara bagian paling maju dalam urusan vaksinasi. Cuomo mengungkapkan, sudah sekitar 70% penduduk dewasa mendapatkan setidaknya satu dosis vaksin.

Oleh karena itu, The Fed semakin tidak ragu untuk bicara soal tapering. Bullard menjadi salah satu anggota FOMC yang menilai suku bunga acuan sudah bisa naik pada akhir 2022. Menurutnya, ini perlu dilakukan untuk mengontrol laju inflasi dekat dengan 2%, seperti yang ditargetkan The Fed.

So, isu tapering kemungkinan bukannya luntur tetapi malah semakin tebal. Kejadian seperti pekan lalu masih sangat mungkin terulang. Pelaku pasar memilih bermain aman dan memeluk dolar AS sembari melepas kepemilikan di aset-aset berisiko, apalagi di negara berkembang. Ini tentu bukan kabar baik buat IHSG, rupiah, dan SBN.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (2)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular