Newsletter

Waspada Saham Bank, Serok Saham Tambang!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
26 March 2021 06:00
Bursa saham Amerika Serikat (AS)  Wall Street
Ilustrasi Bursa Saham AS (AP Photo/Richard Drew)

Syukurlah, ada kabar baik dari New York di mana tiga indeks utama di Wall Street berakhir menguat. Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 0,62%, S&P 500 bertambah 0,52%, dan Nasdaq Composite terangkat 0,12%.

Namun sepertinya penguatan ini hanya rebound teknikal. Maklum, DJIA dan kawan-kawan sudah melemah cukup dalam. Banyak barang murah di pasar uang siap untuk 'diserok'.

"Mungkin ini menjadi salah satu dari momentum ambil untung. Pelaku pasar juga perlu menyeimbangkan potofolio mereka jelang akhir kuartal I," kata Jordan Kahn, Chief Investment Officer di ACM Funds yang berbasis di Los Angeles (AS), sepert dikutip dari Reuters.

Dari sisi data ekonomi, ada rilis terbaru yang menambah optimisme di pasar. Pada pekan yang berakhir 20 Maret 2021, jumlah klaim tunjangan pengangguran di Negeri Adikuasa tercatat 684.000. Turun drastis 97.000 dbaadingkan pekan sebelumnya dan menyentuh titik terendah sejak Maret 2020.

Data ini menunjukkan bahwa perlahan tetapi pasti AS mulai pulih dari dampak pagebluk virus corona yang memporak-porandakan seluruh sendi kehidupan. Kini pandemi mulai terkendali karena vaksinasi terus digalakkan sehingga 'keran' aktivitas dan mobilitas publik bisa dibuka secara bertahap.

Lapangan kerja pun kembali tercipta, meski masih jauh dari level sebelum pandemi. Janet Yellen, Menteri Keuangan AS, dalam Rapat Kerja dengan Kongres kemarin menyebut masih ada sekitar 9,5 juta orang yang belum kembali bekerja.

"Kondisi sudah membaik dibandingkan tahun lalu, tetapi masih ada jutaan orang yang benar-benar merasakan penderitaan ekonomi. Vaksinasi yang semakin cepat dan luas semoga menjadi awal untuk mengakhiri penderitaan tersebut," tutur AnnElizabeth Konkel, Ekonom di Indeed Hiring Lab, seperti dikutip dari Reuters.

Ya, Presiden AS Joseph 'Joe' Biden memang punya target tinggi dalam hal vaksinasi. Saat jumpa pers Gedung Putih, pengganti Donald Trump itu yakin bisa menyuntikkan 200 juta dosis vaksin anti-virus corona dalam 100 hari pertama pemerintahannya.

"Saya percaya kami bisa melakukannya," tegas Biden, sebagaimana diwartakan Reuters.

Mengutip catatan Our World in Data, jumlah vaksin yang sudah disuntikkan ke lengan rakyat Negeri Adidaya per 24 Maret 2021 adalah 130,47 juta dosis. Biden mulai menghuni Gedung Putih pada 20 Januari 2021 sehingga 100 hari pemerintahannya akan jatuh pada 30 April 2021, ada waktu sebulan lebih sedikit.

Per 24 Maret 2021, rata-rata tujuh harian vaksinasi di AS mencapai hampir 2,5 juta dosis per hari. So, target Biden bisa tercapai jika laju vaksinasi bisa dijaga di level yang sekarang, apalagi kalau bisa ditingkatkan

Lapangan kerja yang semakin terbuka dan cepatnya vaksinasi membuat prospek ekonomi AS sangat cerah. Biden menyatakan mayoritas pihak memperkirakan ekonomi AS akan tumbuh lebih dari 6% tahun ini. Jika itu terwujud, maka akan menjadi laju tercepat sejak 1980-an.

Halaman Selanjutnya --> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini (1)

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular