Polling CNBC Indonesia

Inflasi Diramal Lebih Tinggi, Ada Denyut Daya Beli?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 March 2021 14:38
Pengunjung memlih produk yang dijual di supermarket Giant, Pondok Cabe, Tangerang Selata, Rabu (4/3/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pengunjung memlih produk yang dijual di supermarket Giant, Pondok Cabe, Tangerang Selata, Rabu (4/3/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Laju inflasi Indonesia pada Maret 2021 diperkirakan terakselerasi dibandingkan bulan sebelumnya. Tanda permintaan dan daya beli masyarakat mulai bergeliat?

Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi Maret 2021 pada 1 April 2021. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi bulanan (month-to-month/MtM) sebesar 0,145%.

Kemudian inflasi tahunan (year-on-year/YoY) diproyeksi 1,42%. Lalu inflasi inti tahunan 'diramal' di 1,4%.

Insitusi

Inflasi MtM (%)

Inflasi YoY (%)

Inflasi Inti YoY (%)

Citi

0.15

1.43

1.45

ING

-

1.4

-

Trimegah Sekuritas

0.1

1.38

-

Standard Chartered

0.16

1.44

1.31

Bank Permata

0.15

1.43

1.38

CIMB Niaga

0.16

1.44

1.39

Bank Danamon

0.08

1.36

1.35

Danareksa Research Institute

0.15

1.44

1.4

Bank Mandiri

0.12

1.4

1.5

BCA

0.14

1.42

1.44

Maybank Indonesia

0.07

1.35

1.46

MEDIAN

0.145

1.42

1.4


Jika ini terwujud, maka laju inflasi akan mengalami percepatan. Pada Februari 2021, inflasi bulanan berada di 0,1% dan tahunan 1,38%. Namun inflasi inti masih melambat karena bulan lalu adalah 1,53% YoY.

Oleh karena itu, belum bisa disimpulkan bahwa daya beli rakyat sudah pulih. Pasalnya daya beli tercermin dari inflasi inti, yang sepertinya masih melambat.

Inflasi inti berisi kelompok barang dan jasa yang harganya susah naik-turun, persisten. Jadi kalau harga yang 'bandel' saya bisa sampai turun, maka artinya permintaan memang lesu yang memaksa dunia usaha menurunkan harga.

Salah satu komoditas yang ada di 'keranjang' inflasi inti adalah emas perhiasan. Harga emas perhiasan mengikuti harga emas dunia.

Sejak akhir Februari 2021, harga emas dunia di pasar spot turun 1,66% point-to-point. Secara year-to-date, harga sang logam mulia sudah anjlok 10,13%.

Halaman Selanjutnya --> Konsumsi Masih Belum 'Sehat'

Sayangnya konsumsi masyarakat memang belum pulih betul, masih lesu. Ini terlihat di data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI).

Pada Februari 2021, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di 85,8. Naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 84,9.

Namun IKK menggunakan angka 100 sebagai titik awal. Kalau masih di bawah 100, maka artinya konsumen masih belum yakin, belum optimistis, belum pede memandang perekonomian.

IKK dibagi menjadi dua sub-indeks besar yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IKE pada Februari 2020 tercatat 65,1. Naik lumayan tajam dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 63 tetapi masih sangat jauh di bawah 100.

Sementara malah sedikit memburuk dari 106,7 pada Januari 2021 menjadi 106,5 pada bulan sesudahnya. "Ekspektasi konsumen terhadap penghasilan enam bulan ke depan pada Februari 2021 terpantau menguat. Meskipun ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja tidak sekuat bulan sebelumnya," tulis laporan BI.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular