
Akhirnya! Bulan Ini, RI Diramal Lepas dari Jerat Deflasi

- Menambah proyeksi Bank Permata
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah tiga bulan beruntun mengalami deflasi, ada kemungkinan Indonesia kembali ke zona inflasi pada Oktober 2020. Apakah ini pertanda permintaan mulai pulih?
Badan Pusat Statistik (BPS) dijadwalkan merilis data inflasi Oktober pada Senin (2/11/2020) mendatang. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan median inflasi 0,075% secara bulanan (month-to-month/MtM). Jika terwujud, ini akan menjadi inflasi bulanan pertama dalam tiga bulan terakhir.
Sementara inflasi tahunan (year-on-year/YoY) diperkirakan 1,44%. Kemudian inflasi inti tahunan berada di 1,82% YoY.
Institusi | Inflasi MtM (%) | Inflasi YoY (%) | Inflasi Inti YoY (%) |
CIMB Niaga | 0.05 | 1.42 | 1.8 |
ING | - | 1.39 | - |
Bank Mandiri | 0.12 | 1.49 | 1.82 |
Maybank Indonesia | 0.06 | 1.44 | 1.87 |
Danareksa Research Institute | 0.09 | 1.39 | 1.96 |
BNI Sekuritas | 0.07 | 1.44 | - |
ANZ | 0.07 | 1.44 | 1.8 |
BCA | 0.08 | 1.45 | 1.81 |
Citi | 0.26 | 1.64 | 1.82 |
Standard Chartered | 0.19 | 1.57 | 1.8 |
Bank Permata | 0.06 | 1.44 | 1.82 |
MEDIAN | 0.075 | 1.44 | 1.82 |
Harga sejumlah bahan pangan menunjukkan kenaikan dalam sebulan terakhir. Misalnya harga bawang merah ukuran sedang naik 16,67%. Kemudian harga cabai merah keriting naik 16,57%. Sedangkan harga telur ayam ras naik 3,31%.
Pada September, kelompok makanan, minuman, dan tembakau masih mencatatkan deflasi 0,37% MtM. Dengan kenaikan harga sejumlah bahan pokok, kemungkinan kelompok ini bisa membukukan inflasi.
"Tren deflasi sepertinya akan berhenti pada Oktober. Harga sejumlah bahan pangan mengalami kenaikan, misalnya cabai," sebut riset Citi.